KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP), melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia ( BRSDM) KP mengembangkan Karamba Jaring Apung (KJA) Sistem Manajemen Air dengan Resirkulasi dan Tanaman (SMART) yang ramah lingkungan.
KJA SMART yang ramah lingkungan ini diharapkan mampu mencegah dan mengendalikan beban cemar dari budidaya ikan.
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan serta Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melakukan kunjungan kerja ke Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan ( BRPSDI), Waduk Djuanda, Jatiluhur, Jawa Barat.
Selain ketiganya, hadir pula Duta Besar Jerman Ina Lepel, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika serta Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Baca juga: Minyak Goreng Murah Langka, KKP: Pepes Ikan Lebih Bergizi dan Nikmat
Dalam agenda kegiatan tersebut, Menteri Trenggono diperlihatkan miniatur atau maket dari KJA SMART serta penjelasan mengenai cara kerja dan keunggulan dari teknologi tersebut.
Selain itu, kunjungan tersebut turut memperlihatkan sebuah penelitian baru, yakni KJA SMART Jaring Ganda.
KJA SMART Jaring Ganda menggunakan kolam yang terdiri dari tiga lapisan dan dilengkapi dengan penampung sisa pakan, sehingga mempermudah proses penyedotan limbah.
Adapun percobaan tersebut dilakukan sebanyak dua kali, yakni tanpa dan dengan inkubasi sisa pakan satu minggu. Lalu dilakukan juga pengamatan kualitas air setiap minggu.
Lebih lanjut, Menteri Trenggono berharap KJA SMART dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi limbah akibat dari adanya aktivitas budi daya ikan di Waduk Jatiluhur.
“Permasalahan yang ditemukan di lapangan harus segera ditangani dengan baik. Semoga dengan adanya KJA SMART bisa menjadi solusi pengurangan limbah dari budidaya ikan,” ujar Menteri Trenggono dalam keterangan pers yang diterima oleh kompas.com, Jumat (18/03/2022).
Senada dengan pendapat Menteri KP, Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta mengutarakan bahwa pihaknya berhasil menghasilkan ragam inovasi untuk mengurangi pencemaran di waduk dan danau.
Salah satu inovasi tersebut adalah teknologi KJA SMART yang menggabungkan antara sistem budi daya ikan dan pertanian ( akuaponik) yang telah dimodifikasi, sehingga KJA SMART dapat diterapkan di perairan terbuka, seperti waduk atau danau.
Sementara itu, Kepala BRPSDI Iswari Ratna Astuti mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian KJA SMART Jaring Ganda langsung di Waduk Jatiluhur.
Baca juga: KKP Setop Operasi Kapal Penambang Pasir Timah di Perairan Bangka, Ini Penyebabnya
Lebih lanjut, Ratna mengatakan bahwa hasil penelitian teknologi KJA SMART itu mampu mengurangi beban cemar bahan organik, nutrient N dan P dari aktivitas budi daya ikan yang masuk ke perairan.
“KJA SMART ini mampu mengurangi beban cemar bahan organik, sehingga hal ini berdampak pada terjaganya kualitas perairan,” kata Ratna.
Sebagai informasi, sumber pencemaran Waduk Kaskade Citarum, Jawa Barat, selain berasal dari input sungai yang bermuara di waduk, juga berasal dari kegiatan budi daya ikan dalam KJA.
Sisa pakan yang terbuang dan sisa metabolisme ikan dari kegiatan KJA menjadi sumber pencemaran organik akibat tingginya konsentrasi fosfor dan nitrogen yang dikenal dengan eutrofikasi.
Baca juga: Sedot 13.000 Metrik Ton Pasir Laut, KKP Hentikan Kapal Penambang Ilegal di Perairan Pulau Rupat
Teknologi inovasi KJA SMART yang ramah lingkungan tersebut diharapkan mampu mencegah dan mengendalikan beban cemar yang ada.
Adapun prinsip kerja dari inovasi tersebut, yakni teknologi resirkulasi air dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai fitoremidator dan filterisasi yang dapat memperbaiki kualitas air.
Selain memiliki keunggulan dalam inovasi ramah lingkungan, KJA SMART dibuat agar dapat menjadi destinasi ekowisata dan eduwisata di Waduk Jatiluhur.