KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyoroti empat poin penting untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara- negara berkembang.
“Pertama, kita harus fokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang selaras dengan prioritas pembangunan nasional dan regional, termasuk Agenda Afrika 2063. Ini harus didukung oleh kemitraan multi-pihak,” ujar Jokowi dalam siaran pers yang dikutip dari laman kemlu.go.id, Senin (2/9/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat membuka High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Pertemuan Kedua Indonesia-Africa Forum (IAF) di Nusa Dua, Bali, Senin.
Baca juga: Banyak Event, Okupansi The Nusa Dua 71,74 Persen, Lampaui Sebelum Pandemi
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa poin kedua adalah komitmen Indonesia untuk terlibat dalam solusi global, membela kepentingan negara-negara berkembang, dan berfungsi sebagai penghubung dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, dan solidaritas.
“Komitmen ini konsisten dengan nilai-nilai yang Indonesia usung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun lalu,” tutur Jokowi.
Adapun poin ketiga, yaitu menekankan pentingnya kemitraan Indonesia dengan kawasan Afrika, yang dianggap sebagai kunci dalam agenda pembangunan global.
Pada Forum Indonesia-Afrika 2024, telah dicapai kesepakatan bisnis senilai 3,5 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Nilai ini hampir enam kali lipat dari kesepakatan yang dicapai pada forum pertama pada 2018.
Baca juga: Jokowi Klaim Forum Indonesia-Afrika 2024 Capai Kesepakatan Bisnis 3,5 Miliar Dollar AS
Terakhir, Jokowi menegaskan perlunya peningkatan kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan untuk mengatasi tantangan global secara kolektif.
Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian African Conference pada 2025 untuk memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika dengan semangat yang sama.
“Dengan ini, saya nyatakan Sesi Joint Leader's Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak dan Forum Indonesia-Afrika ke-2 resmi dibuka,” tutur Jokowi menutup pidatonya.
Baca juga: Pemerintah Siap Gandeng Negara-negara Afrika Tanggulangi Cacar Monyet
Sebelumnya, ia juga menyerukan solidaritas global untuk tindakan nyata dalam mengatasi pelambatan ekonomi, pengangguran, inflasi, dan ketegangan geopolitik yang mengganggu rantai pasok global.
Jokowi menegaskan bahwa diperlukan strategi baru dan langkah taktis yang fokus pada pencapaian SDGs untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.