KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak terkait insiden kebakaran kapal perikanan di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Selasa (3/5/2022).
Berdasarkan identifikasi di lapangan, hingga Jumat (6/5/2022), tercatat jumlah kapal perikanan yang terbakar mencapai 54 unit.
Asisten Khusus Bidang Media dan Komunikasi Publik Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP), Doni Ismanto mengatakan, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono telah menginstruksikan jajaran terkait untuk membantu para anak buah kapal (ABK) dan nelayan yang terkena dampak musibah kebakaran kapal perikanan di Cilacap.
"Tim dari Kementerian KP diminta all out atau mengerahkan segalanya untuk membantu para korban," katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Dirjen PDSPKP: Strategi Menteri Trenggono Tingkatkan Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan
Tak hanya itu, lanjut Doni, Menteri KP Trenggono juga meminta adanya evaluasi dan pengawasan ketat operasional di pelabuhan perikanan agar peristiwa serupa tidak terulang pada masa depan.
Ia mengungkapkan, sang menteri turut prihatin atas bencana kebakaran kapal perikanan yang terjadi. Menteri KP Trenggono pun mendoakan agar para pihak yang terkena dampak dari musibah itu bisa lebih bersabar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP), M Zaini Hanafi juga menyampaikan keprihatinan atas musibah kebakaran kapal yang terjadi.
Dari total jumlah kapal yang terbakar, kata dia, tercatat 41 unit aktif dan memiliki awak kapal perikanan. Sementara itu, 13 unit kapal sisanya belum memiliki awak kapal perikanan.
Baca juga: Banyak Awak Kapal Perikanan Tak Digaji, Pemerintah Diminta Lakukan Inspeksi
“Dari informasi yang dihimpun tim di lapangan, ada 13 kapal yang belum memiliki awak kapal. Dua kapal milik Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, 10 unit kapal baru dan satu kapal wisata,” jelas Zaini.
Ia mengatakan, total ABK terdampak insiden kebakaran kapal perikanan di Dermaga Wijayapura dan Batere, Cilacap, berjumlah 547 orang.
Sementara itu, imbuh Doni, satu ABK mengalami luka bakar dan tengah dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap.
Pemadaman kebakaran kapal perikanan telah berhasil dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemerintah Daerah (Pemda) Cilacap, Damkar PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Pelindo), Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap.
Baca juga: BPBD Tangsel: Material longsor Longsor di Kecamatan Setu Tangsel Sudah Dibersihkan
Selain mereka, ada pula pihak dari Badan Search dan Rescue Nasional (Basarnas) Cilacap, Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian KP, dinas dan pemda setempat, serta masyarakat nelayan yang ikut andil dalam memadamkan kebakaran kapal perikanan.
“Saat ini evakuasi bangkai kapal tengah dilakukan oleh para pemilik kapal beserta Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hubungan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Batang (HNSI) Kabupaten Cilacap yang juga memerlukan dukungan berbagai pihak,” ucap Zaini.
Pada kesempatan tersebut, Zaini menjelaskan, penyebab terjadinya kebakaran kapal perikanan di Cilacap masih dalam proses penyelidikan oleh Tim Automatic Finger Print Identification System (Inafis) dan Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian Daerah (Polda) Jateng.
Namun, dari informasi yang diterima di lapangan, sebut dia, kebakaran diduga berawal dari adanya ledakan pada kapal motor (KM) Pas Mantap 02 milik Edy Saputra. Kapal ini pada saat itu sedang melaksanakan perbaikan dan pencucian dinamo kapal.
Baca juga: Sedang Perbaikan, Kapal Selam KRI Cakra-401 Sukses Jalani Uji Penyelaman
“Kami terus mengimbau agar perbaikan kapal tidak dilakukan di kolam labuh. Pengawasan akan terus kami tingkatkan di pelabuhan perikanan untuk mencegah kejadian serupa agar tidak terulang di kemudian hari,” ujar Zaini.
Tim di lapangan, lanjut dia, juga sudah mendata para ABK terdampak kebakaran kapal tersebut. Hal ini sebagai tindak lanjut dan untuk memberikan bantuan agar dapat meringankan beban para ABK.
“Ke depannya, para ABK ini dapat disalurkan untuk bekerja pada kapal-kapal perikanan yg akan beroperasi dengan skema kebijakan penangkapan ikan terukur,” ujar Zaini.
Lebih lanjut, Zaini juga mengatakan bahwa perbaikan dan pengembangan pelabuhan perikanan di Cilacap akan terus dikembangkan.
Baca juga: Melejit, Nilai Ekspor Produk Perikanan RI Tembus Rp 21,95 Triliun pada Kuartal I-2022
Perbaikan dan pengembangan pelabuhan itu juga sebagai fasilitas untuk menampung penambahan unit kapal perikanan setiap tahun.
“Kolam pelabuhan perikanan di UPT Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap memang sudah penuh, sehingga ada kapal yang tambat di tempat lain. Kami akan segera fasilitasi ini dengan melibatkan berbagai pihak,” jelas Zaini.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan PPS Cilacap menjadi eco fishing port atau pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan yang menjadi salah satu program prioritas Kementerian KP.
Untuk sumber anggaran akan diusahakan melalui pinjaman dan atau hibah luar negeri (PHLN) yang difasilitasi oleh the Agence Française de Développement (AFD).