KOMPAS.com – Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
Untuk itu, ia selalu mengaungkan beberapa langkah penting, seperti menghilangkan kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan dan restorasi terumbu karang dan mangrove.
“Ini sebagai langkah bersama dalam menghadirkan laut yang sehat dan berkelanjutan secara ekonomi,” terangnya dalam keterangan pers resmi, dikutip Kompas.com, Selasa (8/7/2021).
Hal tersebut diungkapkan Trenggono menyusul perayaan Hari Laut Sedunia dan Hari Segitiga Terumbu Karang Sedunia yang jatuh setiap tanggal 8 Juni.
Baca juga: Menteri Trenggono Dorong Pemkab Limapuluh Kota Budidayakan Ikan Gurami BIMA
“Dua perayaan ini menjadi simbol bahwa laut dan terumbu karang tidak dapat dipisahkan serta harus terus dijaga dan dilestarikan,” tuturnya.
Menurut dia, hingga saat ini, kerusakan ekosistem laut sebagian besar berasal dari ulah manusia.
“Setiap tahun, ada jutaan sampah rumah tangga yang mencemari laut. Kebanyakan sampah ini adalah sampah plastik. Kondisi ini tentu mengganggu keberlangsungan hidup biota laut,” jelasnya.
Untuk menangani permasalahan tersebut, sebut dia, pemerintah melalui kementerian/lembaga serta instansi terkait telah menggalakkan sejumlah program restorasi.
Baca juga: Kunjungi Poltek KP Pariaman, Menteri Trenggono Minta Generasi Muda Bangun Jiwa Wirausaha
Salah satunya adalah Kementerian Kelautan (KKP) melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dari program itu, KKP berhasil merestorasi sekitar 74,3 hektar (ha) atau setara 93.685 jenis terumbu karang di berbagai kawasan pesisir Nusa Dua, Pandawa, Sanur, Serangan, dan Buleleng.
Adapun terkait pemeliharaan hutan mangrove, KKP melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Ruang Laut (PRL) telah berhasil melakukan penanaman 2.975.129 batang mangrove dengan luas area 448,18 ha sepanjang tahun 2020.
“Luasan penanaman mangrove itu bahkan melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni 200 ha,” sambungnya.
Baca juga: Menteri Trenggono Jamin Nelayan Sejahtera dengan Program PNBP Pascaproduksi
Trenggono menerangkan, pihaknya terus berkomitmen untuk menjaga kesehatan laut dan melakukan restorasi di wilayah pesisir dengan kerusakan mangrove kritis.
“Ini sudah kami lakukan. Total mangrove di Indonesia yaitu 3,3, juta ha yang kritis ada sekitar 647.000 ha. Kami sudah restorasi sekitar kurang lebih 3.000 ha,” jelas dia.
Sementara itu, di tingkat internasional, pemerintah Indonesia juga aktif mengikuti forum maupun dialog yang berkaitan dengan kesehatan laut.
Hal tersebut dibuktikan lewat inisiasi penjagaan dan pemanfaatan wilayah laut serta terumbu karang di daerah segitiga terumbu karang pada 2009. Aksi ini dilakukan agar pemanfaatan dan pelestarian ekosistem laut bisa berjalan secara berkelanjutan.
Baca juga: Menteri Trenggono Bertemu Susi Pudjiastuti, Apa yang Dibahas?
“Laut tidak saja menjadi tanggung jawab Indonesia dan masyarakatnya, tetapi menjadi tanggung jawab setiap orang di seluruh dunia. Sebab, kehidupan manusia sangat bergantung pada laut,” kata dia.
Lebih lanjut, Trenggono menjelaskan, pengelolaan sektor kelautan dan perikanan harus selalu mengedepankan prinsip ekonomi biru.
Dengan begitu, sumber daya alam perikanan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai informasi, dalam peringatan itu, Trenggono bertemu dengan Menteri Kelautan Prancis Annick Girardin di Kantor KKP Jakarta Pusat.
Baca juga: Menteri Trenggono Bertemu Susi Pudjiastuti, Apa yang Dibahas?
Keduanya sepakat bahwa kelestarian ekosistem laut merupakan tanggung jawab bersama. Ini berlaku juga dengan pemberantasan praktik illegal fishing yang masih banyak ditemui hingga saat ini.