KOMPAS.com - Pemerintah terus berupaya menghilangkan stigma negatif terhadap penyandang disabilitas.
Salah satu cara yang dilakukan adalah membuat kebijakan dan program yang berpihak pada penyandang disabilitas, termasuk anak-anak down syndrome.
Meski begitu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos) Grace Batubara mengatakan, pemerintah tetap butuh partisipasi masyarakat, terutama orangtua dan keluarga.
“Keberhasilan anak-anak sangat ditentukan oleh peran, perawatan, pengasuhan, serta penerimaan yang disertai cinta dan kasih sayang orangtua beserta keluarga,” kata dia dalam keterangan tertulis.
Pernyataan itu Grace sampaikan dalam rilisnya tentang penyelenggaraan Lomba Foto Keluarga dan Video Anak dengan Disabilitas Intelektual oleh Komunitas Peduli Down Syndrome (KPDS), dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2020.
Baca juga: Guru Besar UNS: Perlu Pemberdayaan Komunitas bagi Kelompok Disabilitas
Ia tidak lupa mengapresiasi penyelenggaraan Lomba Foto Keluarga dan Video Anak Disabilitas Intelektual tersebut.
“Lomba ini saya nilai memiliki makna strategis untuk mendukung serta memajukan kualitas hidup dan perlindungan bagi anak disabilitas Indonesia,” kata Grace.
Pengurus KPDS sekaligus Ketua Penyelenggara Lomba Maria Yustina mengatakan, HAN 2020 mengambil tema Anak Terlindungi Indonesia Maju. Lombanya dapat diikuti seluruh keluarga Indonesia yang memiliki anak down syndrome.
Lebih lanjut, lomba foto tersebut diikuti 103 peserta keluarga, yang kemudian dipilih 10 finalis terbaik. Sedangkan lomba video kategori usia di bawah 12 tahun diikuti 60 peserta, dan dipilih 6 finalis terbaik.
Sementara itu, lomba video kategori usia di atas 12 tahun diikuti 40 peserta dan dipilih 6 finalis terbaik.
Baca juga: Pentingnya Pendampingan dan Pengasuhan Anak dengan Disabilitas agar Terlindung dari Covid-19
Juri yang menjadi penilai lomba tersebut adalah Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Eva Rahmi Kasim, dan instruktur tari SLB tingkat nasional Erin Nurwantari.
Ada pula Dewan Pengawas SLB Swakarya Susi Safrina Irawati, psikolog dan dosen Meiske Y Suparman dan serta pemerhati seni Evi Febrianti.
Sebagai bentuk apresiasi kepada para pemenang, Kemensos memberi hadiah berupa peralatan rumah tangga, seperti kulkas, televisi, serta mesin cuci, dan kipas angin.
Grace mengatakan, lomba tersebut membuktikan bahwa disabilitas intelektual, seperti down syndrome dapat berprestasi.
Baca juga: Saat Pekerja Penyandang Disabilitas Bantu Warga Terdampak Covid-19
Terlebih, tidak sedikit anak down syndrome yang telah mengharumkan nama bangsa dalam berbagai ajang olah raga dan seni internasional.
“Hari ini kita buktikan bersama bahwa anak down syndrome tidak kalah dengan anak-anak lainnya,” kata Grace.
Untuk meramaikan acara, hadir pula bintang tamu spesial yaitu binaragawan Ade Rai, yang juga memperhatikan anak-anak.
“Fondasi kekeluargaan yang luar biasa sehingga anak-anak istimewa kita ini bisa berkreasi. Saya bersyukur sekali bisa menyaksikan karya-karya yang ditampilkan,” kata Ade Rai.