Mendagri Dorong Lulusan IPDN Jadi Agen Perubahan di Lingkungan ASN

Kompas.com - 23/07/2025, 20:16 WIB
Tsabita Naja,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian berharap lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN) mampu menjadi agen perubahan di lingkungan aparatur sipil negara ( ASN).

Ia mendorong alumni IPDN untuk terus mengembangkan karier, termasuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri.

Pernyataan tersebut disampaikan Tito saat menghadiri Sidang Senat Terbuka IPDN dalam rangka Wisuda Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan, Magister Terapan Studi Pemerintahan, Doktor Ilmu Pemerintahan, dan Program Profesi Kepamongprajaan Tahun Akademik 2024/2025 yang berlangsung di Gedung Balairung Rudini, Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (23/7/2025).

Baca juga: IPDN Wisuda 1.305 Mahasiswa, Mendagri: Hari Bahagia untuk Indonesia

Tanpa mengesampingkan ASN dari alumni perguruan tinggi lain, Tito menilai IPDN memiliki kekuatan karena memberikan pembelajaran spesifik di bidang ilmu pemerintahan serta membentuk jiwa korsa di kalangan peserta didiknya.

“Sehingga saya mengharapkan dari ASN ini, (yang menjadi) agen perubahan adalah lulusan IPDN,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (23/7/2025).

Oleh karena itu, Tito mengimbau para alumni IPDN untuk memperkuat pengetahuan, salah satunya melalui studi lanjut ke luar negeri.

Ia juga mendorong agar alumni memanfaatkan program beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Baca juga: Beasiswa LPDP 2025 Tahap 2 Masih Dibuka, Simak 4 Ketentuan Baru

Tito mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menambahkan kurikulum di IPDN untuk melatih para praja mahir berbahasa asing.

Kemampuan tersebut dinilai penting karena menjadi salah satu syarat utama untuk memperoleh beasiswa LPDP.

Ia percaya, alumni IPDN merupakan individu terpilih dengan kapasitas pengetahuan yang mumpuni dan dapat dikembangkan lebih lanjut, termasuk kemampuannya dalam berbahasa asing.

“Setahu saya anak-anak di sini (IPDN) pintar. Bayangkan dari 30.000 orang yang tes, yang diterima hanya kurang lebih 1.000 orang,” ujar Tito.

Baca juga: Cara Cek Pengumuman IPDN 2025, 28.579 Peserta Lolos Administrasi

Ia menjelaskan bahwa melanjutkan pendidikan ke luar negeri memiliki banyak keuntungan, antara lain mendapatkan pengetahuan baru, memperluas jaringan internasional, dan mengenal budaya lain melalui interaksi dengan mahasiswa dari berbagai negara.

“Saya tidak mengatakan (perguruan tinggi) dalam negeri buruk, sekolah di dalam negeri kita hanya mendapatkan satu saja, yaitu knowledge atau ilmu pengetahuan,” ucap Tito.

Ia menambahkan, negara-negara besar banyak berinvestasi dalam dunia pendidikan dengan mengirimkan generasi mudanya belajar ke luar negeri.

Lulusan dari program tersebut terbukti mampu membawa kemajuan bagi negaranya, termasuk melakukan reformasi tata kelola pemerintahan.

Oleh karena itu, Tito menilai Indonesia perlu melakukan hal serupa. Salah satu langkah strategis yang dapat ditempuh adalah dengan mendorong ASN untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri agar mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Baca juga: Ribuan ASN Telah Berkantor di IKN, Berapa Totalnya?

Terkini Lainnya
Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Kemendagri
Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Kemendagri
Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Kemendagri
Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Kemendagri
Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Kemendagri
Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Kemendagri
Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Kemendagri
Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Kemendagri
Tito Karnavian Terima Gelar

Tito Karnavian Terima Gelar "Petua Panglima Hukom Nanggroe”, Ini Alasannya

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan

Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Kemendagri
Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Kemendagri
Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Kemendagri
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com