KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus berupaya memperjuangkan kebijakan perikanan berkelanjutan baik di tingkat nasional maupun internasional, termasuk di Asia Tenggara.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian KP I Nyoman Radiarta mengatakan, Indonesia memperjuangkan beberapa aktivitas yang mendukung program prioritas Kementerian KP.
Beberapa program itu, antara lain pengelolaan perikanan di kawasan Asia Tenggara yang berorientasi kepada keberlanjutan sumber daya dan pemulihan sosial ekonomi masyarakat pesisir.
Prinsip pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan dengan prinsip berkelanjutan yang dimaksud, yaitu menyeimbangkan kepentingan ekologi dan ekonomi untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Dengan demikian, pengelolaannya harus bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat dengan tetap memperhatikan faktor keseimbangan lingkungan.
Baca juga: Penyuluh Perikanan Jadi Garda Terdepan dalam Program Prioritas Kementerian KP
“Hal itu sejalan dengan Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) sebagai organisasi yang kompeten dalam upaya promosi perikanan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/5/2022).
Nyoman mengatakan itu saat menghadiri the SEAFDEC Council Director Meeting ke-54 sebagai Alternate Council Director Seafdec untuk Indonesia, Senin (23/5/2022),
Menurutnya, terdapat beberapa program strategis yang telah disepakati untuk dilaksanakan pada 2022-2023.
Pertama, pemberantasan Illegal, unreported, and unregulated Fishing (perikanan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur).
Dalam hal ini, terdapat tiga pokok bahasan, antara lain Regional Fishing Vessels Record (RFVR), Electronic ASEAN Catch Documentation Scheme (E-ACDS), dan Port State Measure (PSM).
Kedua, promosi perikanan berkelanjutan di kawasan ASEAN. Salah satunya dilakukan melalui Regional Plan of Action on Sustainable Utilization of Neritic Tunas in the ASEAN Region (RPOA-Neritic Tunas) atau Rencana Aksi Regional tentang Pemanfaatan Tuna Neritik Berkelanjutan di Kawasan ASEAN.
Baca juga: Langkah Konkret Kementerian KP untuk Wujudkan Smart ASN
Ketiga, ensuring food safety and quality of fish and fishery products atau memastikan keamanan pangan dan kualitas ikan dan produk perikanan.
Keempat, terdapat isu-isu dalam perdagangan dunia seperti yang terkait dengan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) atau Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Satwa dan Tumbuhan Liar Terancam Punah.
Nyoman menegaskan, Indonesia memperhatikan informasi dan update dari SEAFDEC tentang kegiatan-kegiatan terkait CITES.
“Indonesia ingin menginformasikan bahwa untuk menjaga dan memastikan keberadaan dan ketersediaan Hiu Paus, Indonesia telah menyusun Rencana Aksi Nasional Konservasi Hiu Paus 2021-2025,” ujarnya.
Sejak 2014, kata Nyoman, Indonesia juga telah menetapkan status Pari Manta dengan status perlindungan penuh untuk seluruh siklus hidup dan atau bagian tubuhnya.
Baca juga: Begini Cara Kementerian KP Kembangkan SDM Kelautan dan Perikanan
Kelima, isu-isu lainnya, seperti studi mengenai dampak Covid-19 pada sektor perikanan.
Nyoman menyebutkan, Indonesia telah mengikuti serangkaian regional workshop terkait the Study of Impacts of Covid l-19 Pandemic on Fisheries Sector of the ASEAN-SEAFDEC Member Countries pada 2021 dan 2022.
“Indonesia telah melaksanakan pembahasan pengisian kuesioner studi tersebut dan telah menyampaikan kembali hasil kuesioner hasil pengisian lingkup KKP pada Mei 2022,” jelasnya.
Indonesia juga mengikuti Regional Workshop for the Finalization of the Study Report on Impacts of Covid-19 Pandemic on the Fisheries Sector of the ASEAN-SEAFDEC Member Countries, 20 April 2022, dan menyampaikan masukan update data pada hasil studi dimaksud.
"Selamat kepada Laos atas kerja keras Anda yang luar biasa selama kepemimpinan di tahun lalu. Pada momen khusus ini saya ingin mengusulkan Malaysia sebagai Ketua Dewan SEAFDEC berikutnya untuk tahun 2022-2023," ujar Nyoman.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal SEAFDEC memaparkan hasil kegiatan SEAFDEC pada 2021.
Baca juga: Kementerian KP Tingkatkan Kapasitas SDM lewat Kewirausahaan dan Inovasi Pendidikan
Laporan tersebut terdiri dari 16 proyek di bawah mekanisme Fisheries Consultative Group-ASEAN SEAFDEC Strategic Partnership (FCG-ASSP), 10 proyek SEAFDEC Departmental Program, dan tiga program lainnya dalam suatu laporan tahunan.
Sebagai informasi, the SEAFDEC Council Director Meeting merupakan pertemuan tertinggi yang membahas capaian dan evaluasi terhadap program selama 2020-2021.
Pertemuan itu juga membahas penetapan dan kesepakatan bersama antara negara anggota SEAFDEC terhadap program strategis pengelolaan perikanan kawasan Asia Tenggara pada tahun selanjutnya.
Pertemuan yang diselenggarakan secara daring ini mempertemukan pejabat perikanan tertinggi dari 11 negara anggota untuk membahas isu-isu strategis regional.
Kesebelas negara itu terdiri dari negara ASEAN dan Jepang. Pertemuan tersebut dibuka Council Director Lao PDR selaku Outgoing Chairperson.
Baca juga: Lewat Penguatan Pendidikan Vokasi di SUPM Tegal, Kementerian KP Berupaya Tingkatkan Kemampuan SDM
Salah satu agenda pembahasan, yakni Election of Chair and Vice a Chair for SEAFDEC Council Meeting periode 2022-2023.
Sikap Indonesia dalam memperjuangkan perikanan keberlanjutan selaras dengan upaya yang selama ini telah dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, khususnya terkait ekonomi biru.
Sebelumnya, Menteri Trenggono menyatakan, penerapan konsep ekonomi biru merupakan acuan utama dalam membuat sumber daya kelautan dan perikanan dapat terus berkelanjutan.
Pihaknya tengah menyusun skenario penerapan ekonomi biru secara holistik guna memulihkan kesehatan laut dan mempercepat pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan.
Skenario tersebut, meliputi ekosistem laut sehat dan berkelanjutan serta penangkapan ikan sesuai dengan potensi lestarinya, yakni terukur berbasis kuota, budidaya ikan ramah lingkungan dan efisien, pengawasan integratif, dan lainnya.
Baca juga: Dirjen PDSPKP: Strategi Menteri Trenggono Tingkatkan Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan