KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) menyerahkan bantuan Rp 11,96 miliar secara simbolik kepada para petani karet di Kabupaten Sarolangun, Jambi.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kasdi Subagyono dan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementan Justan Riduan Siahaan saat bersama Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan kunjungan kerja ke sana, Senin (25/3/2019).
Dalam rilis Kementan yang Kompas.com terima, dijelaskan bahwa bantuan tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sektor pertanian untuk Kabupaten Sorolangun tahun 2019.
Selain bantuan berupa materi, Kementan juga menyerahkan bantuan berupa alat mesin pertanian ( alsintan) yang menjadi kebutuhan pra dan pasca panen, serta bantuan peremajaan serta intensifikasi pemeliharaan tanaman karet.
Adapun alsintan pra panen yang diserahkan berupa 10 unit traktor roda dua, 5 unit cultivator, 6 unit pompa air ukuran enam inci, dan 50 unit electric handsprayer. Sedangkan untuk alsintan pasca panen, Kementan menyerahkan lima unit power tresher.
Terkait bantuan peremajaan dan pemeliharaan karet, Kementan memberikannya kepada perkebunan karet di Desa Gunung dan Desa Perdamaian di Sorolangun dengan rincian sebagai berikut.
Untuk di Desa Gunung, Kementan memberikan bantuan berupa benih karet, pupuk, pestisida, dan herbisida buat peremajaan karet rakyat di lahan seluas 350 hektar (ha) milik petani
Sedangkan di Desa Perdamaian, Kementan memberikan bantuan pemeliharaan karet rakyat berupa pupuk untuk lahan seluas 600 ha milik petani.
Kasdi mengatakan, bantuan peremajaan dan intensifikasi karet tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas petani.
Pada gilirannya, lanjut Kasdi, bantuan itu akan meningkatkan kesejahteraan petani karet di Sarolangun. Peremajaan atau replanting tersebut menurutnya adalah upaya jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan petani.
Bupati Sarolangun, Cek Endra yang turut hadir saat itu menyambut baik bantuan dari Kementan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Ia menuturkan bantuan yang diberikan sangat sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakatnya.
“Sarolangun memiliki perkebunan karet dan sawit yang paling banyak berproduksi di Jambi, tapi sayang tanamannya sudah tua, sudah dari zaman orde baru, produksinya sudah menurun,” ucapnya.
Sementara itu, Anggota IV BPK Prof. Rizal Djalil yang juga hadir mengungkapkan, kunjungan kerjanya bertujuan untuk mengecek langsung apakah bantuan dari pemerintah sudah sampai kepada masyarakat.
“Saya tahu Kementan banyak sekali memberikan bantuan ke daerah seluruh Indonesia, namun biasanya masalahnya bukan di kementan, tapi daerah penerima ada beberapa yang belum menyalurkan,” ucapnya.
Upaya meningkatkan harga dan produktivitas karet
Lebih lanjut Kasdi menuturkan, saat ini untuk jangka pendek pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan harga jual karet. Meski Indonesia termasuk salah satu produsen terbesar karet di dunia, namun urusan harga masih bergantung pada harga pasar internasional.
Untuk itu, tambah Kasdi, Indonesia menginisiasi pertemuan dengan Tahiland dan Malaysia untuk membahas peningkatan harga jual karet di pasaran Internasional.
Baca juga: Naikan Harga Karet, Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Kurangi Ekspor
“Produksi tiga negara ini sama dengan produksi 70 persen karet dunia. Jadi kita membuat kesepakatan untuk membatasi ekspor agar karet dunia berkurang," ungkapnya.
Mengenai batasan ekspor yang akan diberlakukan tersebut, Kasdi mengungkapkan ini mengacu pada hukum supply and demand.