Kemenko PMK Ajak Masyarakat Bergotong Royong Benahi Citarum

Kompas.com - 05/09/2018, 19:05 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Pemerintah mengajak masyarakat berperan aktif mengurangi pencemaran sekaligus merevitalisasi daerah aliran sungai (DAS) Citarum melalui program Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis masyarakat.

Untuk diketahui, program PRB berbasis masyarakat tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental serta mendukung Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum.

Sasaran yang ingin dicapai adalah perubahan pola pikir masyarakat di Kabupaten Bandung Barat agar memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Dalam kegiatan tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan telah berkoordinasi dengan pihak terkait, misalnya Dinas Lingkungan Hidup Provinsi, Komandan Satuan Tugas Sungai Citarum, BPBD, serta Baznas.

“Kami mendorong masyarakat melakukan berbagai aksi nyata dalam program PRB ini, seperti penghijauan, pembuatan biopori, dan juga bersih-bersih Sungai Citarum,” ungkap Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Iwan Eka Setiawan di sela-sela sebuah workshop di Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/9/2018).

(BACA JUGA: Pendamping PKH Diajak Sebarkan Gerakan Indonesia Bersih dengan Kreatif)

Adapun workshop yang berlangsung hingga 7 September itu diikuti oleh kelompok masyarakat dari Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kecamatan Bojongsoang, serta Kabupaten Bandung.

Selain pemaparan upaya revitalisasi dan pengendalian pencemaran Sungai Citarum, workshop tersebut juga diisi pemaparan mengenai mitigasi bencana.

Bentuknya, antara lain pembuatan jalur evakuasi, pembangunan tenda penampungan dan dapur umum, serta penyelamatan kaum rentan (lansia, anak-anak, dan perempuan).

“Hal-hal tersebut bertujuan mengurangi korban jiwa dan kerugian infrastruktur. Selain itu, masyarakat diedukasi membuat konsep pengurangan risiko bencana,” papar Iwan.

Sementara itu, Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Tubagus Haeri optimistis program revitalisasi DAS Citarum berbasis masyarakat dapat memberi hasil positif. 

“Saya dapat laporan, masyarakat sudah dapat memancing. Tak hanya itu, Sungai Citarum juga dapat digunakan untuk aktivitas olahraga, termasuk lomba 17-an,” ucap Tubagus.

Sebagai sungai strategis, Tubagus menekankan pentingnya kontribusi masyarakat dalam upaya revitalisasi DAS Citarum.

“Citarum menyuplai 2.000 megawatt listrik untuk Jawa-Bali serta berkontribusi 6-8 persen terhadap program beras nasional. Karena itulah, menjadi penting untuk terus memeliharanya,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com