KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP) terus berupaya meningkatkan produksi perikanan berkelanjutan untuk mewujudkan implementasi program ekonomi biru di Indonesia.
Paling baru, Kementerian KP bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mengoptimalkan program Optimizing Mariculture Based on Big Data with Decision Support System (DSS).
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP, I Nyoman Radiarta mengungkapkan, pihaknya telah berkolaborasi dengan JICA untuk program tersebut di Indonesia sejak 2017. Dalam waktu dekat, kolaborasi akan berakhir.
Kerja sama tersebut bertujuan melakukan pemantauan kondisi lingkungan dan sosial ekonomi budi daya laut berbasis sistem informasi dan membangun DSS berbasis big data.
Beberapa cakupannya, meliputi sistem peringatan dini, pemilihan lokasi, daya dukung kawasan, dan sosial ekonomi. Semuanya dilakukan untuk membangun perikanan budi daya laut di Indonesia.
“Semua produk dari kerja sama ini akan bermanfaat untuk meningkatkan dan mempromosikan pengelolaan perikanan tangkap dan budi daya laut yang berkelanjutan di Indonesia, tidak hanya dalam jangka pendek tetapi juga dalam jangka panjang,” ujar Nyoman, dikutip dari keterangan persnya, Minggu (18/9/2022).
Baca juga: Kementerian KP Gandeng Jeju National University Tingkatkan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan
Dia mengatakan itu saat membuka acara Joint Cooperation Committee (JCC) dan evaluasi akhir bagi proyek Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS) Mariculture di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
“Hal yang paling penting, produk-produk kerja sama ini dapat digunakan untuk mendukung visi dan program strategis Kementerian KP,” terangnya.
Ia mencontohkan, DSS Real Time Environment and On Farm, Harmful Algae Blooms (HABs) Early Warning, dan Online Education System dapat digunakan untuk mendukung program prioritas Kementerian KP, seperti Kampung Perikanan Budi Daya dan program prioritas BRSDM Smart Fisheries Village.
“Program-program tersebut seluruhnya berbasis pada Ekonomi Biru,” ungkapnya.
Nyoman mengatakan, proyek kerja sama tersebut telah mencapai hampir semua keluaran yang direncanakan.
Keluaran tersebut, seperti pengembangan beberapa DSS, termasuk sistem digitalisasi data on farm melalui MICT-G, penampil data pemantauan lingkungan budi daya laut secara real time, serta smart dashboard untuk penangkapan ikan untuk memperkirakan stok ikan.
Kemudian ada pengawasan dan fishing ground serta sistem peringatan dini untuk pertumbuhan alga berbahaya, sistem pendidikan dan pelatihan online untuk pembudidaya ikan, teknisi, dan peneliti melalui EL-MARC, serta berbagai publikasi di jurnal dan konferensi internasional.
"Kegunaan dari output ini pada masa depan akan tergantung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan bertanggung jawab dalam menjalankan sistem dan terus meningkatkannya,” ungkapnya.
Lebih dari itu, Kementerian KP juga melakukan langkah penting dengan mengintegrasikan sistem DSS yang dikembangkan melalui proyek tersebut ke dalam sistem data dan informasi Kementerian KP.
Saat ini, lanjut Nyoman, Kementerian KP sedang menyelesaikan sistem command center yang bisa membuat sistem data dan informasi, pelaporan, dan pengambilan keputusan terintegrasi dalam satu sistem yang efisien.
Baca juga: Dongkrak Produktivitas Perikanan, Kementerian KP Kembangkan SFV Berbasis UPT
“Harapannya sistem DSS yang dikembangkan proyek ini dapat disematkan ke dalam command center, sehingga akan menjamin keberlanjutan dan kegunaan keluaran proyek," jelas.
Sementara itu, Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) Yayan Hikmayani mengatakan, JCC membahas pencapaian proyek dari 2017 hingga sekarang.
Setelah pertemuan tersebut, perwakilan JICA dan Japan Science and Technology Agency (JST) serta seluruh anggota tim Jepang lainnya mengunjungi lokasi SATREPS Mariculture, yaitu Lombok dan Lampung pada 17-22 September 2022.
Di Lombok, tim akan mengevaluasi sistem pemantauan sensor real time yang saat ini terpasang di Teluk Seriwe. Mereka juga melakukan wawancara dengan pengguna EL-MARC serta sistem pendidikan dan pelatihan online SATREPS.
Sementara itu, di Lampung, tim juga akan mengevaluasi sistem monitoring real time selain wawancara dengan pengguna ALBOOM. ALBOOM adalah sistem peringatan dini untuk HABs berdasarkan partisipasi ilmu warga.
Baca juga: Kementerian KP Luncurkan CapriVac Hydrogalaksi, Vaksin Buatan untuk Cegah Penyakit Ikan
"Saya berharap evaluasi lapangan akan menghasilkan tanda-tanda yang jelas bahwa proyek ini memang memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan budidaya laut di Indonesia," kata Yayan.
Pihak dari Jepang juga berharap kerja sama tersebut dapat bermanfaat bagi banyak orang sebagaimana disampaikan perwakilan JST Tsukasa Nagamine.
Ia mengatakan, pihaknya mengapresiasi dan terima kasih atas kerja sama yang telah dijalin dengan BRSDM.
"Banyak orang yang ingin melihat keberhasilan dari proyek ini di bidang budi daya laut. Saya berharap hasil kerja sama ini diimplementasikan oleh banyak pembudidaya ikan dan industri perikanan di Indonesia,” ungkapnya.
Tsukasa mengatakan, proyek tersebut memiliki pendidikan dan pelatihan online hasil pengembangan para peneliti Jepang dan Indonesia.
Baca juga: Kementerian KP Jajaki Kerja Sama Pertukaran Pelajar Satdik KP dengan Negara ASEAN
“Ini sangat penting bagi masa depan para pembudidaya ikan dalam meningkatkan kapasitas SDM. Jadi silakan diumumkan kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.
Tsukasa pun mengingatkan pentingnya kontinuitas dan pengembangan proyek antara Indonesia dan Jepang.
“Jadi mari bangun hubungan yang baik dan kembangkan proyek ini lebih jauh lagi," tutur Tsukasa.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mendukung kerja sama antara Kementerian KP dengan Jepang untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan.
"Jepang-Indonesia punya kesamaan sebagai negara bahari. Indonesia memiliki potensi perikanan yang besar, sedangkan Jepang punya keunggulan dari sisi teknologi yang bisa kita kerjasa makan," ungkap Menteri Trenggono.
Baca juga: Kementerian KP Promosikan Keunggulan SFV di Forum Asia Pasifik