KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan ( Kementerian KP) memberi kesempatan kepada pelajar di satuan pendidikan (satdik) miliknya untuk melanjutkan pendidikan ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia ( SDM).
Skema pengiriman pelajar dilakukan melalui program pertukaran pelajar milik Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian KP.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris BRSDM Kusdiantoro pada rangkaian acara ASEAN Blue Economy Outings di Politeknik KP Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (20/8/2022).
Kusdiantoro menjelaskan, skema tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Asia Tenggara dan daya saing global pada sektor KP.
Baca juga: Catat Kinerja Apik Semester I 2022, Berikut Deretan Capaian Ditjen PSDKP Kementerian KP
“Kualitas SDM menjadi kunci sukses pengembangan bangsa. Kami berharap, masukan dan saran dapat disampaikan pada Kementerian KP agar pengembangan pendidikan kelautan dan perikanan Indonesia semakin maju,” ujar Kusdiantoro dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (20/8/2022).
Kusdiantoro menambahkan, selain pertukaran pelajar, Kementerian KP juga memberi kesempatan kerja di negara-negara anggota ASEAN serta hibah ataupun dukungan penguatan institusi pendidikan kelautan dan perikanan Indonesia dari ASEAN.
Saat ini, lanjut Kusdiantoro, Kementerian KP memiliki 20 satdik yang tersebar di seluruh Indonesia. Satdik ini terdiri dari 11 satuan pendidikan tinggi, yakni 10 politeknik dan 1 akademi komunitas.
Kemudian, Kementerian KP juga memiliki 9 satuan pendidikan menengah, yakni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM).
Baca juga: Kementerian KP Promosikan Keunggulan SFV di Forum Asia Pasifik
“Jumlah peserta didik aktif saat ini mencapai 7.335 orang. Sementara, jumlah lulusan sejak awal pendirian satdik hingga sekarang mencapai 50.984 orang, terdiri dari 19.292 lulusan pendidikan tinggi dan 31.692 lulusan pendidikan menengah,” jelasnya.
Ia menambahkan, salah satu satdik tinggi yang dimiliki Kementerian KP adalah Politeknik KP Kupang. Kampus ini mengusung skema teaching factory (Tefa) yang memungkinkan peserta didik dapat merasakan langsung lingkungan dan suasana kerja, baik di sektor budidaya perikanan, pengolahan, maupun kapal penangkap ikan.
“Dalam upaya mengelola sumber daya kelautan, Indonesia membutuhkan SDM berkualitas dan kompeten," terangnya.
Baca juga: Kementerian KP Cetak Lulusan Pendidikan Siap Kerja dan Berwirausaha
Kusdiantoro berharap, negara-negara anggota ASEAN dan Seychelles dapat turut bekerja sama untuk mengundang komunitas internasional guna memobilisasi peluang kolaborasi dan investasi.
“Dengan begitu, upaya pengelolaan laut berkelanjutan, pembangunan ekonomi, dan sumber daya manusia yang kompeten dalam lingkup ekonomi biru dapat terwujud,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Dato Lim Jock Hoi menyambut baik rencana pertukaran pelajar negara-negara ASEAN dengan Politeknik KP.
Menurutnya, program tersebut dapat menjadi sarana berbagi pengetahuan dan teknologi, serta memberi kesempatan magang atau bekerja di negara anggota ASEAN.
Baca juga: Songsong Blue Economy, Kementerian KP Siap Cetak SDM Produktif dan Bertalenta
“Program tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas SDM terampil antarnegara anggota di sektor KP,” kata Dato.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pembangunan ekonomi biru merupakan salah satu hal krusial untuk memulihkan kesehatan laut dan potensi kelautan sebagai kekuatan ekonomi Indonesia.
Keberadaan SDM kompeten dan berdaya saing pun dinilai sebagai salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi biru.
“Oleh karena itu, kami mendorong pendidikan tinggi KP agar mengembangkan fleksibilitas dan inovasi pendidikan untuk memahami urgensi menjaga ekologi laut dan membuat laut menjadi lebih sehat,” kata Sakti.
Sebagai informasi, acara ASEAN Blue Economy Outings juga dihadiri Utusan khusus Republik Seychelles untuk ASEAN Nico Barito, Perwakilan Tetap (PR) Kamboja untuk ASEAN Yeap Samnang, serta Perwakilan Tetap (PR) Laos untuk ASEAN Bovonethat Doungchak.