KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus mendorong pengelolaan laut berkelanjutan.
Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan mendorong peran Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Wakatobi dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi kelautan dan perikanan.
Untuk diketahui, AKKP Wakatobi merupakan salah satu unit pendidikan di bawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP.
Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pihaknya mendukung berbagai kegiatan AKKP dalam mengupayakan sektor kelautan dan perikanan berkelanjutan.
Baca juga: Begini Cara Kementerian KP Kembangkan SDM Kelautan dan Perikanan
Ia pun mengapresiasi salah satu inovasi AKKP Wakatobi berupa budi daya rumput laut ramah lingkungan menggunakan batok kelapa sebagai pelampungnya.
“Saya mau inovasi itu diaplikasikan untuk pengembangan budi daya. Di sini kan budi dayanya bagus. Di sini ada kampung budi daya dan ada akademinya,” ucap Trenggono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/6/2022).
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat kunjungan kerja (kunker) ke kampus AKKP Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Rabu (8/6/2022).
Pada kesempatan itu, Trenggono menyampaikan dukungan atas program-program AKKP lainnya.
Adapun program tersebut, seperti Gerakan One Man One Mangrove dan Gerakan One Man One Coral untuk mendukung implementasi blue carbon.
Tak hanya secara lisan, Trenggono bahkan menandatangani secara tertulis dukungan tersebut.
“Program ini perlu disinergikan dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Ruang Laut (PRL) untuk mendukung implementasi blue carbon,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan (Kapusdik KP) BRSDM, Bambang Suprakto mengatakan, AKKP juga melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi dan penyadartahuan “Metode Coral Tree”.
Edukasi tersebut dilakukan AKKP dalam rangka pemulihan terumbu karang pada perairan laut Desa Matahora, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Wakatobi.
Bambang menjelaskan bahwa sistem pendidikan pada satuan pendidikan Kementerian KP menerapkan sistem pendidikan vokasi melalui pendekatan teaching factory dengan porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen
“Sebanyak 55 persen kuota peserta didik diisi oleh anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan,” ujarnya.
Baca juga: Dirjen PDSPKP: Strategi Menteri Trenggono Tingkatkan Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan
Para lulusan, lanjut Bambang, tak hanya mendapat ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi dan keahlian.
Adapun biaya pendidikan para lulusan sendiri disubsidi oleh negara.
“Mayoritas peserta didik adalah anak-anak nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, dan pemasar ikan, serta petambak garam”, ujar Bambang.
Sementara itu, Direktur AKKP Heru Santoso menambahkan, AKKP memiliki dua program studi, yaitu Konservasi dan Ekowisata Bahari.
Baca juga: Wisata Bahari Lamongan di Lamongan, Wahana, Harga Tiket, dan Jam Buka
Lulusan Konservasi, kata dia, mendapat Sertifikat Kompetensi Selam Open Water Diver A1, Selam Advance Adventurer A2, dan Perencanaan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan.
“Sementara itu, lulusan Ekowisata Bahari mendapat sertifikat kompetensi Pemandu, Ekowisata, Selam Advance Adventurer A2, dan Selam Open Water Diver A1,” jelas Heru.
Saat ini, lanjut dia, sedang dibuka pendaftaran satuan-satuan pendidikan Kementerian KP, termasuk AKKP, dengan informasi lengkap dapat diakses melalui tautan www.pentaru.kkp.go.id.