Lestarikan Populasi Cumi Bangka, Kementerian KP Rilis Konsep Refugia Perikanan

Kompas.com - 14/10/2022, 12:06 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

BRSDM menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pembahasan naskah akademik fisheries refugia di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bangka Belitung, Rabu (12/10/2022).
DOK. Humas Kementerian KP BRSDM menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pembahasan naskah akademik fisheries refugia di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bangka Belitung, Rabu (12/10/2022).

KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) merilis konsep refugia perikanan sebagai upaya menjaga keberlanjutan cumi Bangka.

Sebagai informasi, cumi bangka atau yang dikenal dengan nama latin Uroteuthis (L) chinensis merupakan spesies cumi-cumi yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan cumi-cumi dari daerah lainnya di Indonesia.

Menurut Kementerian KP, langkah pelestarian tersebut diperlukan untuk meningkatkan populasi cumi Bangka yang cenderung kian menurun.

Sebagai langkah lebih lanjut, Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan (BRPSDI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) BRSDM mengeluarkan rekomendasi konsep refugia perikanan untuk melestarikan komoditas cumi bangka.

Hal tersebut telah disampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) pembahasan naskah akademik fisheries refugia di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bangka Belitung, Rabu (12/10/2022).

Refugia perikanan merupakan upaya pemulihan sumber daya ikan tertentu melalui perlindungan habitat pada fase kritis dalam siklus hidup ikan tersebut.

Hal tersebut memiliki keterkaitan dengan keberlanjutan stok sumber daya ikan melalui upaya yang difokuskan pada pengelolaan critical habitat atau habitat penting dan fishing ground atau daerah penangkapan.

Baca juga: Pakai Gerbong Berpendingin Khusus, KAI Logistik Luncurkan Kereta Pengangkut Produk Perikanan

Sekretaris BRSDM Kusdiantoro menuturkan bahwa cumi-cumi adalah komoditas ekspor perikanan ketiga terbesar.

Sekretaris BRSDM Kusdiantoro.DOK. Humas Kementerian KP Sekretaris BRSDM Kusdiantoro.

Hal itu dibuktikan dari tren ekspor cumi yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Lima tahun terakhir rata-rata ekspor cumi Indonesia naik sekitar 14,7 persen. Pada 2021, tercatat nilai ekspor mencapai 619 juta dollar Amerika Serikat (AS).

“Bangka Belitung merupakan salah satu sentra produksi cumi-cumi di Indonesia dengan kualitas cumi-cumi termasuk yang terbaik di pasar ekspor,” tutur Kusdiantoro dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Meski demikian, lanjut dia, dari hasil kajian diketahui terdapat indikasi penurunan populasi cumi di perairan Bangka Belitung.

Berdasarkan fakta tersebut, BRSDM lewat tim perikanan refugia menetapkan jenis cumi Bangka sebagai salah satu target yang akan dikonservasi dengan konsep refugia perikanan.

Solusi strategis jaga keberlangsungan komoditas cumi-cumi

Pada kesempatan tersebut, Kusdiantoro mengatakan bahwa konsep refugia perikanan menjadi solusi strategis yang dapat diadopsi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bangka Belitung (Babel) untuk menjaga keberlangsungan komoditas cumi-cumi di kepulauan ini.

Baca juga: Cumi-cumi Betina Gunakan Testis Palsu untuk Menghindari Jantan

Untuk itu, sebut dia, tim refugia perikanan telah menyusun naskah akademik berbasiskan data hasil kajian ilmiah.

Naskah tersebut, kata Kusdiantoro, nantinya dapat dimanfaatkan sebagai dasar kebijakan pengelolaan sumber daya ikan guna mengatasi permasalahan terkait perikanan cumi-cumi di perairan Bangka

“Nantinya, naskah akademis ini akan kami sempurnakan dan menjadi kado untuk ulang tahun Pemprov Babel yang akan diserahkan kepada gubernur. Naskah ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai landasan dalam pengelolaan sumber daya perikanan di Babel,” tuturnya.

Kusdiantoro menjelaskan, Indonesia saat ini tengah membangun konsep refugia perikanan melalui kegiatan South East Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) Fisheries Refugia.

Dalam hal tersebut, Indonesia melalui Kementerian KP menjadi unit pelaksana teknis kegiatan bersama dengan beberapa negara anggota SEAFDEC lainnya, yaitu Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

“Melalui FGD ini, saya berharap dapat menghasilkan suatu wilayah yang dikelola dengan konsep refugia melalui dukungan dari semua stakeholder terkait,” jelas Kusdiantoro.

Baca juga: FGD Reformasi Hukum Peradilan, Sejumlah Aktivis dan Pakar Hukum Kumpul di Kemenko Polhukam

Sementara itu, peneliti BRPSDI Amula Nurfiani mengatakan bahwa wilayah yang ditetapkan dalam refugia perikanan bukan merupakan zona larang ambil.

Adapun penetapan wilayah dalam refugia perikanan merupakan area yang dapat dikelola secara berkelanjutan. Wilayah ini juga pada saat tertentu harus ditutup, terutama saat musim puncak pemijahan cumi-cumi.

“Penutupan penangkapan diperlukan demi kepentingan rekrutmen dan menjaga keberlangsungan hidup cumi-cumi,” ucapnya.

Amula menjelaskan, luas kawasan refugia perikanan yang direkomendasikan adalah 157.668,35 hektar (ha).

Kawasan tersebut, kata dia, berada di wilayah perairan Pulau Bangka bagian utara, meliputi Perairan Utara Tuing, Gugusan Karang Jagur, Pesisir Belinyu, dan Pesisir Riau Silip.

Baca juga: Kredit Fiktif, 7 Tersangka Anggaran BPRS Bangka Belitung Ditahan Polisi

Apresiasi dari Pemprov Babel

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris DKP Babel Wahyono memberikan apresiasi terhadap upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk ikut serta melestarikan komoditas cumi-cumi di perairan Babel.

“Mewakili Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, kami sangat mendukung dan mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian KP karena telah melakukan kajian fisheries refugia ini,” ujarnya.

Untuk mengimplementasikannya, lanjut Wahyono, dibutuhkan komitmen berbagai stakeholder terkait.

Baca juga: Bangkai Cumi-cumi Raksasa Terdampar di Pantai Selandia Baru, Seperti Apa?

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa kawasan konservasi perairan Indonesia terus bertambah setiap tahun dan pada 2030 ditargetkan mencapai 32,5 juta ha.

“Langkah ini berkaitan dengan implementasi program ekonomi biru yang salah satunya melalui perluasan kawasan konservasi,” jelasnya.

Selain itu, kata Trenggono, Kementerian KP juga tengah membuat rencana target untuk dapat memperluas kawasan konservasi hingga 30 persen dari luas perairan.

 

Terkini Lainnya
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir, Kementerian KP Luncurkan Teknologi Pengeringan Rumput Laut
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir, Kementerian KP Luncurkan Teknologi Pengeringan Rumput Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Terbitkan Perpres Nomor 193 Tahun 2024, Prabowo Serius Genjot Ekonomi Biru
Terbitkan Perpres Nomor 193 Tahun 2024, Prabowo Serius Genjot Ekonomi Biru
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Berkat Program SFV, Gapokkan di Kawali, Ciamis Dapat Penghargaan dari Menteri KP
Berkat Program SFV, Gapokkan di Kawali, Ciamis Dapat Penghargaan dari Menteri KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kukuhkan 4 Guru Besar Vokasi, Menteri Trenggono Dukung Transformasi Pendidikan KP
Kukuhkan 4 Guru Besar Vokasi, Menteri Trenggono Dukung Transformasi Pendidikan KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Ikan Jade Perch Potensial Dibudidayakan di Indonesia, Menteri Trenggono: Sesuai Geografis Indonesia
Ikan Jade Perch Potensial Dibudidayakan di Indonesia, Menteri Trenggono: Sesuai Geografis Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lewat Eco Office, Kementerian KP Kenalkan Lingkungan Kerja Sehat dan Berkelanjutan
Lewat Eco Office, Kementerian KP Kenalkan Lingkungan Kerja Sehat dan Berkelanjutan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Transformasi Menuju OII, Kementerian KP Siapkan 11 Pendidikan Tinggi Jadi 1 Benchmarking
Transformasi Menuju OII, Kementerian KP Siapkan 11 Pendidikan Tinggi Jadi 1 Benchmarking
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian KP Adakan Pelatihan Budi Daya Perikanan untuk Negara-negara Afrika
Kementerian KP Adakan Pelatihan Budi Daya Perikanan untuk Negara-negara Afrika
Kementerian Kelautan dan Perikanan
KSBM Biak Sukses Kirim 13,3 Ton Ikan Segar, Wujud Dampak Positif Program Kalamo
KSBM Biak Sukses Kirim 13,3 Ton Ikan Segar, Wujud Dampak Positif Program Kalamo
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Hijaukan Pesisir Pangandaran, Kementerian KP, Pemda, dan Masyarakat Tanam 700 Pohon
Hijaukan Pesisir Pangandaran, Kementerian KP, Pemda, dan Masyarakat Tanam 700 Pohon
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sokong Usaha Masyarakat, Kementerian KP Perkuat Kinerja Keuangan BLU 
Sokong Usaha Masyarakat, Kementerian KP Perkuat Kinerja Keuangan BLU 
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lantik 2.023 Taruna dan Taruni, Kementerian KP Siap Tempa Mereka Hingga Jadi SDM KP Unggul
Lantik 2.023 Taruna dan Taruni, Kementerian KP Siap Tempa Mereka Hingga Jadi SDM KP Unggul
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Menteri KP: Lulusan Satuan Pendidikan Kementerian KP Harus Dimanfaatkan Negara dengan Baik
Menteri KP: Lulusan Satuan Pendidikan Kementerian KP Harus Dimanfaatkan Negara dengan Baik
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lulusan Satuan Pendidikan Kementerian KP Disebut Jadi Incaran Perusahaan Perikanan Luar Negeri
Lulusan Satuan Pendidikan Kementerian KP Disebut Jadi Incaran Perusahaan Perikanan Luar Negeri
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Dukung Keberlanjutan Konservasi Channa, Kementerian KP Gelar “Kontes Channa” di Depok
Dukung Keberlanjutan Konservasi Channa, Kementerian KP Gelar “Kontes Channa” di Depok
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke