KOMPAS.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan untuk penataan guru dibutuhkan data yang jelas dan akurat.
Untuk itu, Mendikbud berharap agar Rapat Koordinasi (Rakor) Penataan Guru dan Tenaga Kependidikan yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (15/11/18), bisa menghasilkan data yang bisa digunakan sebagai dasar penataan guru.
“Saya minta detil guru yang ada di setiap daerah. Dengan data riil tersebut, akan dipahami betul bagaimana sebenarnya kebutuhan guru di masing-masing daerah,” tutur Muhadjir dalam sambutannya saat membuka Rakor, seperti dimuat kemdikbud.go.id, Sabtu (17/11/2018).
Perlu diketahui, rakor yang diselenggarakan Kemendikbud itu dihadiri unsur dinas pendidikan dan kepegawaian daerah. Mereka hadir untuk mengumpulkan data tentang jumlah dan pemetaan guru saat ini.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Supriano dalam laporannya menyampaikan bahwa dari rakor ini, didapat gambaran bagaimana pemetaan guru di Indonesia. Hasil tersebut juga bisa digunakan untuk memetakan keperluan formasi di tahun 2019.
“Dengan rakor ini kami akan memperoleh kesepakatan jumlah formasi atau kebutuhan guru per sekolah, per jenjang, per mata pelajaran yang akan diusulkan oleh bupati, walikota, atau gubernur melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk keperluan formasi tahun 2019 yang akan datang,” jelasnya.
Ia pun berharap dapat menyamakan persepsi tentang perencanaan dan pengendalian kebutuhan guru. Lebih dari itu, Supriano juga ingin dari rakor tersebut juga bisa dikumpulkan data yang meliputi, analisis jabatan guru, analisis beban guru, penghitungan kebutuhan guru, serta distribusi guru berbasis zona.
Rakor Pemetaan Guru dan Tenaga Kependidikan diikuti oleh 396 peserta yang berasal dari Lampung, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Utara, Kalimantan barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.