JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan melakukan sosialisasi tentang keselamatan pelayanan angkutan sungai dan danau pada 18 hingga 20 Juli 2018.
Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam pelayanan angkutan sungai dan danau di Danau Toba, Sumatera Utara.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Tertib Keselamatan Pelayaran, dan bertujuan untuk menyebarluaskan informasi keselamatan kepada masyarakat khususnya di lingkungan sekolah, guna meningkatkan keselamatan pelayaran di Danau Toba.
“Salah satu tugas tim ad hoc Kemenhub di Danau Toba adalah melakukan safety campaign atau Kampanye keselamatan untuk penyeberangan. Kami sudah buat road map untuk safety campaign. Fokusnya adalah kepada pengguna kapal saat ini sudah banyak dilakukan, jadi kita lakukan ramp check untuk semua kapal. Dan kita ingatkan masyarakat di sana, kalau mau naik kapal harus menggunakan life jacket,” kata Direktur Pembinaan Keselamatan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani melalui pernyataan tertulis, jumat (28/7/2018).
Sasar masyarakat sekitar danau
Selain itu, masyarakat diingatkan untuk selalu menggunakan life jacket. Masyarakat di sekitar danau juga akan diberi pemahaman bahwa keselamatan itu penting. Salah satu caranya, ujar dia, dengan mendatangi sekolah-sekolah di seputaran danau.
“Upaya ini diharapkan bisa membuat masyarakat lebih sadar akan pentingnya keselamatan dan bisa membantu menyebarluaskan kesadaran ini pada teman dan kerabat yang akan menyeberang ke Pulau Samosir,” kata dia.
Kemenhub juga telah mendatangi hampir semua operator kapal yang ada dan sudah ada 250 kapal motor yang dilakukan ramp check.
Selain mendatangi para operator kapal, Kemenhub juga melakukan inspeksi dan audit terhadap kapal motor.
Baca juga: Pembenahan Pasca-Kecelakaan Danau Toba Jadi Model
“Inspeksi dan audit terhadap KM di sana sudah kita lakukan dan hasilnya kalau dilihat secara standard internasional memang tidak memenuhi, namun ada standard minimal yang ditetapkan oleh tim ad hoc misalnya tidak boleh ada deck ke 3 yg bisa membuat kapal tidak seimbang bila ada arus besar, bangku-bangku yang ada di kapal harus terpaku permanen sehingga tidak bisa bergeser saat ada ombak besar, pintu kapal juga harus diperbesar,” ujarnya.
Kemenhub juga akan menyiapkan Syahbandar yang selama ini tidak ada. Jadi sebelum berangkat, kapal dan penumpang harus dicek terlebih dahulu.
Dengan begitu, surat berlayar dapat diterbitkan. Apabila tidak layak dan cuaca buruk, syahbandar bisa tidak mengeluarkan ijin berlayar dan ini akan menjadi role model untuk pelayaran yang lain.
“Sudah waktunya masyarakat diajak pintar untuk mensikapi bahwa keselamatan itu harus diutamakan dalam hal transportasi,” katanya.