Di Wina, Menko PMK Promosikan Jamu Indonesia Berteknologi Iradiasi

Kompas.com - 29/11/2018, 16:47 WIB
Auzi Amazia Domasti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di sela-sela Konferensi tingkat Menteri tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir di Wina, Austria, Rabu (28/11/2018), Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK) memperkenalkan jamu asal Indonesia.

“Salah satu produk unik yang kami pamerkan di sini adalah jamu. Jamu adalah minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan herbal. Dengan pemanfaatan teknologi iradiasi, produk jamu buatan Indonesia telah masuk ke pasar global yang kompetitif,” kata Menko Puan dalam sambutannya.

Perlu diketahui pada event tersebut, Indonesia membuka pameran bertema “Memetik Manfaat dari Teknologi Radiasi: Memperkuat Sektor Industri, Berkontribusi pada Pembangunan Ekonomi."

Selain jamu, pameran itu juga menampilkan pemanfaatan teknologi iradiasi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, antara lain melalui pemajuan sektor strategis nasional dan peningkatan UMKM.

Baca juga: Menko Puan Tekankan Pentingnya Kerja Sama Nuklir untuk Pembangunan

Fasilitas irradiator gammar kolaborasi Indonesia dan Hongaria menjadi salah satu yang disorot dalam pameran. Irradiator gamma tersebut dinamai Merah Putih dan memiliki kandungan lokal mencapai 84 persen.

Sebelumnya, fasilitas serupa pertama yang dimiliki Indonesia diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada November 2017 dan diharapkan dapat menjadi model pengembangan di masa depan.

“Dengan kapasitas yang semakin baik di bidang ini, Indonesia siap memainkan peran lebih banyak untuk membantu negara-negara berkembang, antara lain melalui Kerja Sama Selatan-Selatan (South to South Cooperation),” kata Puan.

Selain jamu dan Fasilitas irradiator gammar, produk lain yang dipamerkan adalah kemasan obat herbal dan produk-produk makanan.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com