KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri ( Menlu) RI Retno Marsudi mengungkapkan pandangannya terkait rilis ASEAN tentang Indo-Pasifik dalam acara 15th MIKTA Foreign Ministers’ Meeting, New York, Kamis (26/9/2019).
Sebagai informasi, dokumen yang terbit pada Minggu (23/6/2019) tersebut memuat pandangan ASEAN akan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka dan inklusif.
Adapun kerja sama tersebut mencakup bidang maritim, konektivitas, Sustainable Development Goals (SDGs), ekonomi, serta bidang lainnya.
Lewat keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (27/9/2019), Retno mengatakan diterbitkannya dokumen tersebut sebagai antisipasi perubahan geopolitik terkait beberapa hal.
Baca juga: MIKTA Apresiasi Langkah Indonesia Bantu Atasi Krisis Myanmar
Di antaranya big powers, ancaman tradisional dan non-tradisional, serta untuk membangun kepercayaan di kawasan Asia Pasifik.
ASEAN mengharapkan Indo-Pasifik dapat berkontriibusi dalam menjaga dan memelihara perdamaian di kawasan Asia Pasifik maupun di tingkat global.
Dalam diskusi tersebut, Retno berkesempatan menyampaikan pandangannya atas peran penting kerjsa sama Mexico, Indonesia, South Korea, Turkey and Australia (MIKTA) dalam multilateralisme.
“MIKTA merupakan mesin dan penjaga sistem multilateralisme,” katanya.
Baca juga: Indonesia Dorong Kontribusi Nyata MIKTA Melalui PBB
Oleh karena itu, Retno mengajukan inisiatif agar para Menteri Luar Negeri MIKTA dapat menyusun pandangan bersama terkait relevansi sistem multilateral.
Hal tersebut, menurutnya, untuk menjelaskan peran MIKTA dalam memajukan dialog terkait isu-isu global dan membangun beragam jenis kerjasama konkrit.
Sejak berdiri 2013 hingga saat ini, MIKTA telah menyelenggarakan sejumlah kegiatan, termasuk mengeluarkan lebih dari 50 pernyataan bersama yang meliputi isu regional dan global.
Menlu Meksiko selaku Ketua MIKTA tahun 2019 menegaskan komitmen bersama MIKTA untuk penguatan multilateralisme dan terus mengharapkan dukungan bersama dalam memecahkan berbagai isu penting kawasan dank global.
Baca juga: Bertemu DK PBB, Menlu Retno Sampaikan Tiga Poin Pemberantasan Terorisme
Kali ini, pertemuan yang diselenggarakan di sela Sidang Umum Majelis PBB Ke-74 tersebut dihadiri oleh beberapa Menteri Luar Negeri dari negara anggota MIKTA.
Di akhir pertemuan, para anggota peserta diskusi menyepakati dokumen “MIKTA Foreign Ministers’ Joint Statement on Terorism and Violent Extremism Condusive to Terrorism”.
Adapun dokumen tersebut memuat komitmen kerja sama penanganan terosisme dan ekstrimisme dalam beragam bentuk berikut manifestasinya.
Baca juga: Di Sidang PBB Menlu Retno Bahas 3 Isu
Dalam diskusi kali ini, penggunaan media internet untuk mendukung tindakan kekerasan seperti serangan di Selandia Baru, Sri Langka, Norwegia dan beragam tempat di Amerika Serikat pun turut dibahas.
Hal tersebut dianggap harus di atasi dengan memastikan internet yang terbuka, bebas, dan aman sejalan dengan aturan dan prinsip Hak Asasi Manusia.
Negara-negara MIKTA menyepakati perlunya penguatan kerjasama internasional untuk memperjuangkan pemenuhan Hak Asasi Manusia (HAM).
Selain itu, peserta juga sepakat mengakhiri segala bentuk diskriminasi, xenophobia, rasisme, dan intoleransi.