KKP Kembangkan Inovasi Pupuk Hasil Olahan Rumput Laut

Kompas.com - 30/01/2022, 16:25 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.Dok. KKP Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan kerja ke Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) Bantul, di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (28/1/2022).

Kedatangan Trenggono tersebut bertujuan untuk memantau hasil inovasi yang dihasilkan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM).

Untuk diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan ( KKP) memiliki banyak hasil inovasi di bidang kelautan dan perikanan, salah satunya adalah teknologi pengolahan pupuk rumput laut.

Berdasar hasil riset dan pengujian yang dilakukan KKP, rumput laut bisa dijadikan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman.

Komoditas tersebut juga dinilai mengandung banyak manfaat lain, yakni sebagai bahan baku produk pangan, farmasi, dan kosmetik.

Trenggono mengatakan, rumput laut adalah salah satu komoditas laut andalan Indonesia yang berperan penting terhadap perekonomian negara. Terutama, dalam membantu menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Adapun Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut terbesar di dunia saat ini.

Tak hanya itu, menurut Trenggono, rumput laut juga memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global.

Oleh karena itu, potensi besar rumput laut yang bernilai tinggi mampu jadi keuntungan bagi negara beriklim tropis seperti Indonesia.

" Rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi, dan sosial. Keberadaan rumput laut mampu menjadi penggerak pembangunan nasional ataupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujar Trenggono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (30/1/2022).

Berkat potensi tersebut, Trenggono mengajak masyarakat melihat perkembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional. Ia juga ingin agar masyarakat mengetahui potensi dan status pemanfaatan jenis rumput laut Indonesia yang bernilai tinggi.

Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.Dok. KKP Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.

Dengan begitu, ia berharap ada link and match antara hasil penelitian atau pengembangan rumput laut dengan pelaku industri guna memajukan industri nasional.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai riset terhadap rumput laut. Salah satunya melalui LRMPHP Bantul.

“Satuan kerja LRMPHP Bantul ada di bawah supervisi Pusat Riset Perikanan BRSDM. Riset tersebut bertujuan untuk mendukung tiga program prioritas KKP, terutama pada program kedua. Program tersebut adalah pengembangan perikanan budidaya berbasis ekspor dengan komoditas unggulan di pasar global, seperti udang, lobster, kepiting dan, rumput laut,” jelas Kusdiantoro.

Di sisi lain, Kepala LRMPHP Luthfi Assadad mengatakan, saat ini, pihaknya telah mengembangkan peralatan pengolahan pupuk organik dari rumput laut untuk pengolahan pupuk cair dan pengolahan pupuk padat atau granul.

“Pada proses pengolahan dasar, alat yang digunakan adalah pencuci sistem kontinu dengan kapasitas pencucian 100 kilogram (kg) per jam yang ditujukan untuk rumput laut jenis Eucheuma Cottonii dan kapasitas 40-60 kg per jam untuk jenis Sargassum sp yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 1.000 watt,” ucap Luthfi.

Selain itu, tambah Luthfi, terdapat juga juga alat pencacah sistem kontinu berkapasitas 10 kg per jam menggunakan tenaga listrik 3 phase 8.000 watt.

Pada pengolahan pupuk cair, alat yang dipakai adalah pengekstraksi berkapasitas 90 kg per 90 menit dengan daya 6.000 watt.

Alat tersebut juga didukung dengan alat press hidrolik berkapasitas 10 kg per 10 menit yang dengan daya 1.000 watt.

Untuk pengolahan pupuk padat, terdapat tiga alat yang digunakan. Pertama, granulator berkapasitas 10 kg per jam yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 2.500 watt.

Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.Dok. KKP Teknologi pengolahan pupuk berbahan dasar rumput laut.

Kedua, alat konveyor berkapasitas 5 kg per jam dengan diameter drum 32 cm yang menggunakan tenaga listrik 1.000 watt. Ketiga, alat pengayak berkapasitas 5 kg per jam yang menggunakan tenaga listrik 1.000 watt.

Dapat diproduksi rumah tangga

Berdasar hasil penelitian, pupuk cair rumput laut terbukti dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, mempercepat tumbuhnya buah, bahkan membuat hasil panen hortikultura meningkat. Selain itu, pupuk cair rumput laut juga memiliki khasiat tinggi untuk digunakan pada tanaman bunga.

Peneliti LRMPHP Bakti Berlyanto Sedayu mengatakan, pembuatan pupuk rumput laut tersebut cukup mudah dan dapat dilakukan oleh rumah tangga.

Cara pertama, lakukan pemotongan terhadap rumput laut segar. Kemudian, rumput laut tersebut direbus menggunakan air destilata. Setelah itu, saring air rebusan tersebut.

Adapun air hasil saringan itu semuanya mengandung ekstrak rumput laut yang dapat diaplikasikan langsung ke tanaman.

“Cara kedua, lanjut Bakti, seperti halnya cara pertama, namun berasal dari rumput laut yang telah dikeringkan. Rumput laut kering digiling menjadi tepung, kemudian dimasukkan ke dalam air destilata dan didiamkan selama beberapa waktu. Lalu, campuran rumput laut tersebut dipanaskan hingga mendidih. Kemudian, diamkan lagi untuk beberapa waktu,” ucap Bakti.

Setelah itu, tambah Bakti, campuran disaring dengan kain penyaring untuk menghilangkan ampas dan padatan.

Sedangkan cairan hasil saringan disentrifugasi digunakan untuk memisahkan padatan yang masih tercampur.

Alat pengolahan pupuk dari rumput lautDok. KKP Alat pengolahan pupuk dari rumput laut

Untuk aplikasi ke tanaman, cairan ekstrak rumput laut yang didapatkan biasanya diencerkan menggunakan air terlebih dahulu.

“Cara ketiga, rumput laut segar dicuci bersih menggunakan air keran. Kemudian digiling menggunakan grinder hingga lumat. Rumput laut yang telah digiling tersebut ditambahkan air dan daging ikan rucah yang telah dihaluskan untuk meningkatkan unsur nitrogennya. Selanjutnya campuran rumput laut di fermentasi atau dikompos dalam wadah tertutup selama beberapa hari,” tutur Bakti.

Bakti menambahkan, cairan ekstrak rumput laut hasil pengomposan dapat diambil melalui pipa yang dipasang pada blong pengomposan. Namun, sebelum disemprotkan ke tanaman, cairan tersebut perlu diencerkan terlebih dahulu dengan air.

“Dengan mudahnya cara membuat pupuk rumput laut tersebut, maka kita bisa membuat sendiri pupuk cair rumput laut untuk tanaman atau kebun kita di rumah," ujar Bakti.

Terkini Lainnya
11 Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian KP Buka Pendaftaran Taruna/Taruni Baru 2024
11 Pendidikan Tinggi Vokasi Kementerian KP Buka Pendaftaran Taruna/Taruni Baru 2024
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian KP Tekankan Pentingnya Sertifikasi AKP untuk Tingkatkan Kesejahteraan Personel Kapal
Kementerian KP Tekankan Pentingnya Sertifikasi AKP untuk Tingkatkan Kesejahteraan Personel Kapal
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Akselerasi Kerja Sama Lobster dengan Vietnam, Menteri KP: Kualitas dan Harga Untungkan Dua Negara
Akselerasi Kerja Sama Lobster dengan Vietnam, Menteri KP: Kualitas dan Harga Untungkan Dua Negara
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Diumumkan, Pelaku Usaha Bisa Memanfaatkannya
Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut Diumumkan, Pelaku Usaha Bisa Memanfaatkannya
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Bantu Korban Bencana di Sumbar, Kementerian KP Kirim Bantuan Produk Perikanan
Bantu Korban Bencana di Sumbar, Kementerian KP Kirim Bantuan Produk Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Politeknik KP Pariaman Bantu Korban Bencana di Pesisir Selatan, Sumbar
Politeknik KP Pariaman Bantu Korban Bencana di Pesisir Selatan, Sumbar
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Perjuangkan Hak Nelayan Kecil, Kementerian KP Suarakan Isu Subsidi Perikanan di WTO
Perjuangkan Hak Nelayan Kecil, Kementerian KP Suarakan Isu Subsidi Perikanan di WTO
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Lewat Aplikasi e-Latar, Kementerian KP Berupaya Tingkatkan Mutu Pembelajaran Satdik KP
Lewat Aplikasi e-Latar, Kementerian KP Berupaya Tingkatkan Mutu Pembelajaran Satdik KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Pentaru 2024/2025 Dibuka, Beasiswa Pendidikan Gratis Diberikan bagi Peserta Didik Anak Pelaku Utama KP
Pentaru 2024/2025 Dibuka, Beasiswa Pendidikan Gratis Diberikan bagi Peserta Didik Anak Pelaku Utama KP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Menteri Trenggono Sebut SDM Berkualitas Jadi Kunci Majukan Sektor Kelautan dan Perikanan
Menteri Trenggono Sebut SDM Berkualitas Jadi Kunci Majukan Sektor Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian KP Siap Penuhi Permintaan Penempatan Awak Kapal Perikanan dari Indonesia di Kapal Spanyol
Kementerian KP Siap Penuhi Permintaan Penempatan Awak Kapal Perikanan dari Indonesia di Kapal Spanyol
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI-Spanyol Sepakat Tingkatkan Jaminan Perlindungan Awak Kapal Ikan Asal Indonesia
RI-Spanyol Sepakat Tingkatkan Jaminan Perlindungan Awak Kapal Ikan Asal Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Berkat Pemanfaatan Aset SFV UPT, Kementerian KP Raih PNBP Rp 32,05 Miliar
Berkat Pemanfaatan Aset SFV UPT, Kementerian KP Raih PNBP Rp 32,05 Miliar
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian KP, FAO, dan Pemprov Jateng Lepasliarkan 20 Kg Sidat Hasil Proyek IFish
Kementerian KP, FAO, dan Pemprov Jateng Lepasliarkan 20 Kg Sidat Hasil Proyek IFish
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Program Ekonomi Biru Kementerian KP Dikupas dalam Bali Ocean Days 2024
Program Ekonomi Biru Kementerian KP Dikupas dalam Bali Ocean Days 2024
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Bagikan artikel ini melalui
Oke