Dengan Metode Penghitungan Baru, BPS Buktikan Indonesia Surplus Beras

Kompas.com - 23/10/2018, 21:30 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data produksi beras tahun 2018 berdasarkan metode penghitungan baru. Hasilnya, diketahui Indonesia memilliki surplus produksi beras sebesar 2,8 juta ton.

BPS menyampaikan hasil penyempurnaan penghitungan produksi beras ini dalam rapat lintas Kementerian dan Lembaga di Kantor Wakil Presiden, Senin (22/10/2018) kemarin.

Terkait data tersebut, anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Parlindungan Purba mengapresiasi kerja keras Kementerian Pertanian ( Kementan) yang telah mengupayakan penyediaan stok pangan di Indonesia.

"Apabila ini dilanjutkan dengan bersinergi dengan daerah, maka cita-cita Indonesia Lumbung Pangan Dunia bisa dicapai. Fondasi sudah dipasang oleh Kementan di bawah kepemimpinan Pak Amran," ujar Parlindungan, dalam siaran resmi yang Kompas.com terima, Selasa 23 Oktober 2018.

Mengenai angka surplus beras 2,8 juta ton yang berada di bawah angka perkiraan surplus beras Kementan sebesar 13,03 juta ton, Parlindungan menyampaikan, ini artinya klaim surplus beras Kementan selama ini terbukti.

"Yang terpenting adalah pemenuhan kebutuhan pangan terpenuhi, bahkan surplus," tambahnya.

BACA JUGATahun Ini Indonesia Surplus Beras 2,85 Juta Ton, Ini Kata Pengamat...

Secara garis besar, tahapan dalam perhitungan produksi beras dimulai dari perhitungan Luas Lahan Baku Sawah Nasional, perhitungan Luas Panen dengan metode baru Kerangka Sampel Area (KSA), serta perhitungan Tingkat Produktivitas Lahan Per Hektar.

Keseluruhan tahapan ini kata Parlindungan, dilakukan oleh BPS bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Parlindungan menambahkan, publik sebaiknya tidak membanding-bandingkan perbedaan besaran angka surplus beras Kementan dengan BPS. Karena selama ini Kementan menggunakan data yang juga diolah BPS.

“Tidak wise membanding-bandingkan data Kementan dengan BPS. Karena sejatinya Kementan selama ini tidak mengolah dan menyajikan data. Tetapi menggunakan data BPS dengan metode lama," tambahnya.

BPS mencatat, dengan memperhitungkan potensi sampai Desember 2018, luas panen sepanjang tahun ini diperkirakan mencapai 10,9 juta hektar (ha).

Berdasarkan hitungan ini diperkirakan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hingga September 2018 sebanyak 49,65 juta ton. Sampai akhir tahun, diperkirakan total produksi GKG tahun 2018 mencapai 56,54 juta ton atau setara dengan 32,42 juta ton beras.

BACA JUGA: Kementan: Persediaan Beras Nasional Masih Surplus

"Intinya dengan luas panen dan produktivitas, hasil perhitungan BPS yang terakhir adalah total produksi berasnya adalah 32,4 juta ton. Nah, di pihak lain, konsumsi kita terlalu rumit untuk saya ceritakan satu satu, totalnya tahun ini 29,6 juta ton," ujar Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian usai rapat.

Dengan demikian ada surplus produksi beras sebanyak 2,8 juta ton di tahun ini. Angka surplus produksi beras, kata Darmin, juga susut akibat banyaknya keluarga petani yang menyimpan beras.

"Sekarang 2,8 juta ton dan Anda tahu petani kita berapa banyak? 4,5 juta keluarga, mereka pasti menyimpan”, katanya.

Keluarga petani diketahui biasa menyimpan beras dalam jumlah yang cukup banyak untuk kebutuhan jaga-jaga. Petani biasanya akan menjual untuk memenuhi kebutuhan setahun dan membayar biaya sekolah anak serta lainnya.

Menanggapi hasil rapat ini,  Kementan menyampaikan ke depan program-program terobosan untuk meningkatkan produksi dan surplus beras akan terus diupayakan.

Cara adalah melalui perbaikan produktivitas dengan mendorong petani menerapkan inovasi teknologi. Maupun dengan peningkatan luas tanam atau panen, seperti pemanfaatan lahan rawa dan lahan kering yang potensinya sangat besar.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com