KOMPAS.com - Situasi di Palestina menjadi salah satu perhatian politik luar negeri Indonesia dalam hampir 10 tahun terakhir.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, menyampaikan Indonesia memegang teguh keyakinan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, termasuk Palestina.
Namun sayangnya, kata dia, bangsa Palestina menjadi satu-satunya peserta di Konferensi Asia Afrika di Bandung yang belum menikmati kemerdekaannya.
“Indonesia terus konsisten dan berada di garis depan bersama dengan bangsa Palestina memperjuangkan hak-hak mereka,” kata Menlu Retno Marsudi dalam Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 yang diselenggarakan di Museum Konperensi Asia Afrika (KAA), Bandung, Jawa Barat pada (8/1/2024).
Menlu Retno mengatakan, menjelang akhir 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina telah menewaskan lebih dari 21.000 orang, Dari junlah itu, sekitar 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Baca juga: Menlu Retno: RI Rampungkan 6 Perjanjian Perbatasan dengan Negara Tetangga dalam 9 Tahun
Sebagian besar infrastruktur publik dan kesehatan juga telah hancur, termasuk Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza Utara yang menjadi representasi dukungan dan kontribusi rakyat Indonesia bagi Palestina.
Di sisi lain, Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga tidak mampu menghentikan aksi genosida yang berlangsung di Gaza dan Tepi Barat, Palestina.
Menlu Retno juga menyayangkan sikap negara Global North (negara maju), yang menerapkan standar ganda kebijakan terhadap Palestina.
“Ke mana semua “kuliah” yang sering mereka berikan mengenai Hak Asasi Manusia (HAM)?”, kata Menlu Retno dalam siaran persnya.
Pada Februari mendatang, Menlu Retno dijadwalkan akan mewakili Pemerintah Indonesia untuk sampaikan pernyataan lisan mendukung Mahkamah Internasional berikan Advisory Opinion untuk memperkuat posisi hukum Palestina.