KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi mengungkapkan, diplomasi digital memiliki setidaknya empat manfaat.
Pertama, diplomasi digital dapat digunakan untuk menyebarkan pesan perdamaian. Kedua, kata Retno, sebagai alat untuk penguatan kerja sama ekonomi.
Ketiga, sebagai alat untuk melindungi warga negara. Terakhir, sebagai alat untuk memajukan pembangunan.
Menurutnya, diplomasi digital dibutuhkan agar Indonesia mampu menyesuaikan diri dengan cepatnya transformasi digital.
Baca juga: Lewat Buku, Indonesia Ungkap Perannya Sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB
“Ketidakmampuan kita dalam mengikuti lompatan teknologi akan membuat kita tertinggal. Begitu juga dengan diplomasi. Bila tidak dapat menyesuaikan dengan transformasi yang cepat, diplomasi tidak akan relevan lagi,” ujar Retno.
Itulah sebabnya, imbuh Retno, saat ini menjadi waktu yang tepat bagi Indonesia untuk menyandingkan diplomasi dengan digital.
Dia menjelaskan, saat ini Indonesia telah memanfaatkan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.
“ Kementerian Luar Negeri telah memiliki aplikasi Safe Travel dan portal Peduli WNI suatu sistem pendataan digital yang terintegrasi untuk diaspora Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (11/9/2019).
Baca juga: Indonesia Fokus dalam Penguatan Diplomasi Kemanusiaan
Untuk memperkaya pemahaman Indonesia mengenai diplomasi digital, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengadakan forum Regional Conference on Digital Diplomacy (RCDD) di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Forum regional itu dihadiri oleh para delegasi dan 200 para peserta yang berasal dari 16 negara di Kawasan Asia dan Pasifik. Dengan rincian, 10 negara anggota ASEAN dan 6 negara lainnya, yakni Australia, India, Jepang, Republik Korea, Republik Rakyat Tiongkok, dan Selandia Baru.
Menlu menjelaskan, forum tersebut menjadi wadah bagi para delegasi dan peserta agar dapat saling belajar, memperkaya pehamanan tentang diplomasi digital.
Mereka juga dapat saling bekerja sama dalam menjembatani kesenjangan digital serta membangun langkah bersama dalam menyikapi berbagai tantangan di milenium baru ini.
Baca juga: Bumikan Diplomasi Indonesia, Kemlu dan Pemkot Semarang Gelar Diplofest
Selain forum regional, ajang tersebut dimeriahkan pula dengan pameran Digital dan Talk Show RCDD, acaranya berlangsung hingga, Rabu (11/9/2019) dan diikuti lebih dari 1.400 peserta dari berbagai kalanga, termasuk milenial.
Adapun pameran digitalnya menampilkan 12 startup Indonesia, yakni Ralali, Glexindo, Tele CTG, Logisly, TaniHub, Renom, Modal Rakyat, Kata.ai, Agate, Wahyoo, Bahaso, dan Qiwii.