KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) bekerja sama dengan Alumni Angkatan 33 Institut Pertanian Bogor ( IPB) "TAN96UH" melakukan kegiatan restocking di Situ Gede, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Minggu (26/12/2021).
Kerja sama tersebut dilakukan Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), serta IPB melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Kelurahan Situ Gede.
Kegiatan restocking merupakan salah satu upaya Kementerian KP dalam meningkatkan pengelolaan sumber daya ikan dengan cara menambah stok ikan di perairan umum.
Adapun kegiatan restocking dilakukan di Situ Gede, Bogor, Jabar dengan menebar ikan sebanyak 33.000 ekor.
Baca juga: Jaga SDI di Danau Toba, Kementerian KP Lakukan Restocking Ikan
Jenis ikan yang ditebar, di antaranya ikan tor soro, patin, nilem, tawes, gurame, mas, dan udang galah.
Berbagai jenis ikan tersebut berasal BRSDM melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor dan Balai Riset Pemulihan Ikan (BRPI) Sukamandi serta Direktorat Jenderal (Ditjen) Perikanan Budidaya melalui Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, kegiatan restocking di Situ Gede merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat untuk perikanan berkelanjutan.
Kusdiantoro menilai bahwa Situ Gede saat ini telah mengalami kemajuan pesat infrastruktur jika dibandingkan dengan waktu dirinya melaksanakan praktik kuliah dahulu. Kini pihaknya sendiri ingin melakukan perbaikan secara ekosistem.
Baca juga: Sukseskan Program Terobosan, Kementerian KP Siapkan Riset dan SDM Unggul
"Jadi kami tebar ikan-ikan yang secara ekonomis bagus dan secara spesies juga tidak merusak habitat ikan lain karena itu ikan-ikan lokal. Semoga ikan-ikan ini bisa tumbuh cepat di sini dan menebar manfaat buat masyarakat banyak," ujar Kusdiantoro dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/12/2021).
Menurutnya, kegiatan restocking memiliki banyak manfaat, salah satunya untuk memperkaya jumlah sumber daya ikan.
Dengan banyaknya sumber daya ikan, lanjut Kusdiantoro, masyarakat diperbolehkan memancing.
Meski demikian, masyarakat tidak diperbolehkan menjaring dan melakukan destructive fishing, seperti penangkapan ikan dengan bom dan potas. Hal ini penting dilakukan agar ikan bisa berkembang biak secara banyak.
Baca juga: KKP Rampungkan Penyidikan 2 Pelaku Destructive Fishing
“Kegiatan restocking meningkatkan sumber daya ikan menjadi semakin banyak. Dari hal ini maka dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat, misalnya melalui kegiatan memancing, wisata, kuliner, dan event-event besar seperti festival,” imbuh Kusdiantoro.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat bisa memperoleh pendapatan dan protein hewani yang menyehatkan bagi kecerdasan otak. Bahkan, restocking juga bermanfaat untuk menjaga ikan dari kepunahan.
Sebagai informasi, kegiatan restocking menjadi salah satu rangkaian lanjutan dari kegiatan Reuni Perak Angkatan 33 IPB "TAN96UH" dengan tema “Membangun Konektivitas, Berkarya untuk Negeri”. Puncak acara ini dilaksanakan pada Sabtu (11/12/2021) lalu.
Kegiatan restocking tersebut juga merupakan salah satu program yang diusung oleh angkatan 33 IPB, yaitu "One Village, One Alumni".
Baca juga: Gerakan Save Babi di Medan, Tolak Pemusnahan dan Restocking Area Akibat Wabah Hog Cholera dan ASF
Adapun kegiatan penebaran ikan secara simbolis dilakukan oleh Plt Kepala BRSDM Kusdiantoro, Ketua Panitia sekaligus perwakilan Angkatan 33 IPB "TAN96UH" Mochamad Nur Asyik, Wakil Kepala LPPM IPB Sofyan Sjaf, dan Lurah Situ Gede Kartini Wulandari.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KP) Sakti Wahyu Trenggono menyatakan optimistis bahwa sektor kelautan dan perikanan mampu menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
Trenggono sendiri telah menetapkan tiga program prioritas Kementerian KP. Pertama, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap wilayah pengelolaan perikanan untuk keberlanjutan ekologi.
Baca juga: Wujudkan Program Prioritas, Kementerian KP Gelar Pelatihan Budi Daya Lele Sistem Bioflok di Konawe
Kedua, pengembangan perikanan budi daya berbasis pada ekspor dengan komoditas unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting, dan rumput laut. Ketiga, pembangunan kampung perikanan budi daya berbasis kearifan lokal.
Melalui upaya tersebut, Trenggono mengimbau agar pemanfaatan sumber daya ikan di kawasan perairan Indonesia oleh berbagai pihak dilakukan secara terukur dan selaras dengan prinsip ekonomi biru yang berkelanjutan.