KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono bersama para pimpinan perguruan tinggi perikanan dan kelautan seluruh Indonesia mengonsolidasikan lima program ekonomi biru.
Upaya tersebut dinilai penting untuk mengoptimalkan pembangunan pesisir berkelanjutan dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat pesisir.
Menteri KP Trenggono berharap, implementasi ekonomi biru bisa menekan ancaman kerusakan ekologi akibat berbagai kegiatan ekonomi yang memanfaatkan laut.
Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia (FP2TPKI) 2022, Seminar Nasional bertajuk Society 5.0, dan Ketahanan Bencana untuk Pembangunan Pesisir Berkelanjutan di Gedung Profesor Soedarto Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Selasa (20/9/2022).
Trenggono mengungkapkan, Kementerian KP telah menyiapkan lima program utama berbasis ekonomi biru yang menyeimbangkan kepentingan lingkungan dan ekonomi.
Baca juga: Tingkatkan Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah, ALAMI Luncurkan Fajr Academy
“Pertama, perluasan kawasan konservasi perairan mencapai 26,4 juta hektar (ha) dari target 32,5 juta ha pada 2030,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.
Perluasan tersebut, lanjut dia, dilakukan dengan fokus utama pengelolaan yang efektif untuk menjaga fungsi serapan karbon biru dan sebagai tempat pemijahan ikan.
Kedua, sebut Trenggono, penangkapan ikan terukur berbasis kuota di enam zona yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini untuk menekan overfishing sehingga stok ikan terjaga dan terkelola dengan baik.
“Untuk membuat tata kelola laut menjadi legal, regulated, and reported, Indonesia menetapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur yang berbasis kuota. Kebijakan ini akan diperuntukan kepada nelayan tradisional dan industri," katanya.
Ketiga, imbuh Trenggono, peningkatan perikanan budi daya berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mendorong pengembangan komoditas unggulan, seperti udang, kepiting, lobster, rumput laut, dan ikan bernilai ekonomis tinggi.
Baca juga: Keunikan Ikan Channa Barca, Ikan Berharga Fantastis Asal India
Keempat, menjamin wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terjaga dengan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melakukan penataan ruang laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil termasuk memastikan kegiatan yang memanfaatkan ruang laut sesuai dengan alokasi, daya dukung, dan mitigasi dampaknya.
“Kemudian yang terakhir untuk menjaga kesehatan laut. Salah satu program utama Kementerian KP adalah Bulan Cinta Laut. Program ini dilaksanakan melalui aksi bersih sampah laut di Indonesia dengan melibatkan nelayan,” jelas Trenggono.
Guna memastikan kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik, ia mengungkapkan bahwa implementasi program ekonomi biru akan dipantau menggunakan teknologi satelit dan kapal pengawas yang terkoneksi secara digital.
Dari peralatan canggih tersebut, Kementerian KP akan bisa memonitor laut Indonesia dengan baik.
Baca juga: Sukseskan Ekonomi Biru, Kementerian KP Gandeng JICA Optimalkan Program Marikultur Berbasis Data
Pada kesempatan tersebut, Rektor Undip Yos Johan Utama menyampaikan bahwa upaya pembangunan kelautan dan perikanan perlu dilakukan dengan memberikan fasilitasi, alat, pendidikan, dan akses bagi masyarakat.
Fasilitasi tersebut, kata dia, utamanya harus dibagikan kepada masyarakat kurang mampu yang berkecimpung di dunia kelautan dan perikanan.
"Anak-anak nelayan perlu diberikan kesempatan untuk belajar, sehingga secara bertahap dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat pesisir," imbuh Johan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo juga mendukung adanya program ekonomi biru sebagai upaya transisi dari pembangunan berbasis daratan menuju kelautan.
Baca juga: Respons Ganjar Pranowo Tak Diundang di Acara PDI-P yang Dihadiri Puan Maharani
"Kalau kami kalkulasi kekayaan laut kita (Indonesia) luar biasa, ini menjadi modal penting dalam ocean based oriented atau berorientasi berbasis laut,” ujarnya.
Sebagai informasi, dalam forum tersebut, Menteri KP Trenggono membagikan 200 paket Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Pemberian paket yang berisi olahan ikan ditujukan agar para dekan turut menjadi motor penggerak makan ikan.
Paket itu diberikan kepada perwakilan dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan yang mewakili wilayah Indonesia bagian barat, tengah, dan timur.
Adapun perwakilan tersebut, yaitu Dekan Fakultas Pertanian - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Lampung Mangkurat dari Kalimantan Selatan (Kalsel), dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - Universitas Kristen Arta Wacana dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: 30 Rumah Adat di Sumba Barat Daya NTT Terbakar
Masih dalam rangkaian kegiatan yang sama, Trenggono juga melakukan restocking 200.000 ekor benih ikan di Waduk Jatibarang Mijen.
Benih ikan itu, terdiri dari ikan nilem, ikan tawes, dan ikan wader yang didatangkan dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBAT) dan Dinas Perikanan Kota Semarang, serta Provinsi Jateng.