KOMPAS.com - Pemerintah mendorong para guru pendidikan dasar untuk giat menulis karya ilmiah untuk menyebarkan ide, gagasan, serta hasil penelitiannya.
Untuk itu, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar Seminar Nasional Guru Pendidikan Dasar Berprestasi 2017.
Seminar yang digelar pada 7 hingga 10 November 2017 di Hotel Kartika Chandra Jakarta itu bertajuk “Membangun Guru Pendidikan Dasar yang Profesional dan Berkarakter.”
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Anas M. Adam mengatakan, guru mengemban tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Baca: Guru Se-Indonesia Ikut Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2017
Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, ia melanjutkan, maka guru wajib meningkatkan kompetensi untuk pengembangan profesinya serta penguatan pendidikan karakter.
Menurut dia, pengembangan keprofesian guru dapat dilakukan lewat berbagai cara. Salah satunya dengan melatih kemampuan menulis karya ilmiah.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud mengadakan seminar nasional bagi untuk mempublikasikan karya ilmiah para guru pendidikan dasar.
“Karya ilmiah para guru perlu dipublikasikan kepada khalayak melalui Seminar Nasional Pendidikan Dasar 2017,” kata Anas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2017).
Seminar yang diikuti 240 orang guru dari 29 daerah itu merupakan salah satu cara untuk memicu kreativitas dan menjadi sarana untuk berinovasi bagi guru.
Adapun subtema yang dapat dipilih para guru yaitu pengembangan karir guru, pengembangan kompetensi guru, penguatan pendidikan karakter, peningkatan mutu pembelajaran, pengembangan literasi dasar, pedagogik literasi digital, pembelajaran berbantuan teknologi informasi, pembelajaran teknologi digital bergerak (mobile learning), perlindungan guru, serta pengembangan keterampilan abad 21.
Subtema tersebut ditawarkan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat terkini, khususnya di dunia pendidikan.
Pedagogik literasi digital
Sebagian besar guru memilih subtema peningkatan mutu pembelajaran. Sementara, subtema pedagogik literasi digital paling sedikit dipilih.
Padahal, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mendorong masyarakat untuk melek literasi digital. Tujuannya, internet dapat menjadi sarana yang positif bagi masyarakat.
"Penekanannya bukan hanya apa atau bagaimana alat-alat teknologi informasi dan komunikasi, internet, media sosial itu digunakan, tetapi untuk apa? Dan itu yang terpenting," ujar Muhadjir dalam Kompas.com, Jumat (3/2/2017).
Muhadjir siap terlibat dalam pelaksanaan literasi digital dan bersedia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Menurut dia, dunia maya saat ini semakin dipenuhi konten berbau berita bohong, ujaran kebencian dan radikalisme, bahkan praktik-praktik penipuan.
Keberadaan konten negatif yang merusak ekosistem digital tersebut hanya bisa ditangkal dengan membangun kesadaran masing-masing individu.
Dengan adanya kesadaran itu diharapkan masyarakat mampu menciptakan konten-konten positif yang mendorong produktivitas.