Gelar Simulasi Bencana di Pacitan, Mensos Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat

Kompas.com - 11/09/2021, 18:56 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahari melakukan dalam simulasi bencana di Dermaga Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/09/2021).Biro Humas Kemensos Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahari melakukan dalam simulasi bencana di Dermaga Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/09/2021).

KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahari berlari bersama masyarakat menuju ke tempat yang lebih tinggi dalam simulasi bencana di Dermaga Tamperan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/9/2021).

Di bawah guyuran hujan, mereka bergerak cepat menuju bukit terdekat. Mereka hanya diberikan waktu selama 20 menit sebelum tsunami datang mengancam jiwa.

Sebagai informasi, aksi Mensos dan warga Pacitan merupakan bagian dari simulasi evakuasi masyarakat Pacitan menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami.

Simulasi itu juga melibatkan sejumlah personel, termasuk Taruna Siaga Bencana (Tagana), dengan beragam peralatan, seperti tenda, alas tidur, logistik makanan, mobil dapur umum lapangan, dan truk tangki air.

Menteri yang akrab disapa Risma tersebut menjelaskan, Pacitan dipilih sebagai lokasi simulasi karena wilayah ini dinilai memiliki risiko tinggi terdampak bencana.

“Mudah-mudahan tidak terjadi (bencana di Pacitan). Namun, kalau terjadi, semoga dampaknya bisa diminimalisasi,” kata Mensos dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Dia menekankan, evakuasi dengan cepat merupakan hal yang penting dilakukan saat bencana terjadi.

(Baca juga: Percepat Penanganan Bencana, Kemensos Gandeng Berbagai Pihak)

Usai menjajal evakuasi, Mensos berpesan kepada Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) agar memastikan jalur evakuasi dengan lebih detail, termasuk di tengah kota yang padat penduduk.

“Pastikan kalian membuat simulasi dengan lebih detail sehingga masyarakat mengetahui arah untuk menyelamatkan diri,” ujar Risma.

Selain itu, Risma juga meminta agar sejumlah personel bisa memperhitungkan proses evakuasi warga lanjut usia dengan durasi maksimal 20 menit.

Dia meminta pemerintah daerah (pemda) dan pilar sosial untuk memperhatikan penyelamatan warga dengan kelompok rentan, termasuk lanjut usia.

“Tentukan titik lokasi tempat tinggal mereka. Hal ini akan memudahkan langkah evakuasi," kata Risma.

Pada kesempatan tersebut, Mensos bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati serta Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menuju titik-titik evakuasi yang ditentukan.

Selanjutnya, Mensos memimpin pertemuan untuk memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang, Pacitan.

Lewat pertemuan itu, mereka menyepakati 12 titik evakuasi warga. Hal ini kemudian menjadi informasi bagi Kemensos untuk mengirimkan bufferstock.

Untuk diketahui, kegiatan simulasi tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi bencana. Upaya ini dilakukan berdasarkan hasil studi BMKG.

Hasil studi itu menyebutkan, wilayah selatan Jatim menyimpan potensi bencana gempa bumi yang besar. Wilayah tersebut di antaranya adalah Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang Selatan, Lumajang, dan Banyuwangi.

Risma menjelaskan, saat ini, belum tersedia alat yang dapat memprediksi bencana alam. Oleh sebab itu, dibutuhkan upaya serius, terencana, serta terorganisasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi kemungkinan terjadi bencana.

Menurut Mensos, simulasi evakuasi tersebut merupakan langkah nyata dan serius pemerintah menghadapi bencana.

"Saya juga sudah perintahkan seluruh pihak terkait untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana secara periodik dan terencana di kawasan rawan bencana, termasuk Pacitan," jelas Mensos.

Selanjutnya, Mensos akan membentuk kawasan siaga bencana (KSB) di beberapa daerah di selatan Jawa.

Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, KSB melakukan simulasi secara berkala dengan melibatkan kelompok masyarakat rentan, seperti perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas, dan anak-anak.

(Baca juga: Perkuat Mitigasi Bencana, Mensos Minta Pemda Inventarisasi Stok Persediaan)

Untuk diketahui, Kemensos telah membentuk lima KSB di Pacitan.

"Pembentukan KSB di Pacitan bertujuan untuk melatih masyarakat melakukan evakuasi mandiri sebelum pertolongan datang ketika terjadi bencana," terang Mensos.

Sebagai informasi, pada kegiatan tersebut disimulasikan terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7 skala Richter (SR) dengan episentrum 300 kilometer (km) tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km.

Gempa bumi itu menimbulkan tsunami yang berdampak pada seluruh pesisir Jatim, termasuk Pacitan, dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 meter (m) dari muka air laut di tepi pantai. Waktu kedatangan gelombang tsunami, yakni 26 menit setelah goncangan gempa bumi.

Diperlukan waktu maksimal 5 menit untuk penyebarluasan peringatan dini sehingga waktu yang tersisa untuk evakuasi (golden time) hanya 22 menit.

Gelombang tsunami tersebut masuk hingga 6 km ke Kota Pacitan serta mencapai beberapa tempat strategis dan vital. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 22 m di wilayah pantai dan pesisir, 11-17 m di wilayah bantaran sungai, 6-11 m di wilayah tengah (termasuk Alun-Alun), serta 10-12 m di Bantaran Sungai Grindulu.

Terkini Lainnya
Bakti Sosial ke Pulau Kei Besar, Risma Serap Aspirasi Warga dan Berikan Solusi
Bakti Sosial ke Pulau Kei Besar, Risma Serap Aspirasi Warga dan Berikan Solusi
Kemensos
Mensos Risma Launching Perpustakaan Digital Pertama di Kapal Perang Indonesia
Mensos Risma Launching Perpustakaan Digital Pertama di Kapal Perang Indonesia
Kemensos
Mensos Risma Gelontorkan Berbagai Bantuan untuk Masyarakat Pulau Kei Besar
Mensos Risma Gelontorkan Berbagai Bantuan untuk Masyarakat Pulau Kei Besar
Kemensos
Dengan KRI Teluk Weda 526, Kemensos Dijadwalkan Bawa dan Salurkan Bantuan ke Pulau Kei Besar
Dengan KRI Teluk Weda 526, Kemensos Dijadwalkan Bawa dan Salurkan Bantuan ke Pulau Kei Besar
Kemensos
28.775 Wirausahawan Mandiri Dihasilkan dari Program Pena Kemensos, Lampaui Target
28.775 Wirausahawan Mandiri Dihasilkan dari Program Pena Kemensos, Lampaui Target
Kemensos
Ciptakan Wirausahawan Baru dan Sukses, Mensos Risma Luncurkan Program Pena Muda
Ciptakan Wirausahawan Baru dan Sukses, Mensos Risma Luncurkan Program Pena Muda
Kemensos
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas
Kemensos
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih
Kemensos
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI
Kemensos
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur
Kemensos
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini
Kemensos
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas
Kemensos
Selain Kirim Bantuan, Mensos Risma Akan Pasang Alarm Bencana di Gunung Semeru
Selain Kirim Bantuan, Mensos Risma Akan Pasang Alarm Bencana di Gunung Semeru
Kemensos
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos
Di Universität Hamburg Jerman, Risma Ceritakan Kepemimpinannya Sebagai Walkot dan Mensos
Kemensos
Lebaran di KBRI Paris, Risma Berbagi Cerita dan Promosikan Produk Lokal
Lebaran di KBRI Paris, Risma Berbagi Cerita dan Promosikan Produk Lokal
Kemensos
Bagikan artikel ini melalui
Oke