Menko PMK Beberkan Pemanfaatan Teknologi Nuklir bagi Indonesia

Kompas.com - 29/11/2018, 20:01 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, teknologi nuklir telah berkontribusi terhadap sosial-ekonomi masyarakat Indonesia.

Menurut Puan, pemanfaatkan teknologi tersebut telah sampai di berbagai bidang, baik itu pertanian, peternakan, kesehatan, industri, lingkungan dan lain-lain.

Terkait industri, kata Menko PMK, penggunaan teknologi nukir bisa dilihat dari kerja sama Indonesia dengan IAEA Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

"Saat ini, kerja sama IAEA dengan Indonesia telah memasuki fase hilirisasi teknologi nuklir untuk kepentingan industri, usaha kecil dan menengah, petani dan pemangku kepentingan nasional lainnya," kata Puan Maharani saat bertemu dengan Dirjen IAEA, Yukiya Amano di Wina, Austria, Rabu (28/11/2018) seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Baca juga: Menko Puan Tekankan Pentingnya Kerja Sama Nuklir untuk Pembangunan

Lebih lanjut, Menko PMK mencontohkan secara rinci pemanfaatkan teknologi nuklir di Tanah Air. Di antaranya pada teknologi memproduksi tempe, proyek telemedicine/radioterapi, penggunaan teknologi radiasi di pulau-pulau terluar untuk ekspor produk perikanan, serta pengelolaan sumber daya dan lingkungan laut secara lebih baik.

Terkait kerja sama erat dengan IAEA, Puan menjelaskan bahwa hal ini tidak tercipta dengan instan. Melainkan melalui proses panjang yang dimulai dari bergabungnya Indonesia dengan  IAEA.

"Indonesia bergabung dengan IAEA pada tahun 1957 di bawah Presiden Soekarno sebagai founding father dan saya senang sekali hadir untuk melanjutkan apa yang telah dirintis Presiden Soekarno", ujar Menko Puan dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima.

Baca jugaDi Wina, Menko PMK Promosikan Jamu Indonesia Berteknologi Iradiasi

Dalam pertemuan itu, Dirjen IAEA mengapresiasi kemajuan aplikasi nuklir di Indonesia dan juga peran Indonesia di ASEAN, serta kerja sama Selatan Selatan, seperti Afrika dan membantu Small Island Developing Countries (SIDs) termasuk Papua Nugini.

Pertemuan ini dihadiri pula Duta Besar Indonesia untuk Austria Darmansjah Djumala, dan Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com