KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, pemerintah akan segera menerapkan kebijakan penangkapan terukur di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI).
Penerapan kebijakan tersebut merupakan bagian dari transformasi tata kelola sektor kelautan dan perikanan Indonesia dengan mengedepankan prinsip ekonomi biru.
"Transformasi perikanan Indonesia akan lepas landas pada tahun ini. Keseimbangan antara faktor ekologi dan ekonomi merupakan pedoman utama untuk berubah menjadi kebijakan perikanan masa depan negara kami," ujarnya.
Dia mengatakan itu saat memaparkan presentasinya tentang "Visi Indonesia 2045: Ekonomi Biru untuk Perikanan Indonesia" di hadapan ribuan peserta forum internasional tahunan World Ocean Summit (WOS) ke-9, Selasa (1/3/2022).
Trenggono menerangkan, penerapan kebijakan penangkapan terukur merupakan satu dari tiga fase utama dalam transformasi tata kelola perikanan di Indonesia.
Baca juga: Dialog Blue Halo-S di Bali, Menteri Trenggono Paparkan Manfaat Penangkapan Terukur
Pada fase ini, kebijakan penangkapan ikan berbasis kuota dibarengi dengan restrukturisasi ekonomi nelayan dan pembudidaya ikan.
Fase selanjutnya berupa percepatan pertumbuhan berfokus pada ekonomi biru serta memperkuat pertumbuhan tersebut.
Melalui fase-fase tersebut, lanjut Trenggono, Indonesia menargetkan menjadi pengelola perikanan berkelanjutan yang diakui dunia.
"Perikanan berbasis kuota akan menjadi alat utama kami untuk mempertahankan lingkungan laut dan pada saat yang sama memajukan pertumbuhan ekonomi," paparnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Trenggono menambahkan, penerapan kebijakan penangkapan terukur juga merupakan wujud dari implementasi prinsip ekonomi biru.
Dia menjelaskan, Indonesia sebagai negara Ocean Panel menjadikan prinsip ekonomi biru sebagai salah satu acuan utama untuk mewujudkan keberlanjutan laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Soal Limbah Tes Antigen di Selat Bali, Menteri Trenggono: Laut Bukan Keranjang Sampah
"Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk memulihkan kesehatan laut dan mempercepat ekonomi laut yang berkelanjutan," tegasnya.
Pada presentasi tersebut, Trenggono turut menayangkan video dua menit yang berisi tentang substansi kebijakan penangkapan terukur di Indonesia.
Salah satu isinya mengenai peluang investasi di bidang perikanan yang bisa dimanfaatkan para investor dari dalam maupun luar negeri begitu kebijakan tersebut diterapkan.
Sebagai informasi, WOS ke-9 berlangsung secara virtual dari Lisabon, Portugal pada Selasa-Jumat, 1-4 Maret 2022.
Acara tersebut turut dihadiri CEO dan pimpinan dunia di bidang kelautan dan perikanan. Ada lebih dari 140 pembicara selama acara berlangsung dengan peserta mencapai 5.000 orang dari berbagai belahan dunia.
Baca juga: Tangani Pencucian Uang Bidang KP, Kementerian KP Latih 45 PPNS Perikanan
Peserta merupakan perwakilan pemerintahan, pimpinan industri berbasis laut, akademisi, hingga masyarakat sipil yang fokus pada kesehatan laut.
Acara yang digelar Economist Impact tersebut bertujuan melakukan katalisasi ekonomi kelautan yang berkelanjutan dengan mengubah cara bisnis yang berlangsung di lautan.
Selain itu, acara ini juga bertujuan mendorong kolaborasi lintas negara mengambil tindakan untuk memulihkan kesehatan laut.