Pendamping PKH Diajak Sebarkan Gerakan Indonesia Bersih dengan Kreatif

Kompas.com - 31/08/2018, 19:26 WIB
Mikhael Gewati

Editor


JAKARTA, KOMPAS.com
- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK) mengajak pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) menggunakan berbagai cara kreatif untuk menjalankan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) kepada masyarakat.

Ajakan itu sampaikan Ketua Satuan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental Gerakan Indonesia Bersih Kemenko PMK, Pamuji Lestari, dalam acara Pembekalan Gerakan Indonesia Bersih kepada sumber daya manusia (SDM) PKH di Hotel Millenium Jakarta, Kamis(30/82018).

“Melalui kreativitas dan peranan pendamping, Gerakan Indonesia Bersih dapat terus berkembang dan juga berkontribusi secara positif terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat," ujar Pamuji kepada 160 koordinator pendamping PKH dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti pembekalan tersebut.

Pamuji menegaskan bahwa SDM PKH menjadi pelopor dan teladan dalam menyebar pesan-pesan revolusi mental dan gerakan-gerakan perubahan bagi masyarakat di Indonesia. Untuk itu, mereka harus menjadi agen perubahan dan teladan lewat tindakan nyata sehingga akan menjadi contoh masyarakat sekitar.

(BACA JUGATerbukti, KKN Tematik Revolusi Mental Ubah Masyarakat Jadi Lebih Baik)

Secara umum pelaksanaan Gerakan Indonesia Bersih sendiri telah dijalankan baik di pemerintah. Namun, agar gerakan yang telah diamanatkan dalam Inpres Nomor 12/2016 ini dapat terus disebarkan secara luas, maka harus dijadikan sebagai sebuah bagian penting dari kehidupan masyarakat.

"Gerakan Indonesia Bersih harus menjadi bagian dari gaya hidup Masyarakat Indonesia. Hal ini penting sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan dampak positif yang dihasilkan" ungkap Pamuji Lestari.

Salah satu peserta pembekalan dari Bondowoso, Khusaeri mengatakan, Program Gerakan Nasional Revolusi Mental sudah berjalan dengan baik. Untuk itu, dia berharap pemerintah mengawal program ini supaya semangat perubahan dapat terus dipelihara.

Adapun, Bustam, peserta dari Provinsi Sulawesi Barat mengatakan bahwa Gerakan Indonesia Bersih memiliki irisan dengan kearifan lokal yang ada di wilayah Mandar. Ini terlihat dari upaya Masyarakat Mandar untuk menjaga kebersihan laut.

"Bagi kami pantang menjadikan laut sebagai tempat sempah atau mencemarinya,” ungkap Bustam.

(BACA JUGA: Ingin Indonesia Lebih Baik, 11 Tokoh Ini Lakukan Revolusi Mental)

Baik Bustam dan peserta pembekalaan lain pun sepakat untuk terus menyebarkan secara masif Program Revolusi Mental dan Gerakan Indonesia Bersih, sehingga membawa manfaat yang baik bagi masyarakat.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com