KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengingatkan mahasiswa pentingnya kolaborasi, kerja tekun, serta penguasaan teknologi dalam membantu proses belajar selama di bangku kuliah.
“Kementerian Sosial (Kemensos) akan membantu mahasiswa agar membantu mahasiswa melalui Program Pejuang Muda,” terang Mensos dikutip dari keterangan pers resminya, Kamis (23/9/2021).
Melalui program itu, sebut dia, mahasiswa akan bisa “membaca” masa depan agar dapat bertahan dalam kondisi apapun.
“Saya berharap generasi muda bisa turut berkontribusi terhadap penyelesaian masalah bangsa, termasuk agenda penanganan kemiskinan,” harap menteri yang akrab disapa Risma tersebut.
Ia yakin bahwa kemampuan berpikir analitis mahasiswa terhadap permasalahan sosial akan sangat membantu negara.
Baca juga: Raker dengan DPD, Risma Paparkan 2 Pilar Strategi Kemensos Tangani Kemiskinan
“ Mahasiswa bisa menganalisa kemiskinan sebagai dampak pandemi Covid-19 dan struktural, lalu menemukan solusinya,” kata dia.
Sebagai informasi, Program Pejuang Muda merupakan hasil kerja sama Kemensos dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Kementerian Agama (Kemenag).
Tujuannya adalah untuk melatih mahasiswa menjadi pengusaha muda yang langsung terjun ke masyarakat.
“Untuk mengikuti Program Pejuang Muda, mahasiswa harus sudah menempuh semester lima ke atas dan memperoleh 20 sistem kredit semester (SKS) Program Pejuang Muda,” terang Risma.
Para mahasiswa itu, lanjut dia, selanjutnya akan melangsungkan bimbingan di bawah Kemensos, Kemendikbud Ristek, serta Kemenag. Mereka akan dilatih untuk terjun langsung ke masyarakat.
Baca juga: Soal Bansos Anak Yatim Piatu akibat Covid-19, Dinsos Kota Tangerang Tunggu Kabar Kemensos
“Melalui program ini saya berharap mahasiswa bisa belajar saat kondisi terburuk, serta dapat menganalisa dan bangkit dari keterpurukan,” harapnya.
Hal itu disampaikan Risma dalam acara webinar DACON 2021 The Global Impact of Covid-19 Pandemic: Action and Future Recommendations, di Jakarta, Kamis.
Dalam agenda tersebut, Risma turut mengajak mahasiswa untuk mempertajam kemampuan analisis terhadap perkembangan di sekitar.
Sebab, pada era kemajuan teknologi, setiap mahasiswa harus bisa mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan peluang berpartisipasi menyelesaikan masalah bangsa.
“Manfaatkan waktu dengan baik, termasuk serius menguasai kemajuan teknologi dan mengembangkan kolaborasi. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin,” pesannya.
Baca juga: Usulan Anggaran Kemensos Rp 78,25 Triliun Disetujui DPR, Berikut Rinciannya
Tak lupa, ia memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus bersikap optimistis. Ia mencontohkan berbagai tantangan yang dihadapi saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan Mensos.
Salah satu contoh yang diberikan adalah pandangannya terhadap para penyandang disabilitas. Menurut dia, mereka bisa bergerak, mandiri, dan produktif.
“Siapa bilang mereka tidak bisa bergerak? Setelah kita berikan alat ungkit, mereka bisa berpartisipasi, memaksimalkan peran mereka,” ujarnya.
Kepada penyandang disabilitas, Risma memberikan alat angkut berupa bantuan berupa motor roda tiga untuk usaha, kursi roda elektrik, kursi roda adaptif, dan kursi roda multiguna.
Adapun bantuan alat ungkit hadir berkat sentuhan teknologi dan kolaborasi dari berbagai pihak.
“Kami bisa merubah anak disabilitas menjadi bisa bergerak. Itulah pentingnya bisa berkolaborasi,” ucap dia.