KOMPAS.com - Isu keamanan dunia terus berubah dan berbeda dari saat pembentukan awal Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) hingga kini.
“Saat ini, perkembangan dunia internasional semakin memberi tekanan kepada DK PBB untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif,” ujar Wakil Tetap RI untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani dalam keterangan tertulisnya Selasa (26/11/2019).
Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam DK PBB agar ke depannya bisa lebih efektif, transparan, dan akuntabel.
Baca juga: Indonesia Dukung Upaya Penghapusan Hak Veto di PBB
Indonesia pun tidak tinggal diam untuk mewujudkan perbaikan tersebut. Salah satu langkah nyata kontribusi Indonesia adalah menggelar Pertemuan Retreat DK PBB di Bali, 26-27 November 2019.
Dalam pidato kuncinya pada pertemuan Retreat tersebut, Dubes Djani menekankan tiga langkah yang perlu dilakukan DK PBB agar semakin baik ke depannya.
“Pertama, memastikan persatuan DK PBB, kedua memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perkembangan isu keamanan internasional, dan ketiga memajukan kapasitas pencegahan terhadap situasi keamanan,” kata dia.
Retreat bertema Wrap Up of the Year: Lessons Learned and the Way Forward ini juga bertujuan mengkaji perjalanan DK PBB 2019.
Baca juga: Didesak Indonesia, DK PBB Keluarkan Status Ilegal Pemukiman Israel di Palestina
Selain itu, pertemuan juga berupaya untuk merumuskan langkah selanjutnya agar DK PBB dapat bekerja lebih efektif dalam menangani isu-isu keamanan internasional.
Akan ada pula pembahasan, seperti metode kerja DK PBB, sinergi dan kerja sama antara DK PBB dengan organisasi regional serta badan PBB lainnya, juga berbagai isu kawasan dan tematik DK PBB.
Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS), Grata E Werdaningtyas mengatakan dalam Pertemuan Retreat DK PBB Indonesia mendorong diskusi transparan dan inklusif dengan melibatkan seluruh anggota DK PBB.
“Tujuannya adalah memperkuat kerja sama dan kolaborasi DK PBB di masa yang akan datang,” imbuh dia saat pembukaan UN Security Council Members Retreat.
Tujuan tersebut menurut Grata dikarenakan isu-isu yang dibahas di DK PBB sekarang semakin kompleks, sehingga perlu sinergi dan kolaborasi yang erat antara negara anggota DK PBB.
Baca juga: Pimpin Pertemuan DK PBB, Menlu Retno Angkat Isu Palestina
“Diperlukan pula inovasi dan ide baru dalam penyelesaian berbagai isu,” imbuh Direktur KIPS itu.
Ia kembali menekankan jika acara Retreat di Bali merupakan inisiatif Indonesia guna menawarkan solusi alternatif dalam pembahasan isu-isu di DK PBB.