JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Ari Santoso mengatakan, kebijakan Sekolah Lima Hari disusun bukan untuk menggantikan struktur kurikulum yang kini berlaku.
Namun, kebijakan ini diberlakukan agar satuan pendidikan bisa leluasa dan kreatif dalam memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran.
Ari mengatakan, dalam kebijakan ini, kurikulum inti tetap disampaikan melalui kegiatan intrakurikuler.
Akan tetapi, sesuai Pasal 6 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat dilakukan di luar kelas.
(Baca: Kemendikbud: Sekolah Lima Hari Diberlakukan secara Bertahap)
"Adapun pelaksanaannya bukan tunggal atau mandiri saja. Namun juga dapat menggunakan metode kerja sama, antarsekolah maupun dengan lembaga-lembaga lain terkait," kata Ari melalui keterangan tertulis, Jumat (30/6/2017).
Ari menuturkan, beragam aktivitas yang dapat dilakukan siswa dalam hari sekolah di antaranya kegiatan pengayaan mata pelajaran, pembimbingan seni dan budaya.
Selain itu, pengembangan potensi, minat, bakat, serta kepribadian siswa juga dapat didorong melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Ari menegaskan, diperlukan peran guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dalam penyelenggaraan program Penguatan Pendidikan Karakter untuk mengoptimalkan sumber-sumber pembelajaran.
Dia pun menambahkan, penerapan lima hari sekolah akan sangat beragam di setiap satuan pendidikan.
Pengaturan jadwal serta teknis pelaksanaan menjadi kewenangan sekolah yang lebih mengetahui situasi dan kondisi masing-masing.
“Saat ini panduan pelaksanaan sedang disusun oleh tim dari Ditjen Dikdasmen dan Ditjen Pendidikan Agama Islam Kemenag,” tutur Ari.
(Baca: Tidak Semua Daerah Cocok dengan Kebijakan Sekolah Lima Hari)
Staf Ahli Mendikbud bidang Pembangunan Karakter Arie Budhiman beberapa waktu lalu mengatakan, dalam kebijakan ini sekolah dituntut secara kreatif menggalang kolaborasi dengan sumber-sumber belajar di luar sekolah.
"Ini harus kita garisbawahi. Di luar sekolah begitu banyak sumber-sumber belajar yang tak terbatas di semua daerah. Ada sumber-sumber belajar yang terkait dengan sains, seni dan budaya, olah raga, ataupun seni budaya," ucap Arie.