KOMPAS.com – Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara bersama Ketua Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) Firli Bahuri, mengecek langsung distribusi Bantuan Sosial ( Bansos) Sembako Presiden, di RT 1 RW 2 Cipete Utara, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (19/5/2020).
Hal tersebut sebagai ikhtiar dalam mengawasi penyaluran bansos di DKI Jakarta, sekaligus sebagai sarana dialog dengan para penerima bansos.
“Saya mengajak KPK meninjau proses penyaluran bansos. Ini sejalan dengan instruksi presiden yaitu penyaluran bansos didampingi institusi seperti KPK, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),” kata juliari, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Sejalan dengan keterangan Juliari, Firli menyatakan, pihaknya hadir untuk mengawasi proses penyaluran agar tepat sasaran dan tidak ada penyelewengan di lapangan.
Baca juga: Pemerintah Kerja Sama dengan KPK Awasi Penyaluran Bansos
“Kami sengaja datang untuk memberi kepastian bahwa setiap warga negara berhak menerima bantuan dengan berpegang pada prinsip bantuan harus tepat sasaran,” kata Firli.
Berdasarkan Surat Pedoman Pelaksanaan Program Bansos, data yang digunakan untuk menentukan penerima bansos adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Jika ditemukan warga yang layak menerima padahal tidak masuk DTKS, wajib dimasukkan. Sebaliknya, jika namanya ada di DTKS tapi sudah tidak layak menerima, harus dikeluarkan,” kata Firli.
Tercatat, penyaluran bansos sembako di RW 2 Kelurahan Cipete Utara ditujukan kepada 13 RT, yang dibagi menjadi III tahap. Tahap I meliputi 709 paket, tahap II 704 paket, dan tahap III 1.361 paket.
Baca juga: Diminta Jokowi Awasi Penyaluran Bansos, Ini Langkah KPK
Tidak hanya di satu lokasi, pengecekan distribusi bansos juga dilakukan di RT 14 RW 1, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak.
Di lokasi tersebut, terdapat 553 paket bansos yang disalurkan kepada 1.734 Kepala Keluarga (KK).
Data wilayah Pondok Labu pun mencatat, penyaluran bansos sembako dari presiden sudah dilakukan sebanyak III tahap. Sedangkan bansos dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru dilakukan satu kali.
Sementara itu, total penyaluran bansos tahap III di DKI Jakarta menyasar 2,1 juta KK, dengan rincian 1,3 juta KK menggunakan anggaran Kementerian Sosial (Kemensos), dan 850.000 KK menggunakan anggaran Pemprov DKI.
Baca juga: Jokowi: KPK, BPKP, Kejaksaan Bisa Mengontrol Agar Tak Ada Korupsi Bansos
“Proses penyaluran bansos sembako tahap III di DKI Jakarta menggunakan data by name by address, juga dipastikan tidak tumpang tindih dengan data tahap sebelumnya,” kata Juliari.
Pada penyaluran bansos tahap III, terjadi penambahan penerima bansos. Hal tersebut karena terdapat data baru yang diusulkan RT, RW, dan kelurahan.
“Saya kira itu bagus. Artinya semakin akurat dibanding dua tahap sebelumnya. Wajar saja kalau di tahap pertama masih terjadi trial and error,” kata Juliari.
Terkait penyaluran bansos tahap III Juliari mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta dilakukan sebelum lebaran.
Baca juga: Jokowi Ingin Semua Bansos Tersalurkan Sebelum Lebaran
“Seusai lebaran masih ada III tahap penyaluran lagi,” kata Juliari.
Salah satu penerima bansos mengatakan, masyarakat harus percaya pada penyaluran bansos oleh Kemensos.
“Harus percaya bantuan ini untuk masyarakat tanpa ada maksud lain. Terlebih sejauh ini berjalan lancar dan tidak ditemukan potensi penyelewengan,” kata ayah dua anak tersebut.
Juliari pun berpesan kepada masyarakat untuk saling berbagi.
Baca juga: Pemerintah Akan Salurkan Bansos Besar-besaran 5 Hari Sebelum Lebaran
“Kalau bansos sembako masih ada dan ikhlas untuk dibagi dengan tetangga, itu lebih baik. Tidak ada salahnya untuk berbagi,” kata Juliari.
Kemudian, Juliari mengajak segenap warga untuk berdoa agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
“Semua orang pasti berharap Covid-19 segera berlalu. Semoga semua warga di sini sehat selalu dan bisa kembali ke kehidupan normal lagi,” kata Juliari.