KOMPAS.com - Penelitian pertanian tak boleh hanya menjadi arsip dokumen di perpustakaan.
Oleh karenanya, pemerintah berkomitmen menerapkan hasil penelitian untuk mengembangkan pertanian di Indonesia.
Dalam waktu dekat, hasil penelitian dua dosen Universitas Brawijaya tentang jagung merah dan pupuk bakal dikembangkan.
"Saya minta hasil penelitian pertanian ini langsung diterapkan. Kementan akan siapkan anggarannya," kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, di gedung Windyaloka, Universitas Brawijaya, Jumat (25/5/2018).
(Baca: Ini Tantangan Mentan untuk Mahasiswa Jember)
Jagung merah hasil penelitian itu diklaim memiliki manfaat untuk kesehatan (pangan fungsional) karena mengandung antosianin.
Sementara pupuk hasil penelitian tersebut diklaim sudah teruji meningkatkan produksi padi 30 sampai 50 persen.
Peneliti menyanggupi untuk penerapan di 100 hektar untuk jagung merah. Lalu, pupuk hasil penelitian akan diterapkan di lahan pertanian seluas 200 hektar.
"Kita beli pupuk ini untuk diterapkan di lahan 200 hektar. Kalau terbukti naik 50 persen, kita beli untuk 1.000 bahkan 2.000 hektar," ujarnya di hadapan ribuan mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.
(Baca: APTRI: Petani Tebu di Jurang Kematian)
Sebagai pemegang empat paten bidang pertanian, Amran mengerti betul sulitnya menjadi peneliti.
Menurut dia, sering kali kerja keras para peneliti tidak sebanding dengan penghargaan yang diterima.
Untuk itu, sejumlah terobosan sudah dikeluarkan Menteri Amran untuk mendorong penelitian. Misalnya, menerapkan sistem online dan memberikan insentif kepada peneliti.
Amran berharap, di masa depan ada kerjasama permanen antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian di daerah dengan universitas agar penelitian benar-benar aplikatif dan bermanfaat untuk pembangunan sektor pertanian Indonesia.