KOMPAS.com - Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Timur memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS) pada Senin (14/7/2025) hingga lima hari ke depan.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 6 Jakarta Regut Sutrasto mengatakan, MPLS di SRMP 6 Jakarta juga menggelar kegiatan pendidikan karakter melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
“Ada masa pengenalan lingkungan sekolah, bagaimana pemakaian fasilitasnya, bagaimana nanti merawat fasilitas yang ada, bagaimana proses awal dari anak bangun tidur sampai nanti tidur lagi itu nanti terprogram,” katanya dalam siaran pers.
Dia mengatakan itu saat mengikuti kegiatan Pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat Tahun 2025 yang diikuti 75 siswa di SRMP 6 Jakarta Timur, Senin.
Regut menjelaskan, pembentukan karakter dan pola hidup siswa yang lebih teratur diajarkan melalui Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Baca juga: 5 Lagu MPLS 2025, Buat Hari Pertama Sekolah Makin Ceria
Gerakan itu meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
Adapun Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat secara resmi diluncurkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Gerakan tersebut bertujuan menanamkan kebiasaan positif untuk membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.
Dalam konteks Sekolah Rakyat, para siswa tinggal di asrama dan menjalani jadwal terprogram mulai dari bangun pukul 04.00 WIB, melaksanakan ibadah subuh, olahraga pagi, sarapan bergizi, hingga mengikuti pembekalan materi.
“Setidaknya dengan diasramakan, pola hidup anak-anak kita akan lebih teratur, sesuai dengan tujuh kebiasaan (Anak Indonesia Hebat) yang tadi disampaikan," jelas Regut.
Baca juga: Wamendikdasmen Larang Ada Tugas Merepotkan Orangtua Murid di MPLS 2025
Kegiatan harian siswa akan selesai pada jam 21.00 WIB. Sebelum tidur, siswa akan mengikuti sesi refleksi harian.
“Dalam sesi ini, anak diajak mengungkapkan perasaan, kritik, dan saran atas kegiatan harian mereka. Refleksi dilakukan tiap malam. Ini penting agar siswa berpikir kritis dan sadar akan proses pembelajaran mereka,” katanya.
Selain pendidikan karakter, siswa juga akan berlatih nilai-nilai keagamaan, mulai dari pelatihan salat rutin hingga membaca Al Quran bagi siswa muslim.
Harapannya, kegiatan itu tidak hanya mencetak anak yang cerdas secara akademik, tetapi juga mempunyai karakter dan spiritual yang kuat.
Baca juga: Sejarah Sekolah Rakyat di Masa Kolonial hingga Awal Republik