KOMPAS.com – Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Minister/AEM) ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, berhasil menyelesaikan lima capaian prioritas ekonomi ASEAN dari tujuh prioritas utama.
Menteri Perdagangan sekaligus pemimpin AEM ke-55 Zulkifli Hasan menjelaskan, lima pencapaian tersebut adalah penyelesaian secara keseluruhan kerangka kerja fasilitas jasa ASEAN atau ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF), pengesahan studi terkait persetujuan kerangka kerja ekonomi digital ASEAN (DEFA), dan penandatanganan perjanjian protokol kedua perubahan dalam Kerangka ASEAN Australia Selandia Baru Area Perdagangan Bebas (the ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area/AANZFTA).
Selanjutnya, pengesahan deklarasi menteri terkait kerangka kerja inisiatif Industri berbasis Proyek di ASEAN dan Pengesahan Kerangka Acuan Kerja (TOR) Pembentukan Unit Pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di Sekretariat ASEAN.
Zulkifli Hasan melanjutkan, dua capaian prioritas ekonomi ASEAN lainnya ditargetkan selesai pada akhir 2023. Kedua capaian tersebut adalah Implementasi Secara Penuh Surat Keterangan Asal Elektronik (e-Form D) melalui ASEAN Single Window (ASW) dan Finalisasi peta jalan harmonisasi standar untuk mendukung implementasi dari pembangunan berkelanjutan.
"Pertemuan ini merupakan pertemuan keempat dari total 19 rangkaian pertemuan AEM ke-55. Adapun dua capaian lainnya akan ditargetkan selesai Desember 2023," ungkap Zulkifli Hasan dikutip dari rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (20/8/2023).
Tak hanya menyinggung agenda pertemuan AEM ke-55, Zulkifli Hasan juga menjelaskan bahwa keketuaan Indonesia di ASEAN saat ini dijalankan di tengah situasi yang penuh tantangan.
Hal ini ia utarakan di depan Menteri Ekonomi ASEAN kecuali Myanmar, Menteri Perdagangan dan Industri Timor-Leste Filipus Nino Pereira, serta Sekretaris Jenderal ASEAN Dr Kao Kim Hourn.
“Melalui tema ASEAN Keketuaan tahun ini adalah ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’, kami melihat ASEAN sangat penting dan relevan. ASEAN juga harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan melanjutkan pembangunan arsitektur kawasan yang inklusif. Kami juga ingin mendorong agar ASEAN semakin kuat untuk dapat menjawab berbagai tantangan ke depan, memperkuat kesatuan, dan sentralitas ASEAN,” ujarnya.