Bertemu Mendag Australia, Mendag Zulhas Minta agar Indonesia Didukung Jadi Anggota Penuh OECD

Kompas.com - 17/11/2023, 13:29 WIB
F Azzahra,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengapresiasi tanggapan positif Australia atas pencalonan Indonesia sebagai anggota penuh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Indonesia, sebutnya, menilai bahwa keanggotaan OECD perlu lebih inklusif dengan melibatkan lebih banyak negara berkembang.

"Terima kasih atas tanggapan positif Australia terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota penuh OECD. Saya meminta dukungan dari Australia terhadap Indonesia agar dapat menjadi anggota penuh OECD," kata Zulhas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/11/2023).

Hal tersebut disampaikan Zulhas pada Pertemuan ke-34 Tingkat Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC MM) di San Fransisco, California, Amerika Serikat (AS), Rabu (15/11/2023).

Pada acara itu, Zulhas didampingi oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara Hasibuan bersama dengan Mendag dan Pariwisata Australia Don Farrell .

Keterlibatan Indonesia dalam OECD diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas kebijakan perdagangan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Baca juga: Buntut Utang Rafaksi, Aprindo dan 5 Produsen Minyak Goreng Ancam Laporkan Kemendag ke Mabes Polri

"Keanggotaan Indonesia pada OECD diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas kebijakan perdagangan sementara OECD dan bermanfaat sebagai representasi global south emerging economy," tutur Zulhas.

Untuk diketahui, saat ini, Indonesia dalam tahap melakukan review rerhadap standars/guidelines OECD yang relevan dengan regulasi nasional, sekaligus membentuk tim nasional khusus untuk menangani keanggotaan Indonesia dalam OECD.

"Indonesia berharap, Australia dapat memberi dukungannya agar penyusunan peta jalan aksesi (roadmap to accesion) Indonesia dapat disepakati pada Pertemuan Tingkat Menteri OECD 2024 mendatang," ujar Zulhas.

Zulhas menyampaikan, hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Australia perlu ditingkatkan guna menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Menurutnya, Indonesia dan Australia perlu menggali potensi kerja sama bilateral, khususnya di bidang perdagangan jasa.

Baca juga: Peduli Konsumen, Pemkot Semarang Raih 2 Penghargaan dari Kemendag

"Perdagangan Indonesia dan Australia perlu ditingkatkan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Saya minta agar kita juga menjajaki kerja sama bilateral, khususnya di bidang perdagangan jasa, seperti tenaga kerja," jelas Zulhas.

Lebih lanjut, Zulhas mengatakan akan melakukan pertemuan dengan para investor dalam Forum Investasi Indonesia-Amerika di New York. Oleh karena itu, Zulhas mengajak Australia untuk turut berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sementara itu, Mendag Australia Don berharap, pihaknya dapat bekerja sama dengan negara-negara di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), khususnya Indonesia. Ia menyambut baik kerja sama bilateral antara Indonesia dan Australia terkait perdagangan jasa.

Adapun, Don meminta masukan dan saran terkait upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tenaga kerja Indonesia di Australia.

Baca juga: Buntut Utang Rafaksi Minyak Goreng Belum Dibayar, Pengusaha Ritel Ancam Polisikan Kemendag

Sebagai informasi, pada periode Januari-September 2023, tercatat nilai dagang Indonesia dan Australia mengalami penurunan hingga 7,35 persen, yakni dari 9,94 miliar dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 9,22 miliar dollar AS.

Pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai 13,33 miliar dollar AS. Total perdagangan kedua negara pada periode 2018-2022 mengalami tren positif dengan pertumbuhan sebesar 14,38 persen.

Masih pada 2022, Australia menjadi pemasok bahan baku penolong terbesar ketujuh bagi industri Indonesia. Impor Indonesia didominasi bahan baku penolong dan barang modal dengan angka 91,2 persen dari total impor.

Adapun, impor utama Indonesia dari Australia, berupa batu bara, gandum dan meslim, biji besi, emas, hingga mintak petroleum. Sedangkan ekspor utama Indonesia ke Australia, yakni pupuk mineral/kimia, aparatus, minyak petroleum, perangkat telepon, dan kayu.

Terkini Lainnya
Mendag Busan: Indonesia Siap Tandatangani FTA dengan Uni Ekonomi Eurasia

Mendag Busan: Indonesia Siap Tandatangani FTA dengan Uni Ekonomi Eurasia

Kemendag
Mendag Busan Serahkan Penghargaan Good Design Indonesia 2025 kepada 51 Produk

Mendag Busan Serahkan Penghargaan Good Design Indonesia 2025 kepada 51 Produk

Kemendag
Lewat Keterbukaan Informasi Publik, Kemendag Perkuat Fondasi Ekosistem Perdagangan

Lewat Keterbukaan Informasi Publik, Kemendag Perkuat Fondasi Ekosistem Perdagangan

Kemendag
Transaksi “Business Matching” UMKM Januari–Oktober 2025 Capai 130,17 Juta Dollar AS

Transaksi “Business Matching” UMKM Januari–Oktober 2025 Capai 130,17 Juta Dollar AS

Kemendag
JMFW 2026 Catat Transaksi 19,51 Juta Dollar, Lampaui Target dan Buktikan Daya Saing

JMFW 2026 Catat Transaksi 19,51 Juta Dollar, Lampaui Target dan Buktikan Daya Saing "Modest Fashion" Indonesia 

Kemendag
Resmi Tutup TEI Ke-40, Mendag Busan: Transaksi Lewati Target Capai 22,80 Miliar Dollar AS

Resmi Tutup TEI Ke-40, Mendag Busan: Transaksi Lewati Target Capai 22,80 Miliar Dollar AS

Kemendag
Kemendag Tutup Gelaran Pangan Nusa Expo 2025, Transaksi Tembus Rp 161 Miliar

Kemendag Tutup Gelaran Pangan Nusa Expo 2025, Transaksi Tembus Rp 161 Miliar

Kemendag
Dorong Daya Saing Produk Pangan Lokal, Mendag Busan Beri Penghargaan UKM Pangan Award

Dorong Daya Saing Produk Pangan Lokal, Mendag Busan Beri Penghargaan UKM Pangan Award

Kemendag
Hadir Perdana di TEI 2025, Paviliun UMKM BISA Ekspor Bukti Transformasi UMKM Tembus Pasar Global

Hadir Perdana di TEI 2025, Paviliun UMKM BISA Ekspor Bukti Transformasi UMKM Tembus Pasar Global

Kemendag
Transaksi

Transaksi "Business Matching" UMKM hingga Agustus 2025 Capai 90,90 Juta Dollar AS

Kemendag
Program Desa BISA Ekspor Siap Jadi Lokomotif Ekspor Indonesia

Program Desa BISA Ekspor Siap Jadi Lokomotif Ekspor Indonesia

Kemendag
Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Kemendag Resmikan Export Center di Balikpapan dan Batam

Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Kemendag Resmikan Export Center di Balikpapan dan Batam

Kemendag
Hadiri CID-8, Mendag Busan Ajak Diaspora Jadi Agen Ekspor Produk Indonesia

Hadiri CID-8, Mendag Busan Ajak Diaspora Jadi Agen Ekspor Produk Indonesia

Kemendag
Mendag Busan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Merek Lokal lewat Lisensi dan Waralaba

Mendag Busan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Merek Lokal lewat Lisensi dan Waralaba

Kemendag
Luncurkan Hari Ritel Nasional 2025, Mendag Busan Dorong Kemitraan Ritel dengan UMKM

Luncurkan Hari Ritel Nasional 2025, Mendag Busan Dorong Kemitraan Ritel dengan UMKM

Kemendag
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com