KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, luas geografis Indonesia dan keanekaragaman sosial budaya secara tidak langsung menimbulkan kesenjangan.
Kesenjangan tersebut, sebut dia, dapat dikikis dengan penggunaan teknologi digital.
“Masalah kesenjangan juga dihadapi Kementerian Sosial (Kemensos) dalam melaksanakan tugas pelayanan kepada pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS),” ujar Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (9/6/2021).
Ia mencontohkan, misalnya terhadap penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan. Begitu pula, komunitas adat terpencil (KAT) yang tinggal di daerah dengan akses dasar terbatas.
Baca juga: Tahun 2021, Kemensos Targetkan Berdayakan 2.500 KK Warga Komunitas Adat Terpencil
Kendati demikian, Risma telah mentransformasikan mesin braille ke digital bagi penyandang disabilitas netra.
Selain penyandang disabilitas netra, ia mengaku akan mentransformasikan buku cetak ke bentuk gambar untuk disabilitas rungu.
“Materi ini sangat penting untuk mereka, karena modulnya berisi bimbingan ke arah kemandirian ekonomi,” kata Risma, dalam sambutannya pada acara launching "SheHacks 2021" di Gedung Kantor Pusat Indosat Ooredoo, Jakarta (9/6/2021).
Dalam agenda itu, Risma menyampaikan, akan terus mendukung dan mendorong inovasi teknologi pada semua kalangan, termasuk yang saat ini dilakukan Indosat Ooredoo.
Baca juga: Mendes PDTT: 30 Persen Desa Butuh Sentuhan Inovasi Teknologi
“Saya terima kasih kalau ada peserta SheHacks bisa membuat transformasi itu terutama untuk saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mantan Wali Kota Surabaya ini juga mengisahkan bagaimana sulitnya berkomunikasi dengan pejabat di daerah pedalaman di timur Indonesia.
Risma menyatakan, sudah berencana dan bersiap untuk melakukan komunikasi dengan para pejabat di daerah pedalaman.
“Namun belakangan harus beberapa kali ditunda karena mereka masih di hutan dan sulit mendapatkan akses komunikasi,” imbuhnya.
Baca juga: Soal Terbatasnya Akses Komunikasi di Jayapura, Ini Penjelasan Kominfo
Menurutnya, dengan teknologi pihaknya akan dapat memonitor jalannya pemerintahan.
Solusi itu terbukti efisien saat ia menjabat sebagai wali kota. Risma mengaku bisa memonitor jalannya pemerintahan di Kota Surabaya dari luar negeri.
“Saat itu saya sering bepergian ke luar negeri, beberapa kali sampai dua minggu lebih. Akan tetapi, warga Surabaya tidak merasa kalau saya tidak ada. Hal itu karena adanya teknologi,” katanya.
Risma percaya, kesenjangan tersebut bisa diatasi dengan penggunaan teknologi digital.
Baca juga: Wapres: Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Aktivitas Ekonomi Dorong Kesetaraan Gender
Demikian pula dalam mencermati peran perempuan di Indonesia. Ia menyatakan, perempuan dalam hal ini ibu rumah tangga merupakan pihak yang harus bekerja keras.
Pasalnya, perempuan secara kodrati melahirkan dan merawat bayi, di siang hari juga menjadi tulang punggung keluarga.
Menurut Risma, ada banyak perempuan yang ikut membantu ekonomi keluarga.
“Kini di saat pandemi Covid-19, selain menjalan tugas sehari-hari keluarga, mereka juga harus menjadi guru mendampingi anak belajar secara daring,” katanya.
Baca juga: Disdik Kabupaten Bogor Akui Belajar secara Daring Kurang Efektif
Hal ini, imbuh Risma, jelas merupakan bukti nyata bagaimana digitalisasi teknologi bisa membantu meminimalisasi kerumitan dalam tugas.
“Ibu-ibu bisa melakukan tugas ganda dengan menggunakan zoom atau teknologi,” katanya.