KOMPAS.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP) terus berupaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) terampil di sektor kelautan dan perikanan.
Guna mewujudkannya, Kementerian KP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) belum lama ini menggelar berbegai pelatihan.
Salah satunya adalah “ Pelatihan Pembuatan Pakan Alternatif”. Kegiatan yang difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan ini diikuti 100 peserta dari lima titik secara blended online dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Adapun rincian pesertanya, yaitu 20 orang berasal dari Kabupaten Dharmasraya, 20 orang dari Kabupaten Solok, 20 orang dari Kabupaten Pesisir Selatan, 20 orang dari Kota Solok, dan 20 orang lainnya di Kota Padang.
Baca juga: Dukung 3 Program Prioritas Menteri KKP, BRSDM Luncurkan Buku Kampung Perikanan Budi Daya
Secara terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro berharap, adanya pelatihan dapat membuat para pelaku utama kelautan dan perikanan bisa moving forward atau bergerak ke depan.
Maksudnya, bergerak ke depan dalam memproduksi pakan secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada. Utamanya di tengah masa pandemi Covid-19.
Selain produksi pakan, sebut Kusdiantoro, moving forward juga bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi budidaya guna meningkatkan omzet usaha.
“Kami tahu bahwa dalam kegiatan budidaya dengan potensi perikanan yang cukup baik di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dan biaya terbesar itu adalah dari pakan,” ujarnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Triwulan II 2021, Menteri KP Berhasil Bawa Sektor Perikanan Tumbuh hingga 9,69 Persen
Kusdiantoro menjelaskan, pelatihan pembuatan pakan alternatif merupakan salah satu upaya dalam menekan biaya penggunaan pakan pabrikan.
Produksi pakan alternatif juga sebagai upaya untuk menggantikan pakan ikan dengan bahan lokal yang memiliki kualitas sama.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilia Pregiwati menilai, pelaku utama dalam pembuatan pakan alternatif dengan bahan lokal dirasa mampu meningkatkan dan menghasilkan produksi budidaya yang melimpah.
“Jadi setelah pembuatan pakan mandiri ini berhasil, ke depan dapat mendukung pertumbuhan ikan dan bisa mengurangi biaya pakan mencapai 50 persen dari biaya budidaya sehingga keuntungan bisa didapat,” ucapnya.
Baca juga: Jaga Sektor Kelautan dan Perikanan, Menteri KP Bekali BROL Jembrana dengan Teknologi Mumpuni
Tak hanya itu, lanjut Lilly, pelatihan tersebut juga memberikan ilmu kepada pembudidaya ikan agar ke depan dapat menghasilkan pakan yang tidak kalah dengan pakan pabrikan.
Kendari demikian, ia meminta pembudidaya memperhatikan masa kedaluwarsa pembuatan pakan mandiri.
“Karena hasil pengeringan pakan alternatif harus sesuai, sehingga produksi secara mandiri dapat menjadi usaha yang berkelanjutan,” ucap Lily.
Sementara itu, anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Hermanto berharap keberhasilan pada pelatihan produksi pakan alternatif dapat menjadi pilot project percontohan.
Baca juga: Bahaya Memberikan Pakan Cacing Sutra pada Ikan Cupang
“Saya sangat menyambut baik kegiatan pelatihan ini. Keberhasilan pada pelatihan pembuatan pakan alternatif dari para pembudidaya semoga dapat membuat Provinsi Sumbar sebagai penyuplai stok ikan untuk mewujudkan program gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan),” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Hermanto, para pelaku utama pada kegiatan itu dapat menerapkan kemampuan dalam memproduksi pakan secara mandiri yang berkelanjutan.
Hal tersebut, sejalan dengan program prioritas Kementerian KP dalam pengembangan kampung-kampung perikanan.
Salah satu peserta pelatihan, Zain mengatakan, kegiatan pelatihan ini sangat membantu, terlebih untuk para pembudidaya.
Baca juga: Investree dan Startup eFishery Salurkan Rp 30 Miliar untuk Pembudidaya Ikan
“Saya menjadi pembudidaya ikan nila sejak 2017. Saya selalu mengandalkan pakan pabrikan yang biaya produksinya sangat tinggi,” ujarnya.
Namun, kata Zain, dengan adanya pelatihan produksi pakan alternatif dapat menekan biaya produksi.
Terlebih, untuk biaya pakan lebih murah sehingga sangat membantu peternak ikan untuk membudidayakannya.
Selain pelatihan pakan, Kementerian KP juga berupaya meningkatkan keterampilan para pelaku utama, khususnya di bidang perikanan tangkap.
Guna mengimplementasikan hal tersebut, Kementerian KP melalui BRSDM turut mengadakan kegiatan “Pelatihan Teknik Menganyam Tali (Rope Splicing)” pada Selasa (3/8/2021).
Program itu juga difasilitasi oleh BP3 Medan dan diikuti sebanyak 234 peserta yang berasal dari 32 provinsi di Indonesia secara full online.
Plt Kepala BRSDM Kusdiantoro mengatakan, diperlukan adanya terobosan baru dalam kegiatan di bidang perikanan di masa pandemi Covid-19, khususnya pada perikanan tangkap.
Baca juga: Laporan: Bantuan Pemerintah di Sektor Perikanan Tangkap Picu Overfishing
“Meski di masa yang sangat sulit saat ini, kami tetap perlu adanya terobosan untuk meningkatkan kapasitas SDM. Kegiatan pelatihan itu merupakan hal penting untuk mendukung tren perkembangan teknologi penangkapan ikan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Puslatluh KP Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan. pelatihan teknik menganyam tali ditargetkan untuk para anak buah kapal (ABK) yang berkaitan langsung dengan keselamatan di atas kapal.
“Jadi, dengan teknik menganyam tali akan mengajarkan pengetahuan khususnya untuk ABK, yang berhubungan dengan keselamatan di atas kapal,” ujar Lilly.
Pelatihan itu, lanjut dia, mengajarkan bagaimana ikatan yang sederhana dari teknik menganyam. Baik dari pembuatan alat penangkapan ikan atau alat tangkap dari bahan utama yang terbuat dari tali sebagai alat perlengkapan.
Baca juga: Berantas Penangkapan Ikan Ilegal, KKP Gandeng Pengawas Perbatasan Australia
Lilly menjelaskan, menganyam tali atau rope splicing merupakan pembentukan sambungan semi permanen antara dua tali atau dua bagian tali yang sama, dengan membuka sebagian dan menjalin untaiannya.
Dalam hal itu, pada pembuatan alat penangkapan ikan, dibutuhkan keterampilan untuk membuat macam-macam simpul maupun menganyam atau splicing.
“Saya mencatat ada istilah yang disebut simpul delapan. Ada simpul bendera, simpul bendera ganda, simpul mati, sosok pangkal dan sebagainya. Nah, nanti apakah pelatih memberikan berapa macam,” ucap Lilly.
Ia berharap, pelatihan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh peserta, sehingga mereka bisa mendapat tambahan ilmu serta peningkatan keterampilan.
Baca juga: Wasekjen DPP Golkar: Kartu Prakerja Beri Peluang Peningkatan Keterampilan
Sementara itu, salah satu peserta mengatakan, pelatihan yang digelar merupakan pengalaman perdana yang sangat bermanfaat untuk ditularkan kepada masyarakat.
“Pelatihannya cukup menarik dan materinya bagus beda dengan yang lainnya,” ujarnya
Tak hanya pelatihan pakan ikan alternatif dan pembuatan alat tangkap, Kementerian KP menggelar pula “Pelatihan Teknik Perawatan Sistem Pendingin Motor Diesel Satu Piston”.
Adapun tujuannya, guna mengembangkan peningkatan kompetensi di bidang permesinan kapal perikanan, baik skala kecil maupun besar.
Baca juga: Tanggapi Putusan MK, Kepala PPATK Dorong Peningkatan Kompetensi Tangani Pencucian Uang
Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 169 peserta dari 28 Provinsi di Indonesia secara full online.
Untuk diketahui, motor diesel atau mesin pemicu kompresi merupakan motor pembakaran yang menggunakan panas kompresi.
Panas kompresi tersebut untuk menciptakan penyalaan dan pembakaran bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Kementerian KP berharap, adanya kegiatan pelatihan dapat membuat para pelaku utama memahami mekanisme sistem kerja pendingin pada motor diesel.
Baca juga: Mengapa Disebut Kereta Api Meski Bertenaga Diesel atau Listrik?
Dengan pemahaman mekanisme sistem, maka mereka dapat melakukan perbaikan secara mandiri, sesuai dengan standar pabrikan.
Sebagai informasi, pada kesempatan yang sama Kementerian KP juga menggelar kegiatan “Pelatihan Perbaikan dan Perawatan Akumulator atau Aki”.
Kegiatan tersebut difasilitasi oleh BP3 Tegal dan diikuti sebanyak 303 peserta dari 34 provinsi di Indonesia secara full online.
Perlu diketahui, aki merupakan alat penting yang dapat berfungsi sebagai penggerak mesin pada kapal maupun kendaraan bermotor.
Baca juga: Daftar Barang Mewah Selain Kendaraan Bermotor yang Bebas PPnBM
Untuk itu, pelatihan digelar bertujuan meningkatkan kompetensi masyarakat, khususnya para pelaku utama dalam melakukan perawatan dan perbaikan aki secara mandiri.
Kementerian KP berharap, melalui kegiatan tersebut, para pelaku utama dapat secara mandiri melakukan perbaikan hingga perawatan guna memperpanjang masa pemakaian aki.