Di Wina, Puan Katakan, Pendapatan Masyarakat Indonesia Makin Merata

Kompas.com - 28/11/2018, 19:26 WIB
HTRMN,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Di sela kunjungan kerjanya ke Wina, Austria, Menteri Koordinator Bidang Pembangungan dan Kebudayaan ( Menko PMK) mengatakan, tingkat pendapatan masyarakat di Indonesia semakin merata.

Hal tersebut, kata Puan, terlihat dari penurunan gini ratio, dari 0,408 pada 2015 lalu menjadi 0,389 pada 2018.

Menko PMK mengatakan itu saat bertatap muka dengan 150 WNI di Kedutaan Besar Indonesia di Wina, Austria, Selasa (27/11/2018) lalu. Mereka merupakan masyarakat dan diaspora Indonesia dari berbagai profesi.  

Ditambahkannya lagi bahwa sektor pembangunan infrastruktur juga sudah mulai merata di berbagai wilayah Indonesia.

“Tentunya kita semua berharap kondisi ini akan semakin membaik di tahun-tahun mendatang,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima. 

Selain pemerataan pendapatan dan infrastruktur, Puan pun menceritakan tentang pelaksanaan BBM satu harga, perbaikan layanan haji dan umroh hingga suksesnya penyelenggaraan Asian Games dan Asian Paragames 2018.

Para WNI yang berkesempatan langsung bertatap muka dengan Menko PMK Puan Maharani ini terdiri dari masyarakat dan diaspora Indonesia yang berasal dari berbagai profesi.Dok. Humas Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Para WNI yang berkesempatan langsung bertatap muka dengan Menko PMK Puan Maharani ini terdiri dari masyarakat dan diaspora Indonesia yang berasal dari berbagai profesi.
Mengenai Asian Games dan Asian Para Games, Puan mengungkapkan, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya sehingga mampu mengantarkan kesuksesan untuk kedua parhelatan olahraga bergengsi tersebut.

Menurutnya, perhelatan kedua event tersebut merupakan salah satu pencapaian terbaik pemerintah sepanjang sejarah dan diapresiasi banyak negara.

"Kesuksesan yang dicapai dalam penyelenggaraan perhelatan tersebut tentu karena dukungan dari seluruh elemen dan rakyat Indonesia, termasuk saudara-saudara yang berada di luar Indonesia yang melalui kepeduliannya tetap membangun kedekatan dengan Ibu Pertiwi," ujar Menko PMK.

Puan pun menilai bahwa di masa mendatang Indonesia bisa berpeluang menjadi tuan rumah event olahraga terbesar, yaitu olimpiade.

Dalam tatap muka yang berlangsung hangat tersebut, tak lupa Puan menyampaikan tujuan dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

"GNRM yang saat ini digaungkan oleh pemerintah RI bertujuan mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup, serta perlu dilanjutkan dengan membangun karakter yang penuh integritas, etos kerja, dan gotong royong," ujarnya.

Di akhir acara, Puan berpesan supaya nilai-nilai luhur Indonesia dapat terus dipelihara dan dilestarikan serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama gotong royong.

Peru diketahui, Menko PMK sedang berada di Wina, Austria untuk menghadiri konferensi International Atomic Energy Agency (IAEA) tingkat menteri.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com