KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) terus mempercepat penyelesaian pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe-Sayung sepanjang 10,64 kilometer (km).
Menteri PU Dody Hanggodo berharap, pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi dengan tanggul laut atau giant sea wall ini dapat menjadi solusi permanen terhadap permasalahan banjir rob di kawasan Semarang, khususnya pada Jalur Pantura Semarang-Demak.
“Jalan tol ini mengurangi beban lalu lintas di Jalan Pantura Jawa yang sudah sangat padat dan sering mengalami kemacetan,” katanya dalam siaran pers, Selasa (17/6/2025).
Sebagaimana diketahui, Jalan Tol Semarang–Demak akan menyatu dengan tanggul laut sebagai langkah mitigasi rob yang sering melanda wilayah Semarang dan sekitarnya, termasuk kawasan industri Terboyo.
Pembangunan Seksi 1 Kaligawe–Sayung yang dibangun di atas laut kini telah mencapai progres fisik keseluruhan sebesar 44,26 persen per 12 Juni 2025.
Baca juga: Pitching Session di ICI 2025, Kementerian PU Tawarkan 9 Proyek KPBU Senilai Rp 90 Triliun
Pembangunan ruas Tol Semarang–Demak Seksi 1 terbagi ke dalam tiga paket pekerjaan.
Paket 1A dikerjakan oleh Hutama Karya (HK) bersama Beijing Urban Construction Group (BUCG) dengan progres fisik mencapai 65,92 persen.
Sementara itu, Paket 1B dilaksanakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP), Wijaya Karya (WIKA), dan China Road and Bridge Corporation (CRBC) dengan progres 42,97 persen.
Adapun Paket 1C ditangani oleh konsorsium Adhi Karya–Sinohydro, dengan capaian progres sebesar 22,77 persen.
Secara keseluruhan, Tol Semarang–Demak memiliki panjang total 26,95 km dan dibangun dalam dua seksi.
Seksi 1 Kaligawe–Sayung sepanjang 10,64 km dibangun di atas laut dan saat ini masih dalam tahap konstruksi.
Sementara itu, Seksi 2 Sayung–Demak sepanjang 16,31 km yang berada di daratan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.
Sebagai bagian dari solusi terhadap permasalahan banjir rob di Kota Semarang, Kementerian PU juga membangun sistem pengendali banjir Tenggang–Sringin Tahap 1.
Baca juga: Air Jadi Pilar Swasembada Pangan, Kementerian PU Dorong Pembangunan Infrastruktur SDA
Infrastruktur sumber daya air ini mencakup pembangunan enam unit rumah pompa dengan total kapasitas 81 meter kubik (m³/detik) dan tanggul sungai sepanjang 10,53 km.
Proyek tersebut ditargetkan dapat mereduksi banjir seluas 4.429 hektar (ha), serta memberikan perlindungan bagi masyarakat di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Gayamsari, dan Kecamatan Genuk.
Secara keseluruhan, infrastruktur tersebut diperkirakan mampu melindungi 254.546 jiwa atau setara dengan 119.781 kepala keluarga (KK) dari ancaman banjir.
Selain itu, sistem pengendali banjir juga diperkuat dengan pembangunan dua kolam retensi yang berada di ruas Tol Semarang–Demak Seksi 1C.
Kolam Retensi Terboyo memiliki luas 189 ha dengan tanggul sepanjang 6,55 km dan dilengkapi enam unit pompa axial vertical berkapasitas 5 m³/detik serta dua unit pompa submersible berkapasitas 500 liter per detik.
Baca juga: Kementerian PU Dukung Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu dan Berkelanjutan 2030
Sementara itu, Kolam Retensi Sriwulan memiliki luas 28 ha dengan tanggul sepanjang 2,10 km dan dilengkapi empat unit pompa axial vertical berkapasitas 5 m³/detik serta dua unit pompa submersible berkapasitas 500 liter per detik.