KOMPAS.com – Taruna Siaga Bencana (Tagana) menggelar skenario simulasi evakuasi mandiri masyarakat di Kabupaten Pacitan. Hal ini dilakukan sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami akibat gempa megathrust.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di wilayah pelabuhan tempat pelelangan ikan (TPI) Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/09/2021).
Dalam kesempatan itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyampaikan pesan khusus kepada Tagana di Kabupaten Pacitan agar menggelar pelatihan dan simulasi evakuasi bencana secara matang.
"Pastikan kalian membuat simulasi lebih detail ke mana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia (lansia) dengan waktu hanya sekitar 20 menit," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (13/9/2021).
Baca juga: Gelar Simulasi Bencana di Pacitan, Mensos Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat
Pernyataan tersebut disampaikan Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma saat mengikuti pelatihan dan simulasi evakuasi bencana evakuasi mandiri bersama warga Kabupaten Pacitan, Sabtu.
Adapun pelatihan dan simulasi evakuasi bencana merupakan agenda rutin yang dilakukan oleh relawan Tagana.
Sementara itu, Koordinator Tagana Provinsi Jatim, Twi Adi mengatakan, pelatihan rutin digelar guna membentuk kesiapsiagaan tenaga sukarelawan dalam penanganan bencana, baik pada pra-bencana maupun pasca-bencana.
“Relawan Tagana juga akan diberikan materi terkait kebijakan Kementerian Sosial (Kemensos). Pemberian materi ini dalam rangka pengurangan risiko bencana,” ucapnya
Baca juga: 39 Personel Tagana di Jatim Dapat Bantuan Sepeda Motor dari Gubernur
Seperti diketahui, berdasarkan penelitian Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Pacitan termasuk dalam zona merah.
Sebab, lokasi Kabupaten Pacitan cukup dekat dengan teluk yang diklaim mengumpulkan tenaga gelombang tinggi. Selain itu, kabupaten ini juga relatif dekat dengan letak episentrum gempa.
Adapun simulasi evakuasi di Kabupaten Pacitan sendiri dimulai dengan skenario dari kepanikan para warga akibat guncangan keras akibat gempa megathrust.
Baca juga: Apa Itu Gempa Megathrust?
Gempa megathrust ditimbulkan dari tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Fenomena tektonik ini berkekuatan 8 skala richter (SR) dengan episentrum 300 kilometer (km) Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km.
Setelah guncangan keras, selang beberapa saat muncul gelombang pasang setinggi 20 meter (m) menyapu daratan yang didahului surutnya air laut.
Kejadian alam itu membuat masyarakat semakin panik. Kepanikan ini pun makin terasa ditambah raungan sirine yang menggema di penjuru wilayah.
Hanya dalam hitungan detik, masyarakat tumpah ruah ke jalanan menyelamatkan diri. Mulai dari anak-anak hingga lansia saling berlomba menuju dataran yang lebih tinggi.
Di tengah kondisi mencekam, sekelompok orang berseragam biru sibuk mengatur massa dan mengarahkan mereka ke titik evakuasi yang telah ditentukan. Beberapa dari mereka menuntun lansia dan disabilitas yang tertatih.
Adapun sekelompok orang tersebut merupakan anggota Tagana yang sigap membantu masyarakat menuju lokasi evakuasi sementara.