Mentan Amran Dorong Hilirisasi Gambir dengan Nilai Potensi Rp 500 Triliun

Kompas.com - 30/11/2025, 19:16 WIB
I Jalaludin S,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong kolaborasi pemerintah pusat dan daerah bersama perguruan tinggi melakukan hilirisasi dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional, termasuk produk gambir di Sumatera Barat (Sumbar).

“Ya, kita harus sekarang bersama. Kita harus kolaborasi antara pusat, daerah, dan perguruan tinggi,” tegasnya dalam siaran pers.

Dia mengatakan itu saat memberikan keynote speech pada Kongres VII Ikatan Keluarga Alumni Universitas Andalas (IKA Unand), Sabtu (29/11/2025). 

Pada kesempatan itu, Amran menjelaskan potensi besar komoditas gambir, yang sebagian besar dihasilkan Sumbar.

Mengutip hasil penelitian akademisi dari Universitas Andalas, Amran menyebutkan, gambir memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.

“Ini data sumbernya dari Unand, Doktor Muhammad Makky. Ada potensi sampai Rp 500 triliun jika kita hilirisasi, kami sudah bahas marathon mudah-mudahan tidak ada aral melintang” jelas Amran.

Baca juga: Mentan Amran Pecat Staf yang Pungli Bantuan Alsintan: Mengaku Dirjen, Minta Rp 50-600 Juta ke Petani

Ia menambahkan, badan usaha milik negara (BUMN) telah menyatakan kesediaannya untuk masuk, dan rencana hilirisasi gambir sudah dilaporkan kepada presiden. 

Program pembangunan pabrik pengolahan gambir pun tengah disiapkan, dengan estimasi nilai investasi sekitar Rp 1 triliun untuk empat sampai lima pabrik.

“Ini luar biasa, dan saya mohon Unand dan alumni Unand ikut mengawal, karena added value-nya luar biasa,” harap Amran kepada para peserta.

Selain mengenai hilirisasi gambir, Amran juga menyoroti komoditas kelapa yang memiliki potensi besar di Sumbar. 

Ia menjelaskan, hilirisasi kelapa dapat meningkatkan nilai jual hingga 100 kali lipat.

Baca juga: Klaim Impor 40,4 Ton Beras Ilegal untuk MBG, Pengusaha Batam Minta Maaf ke Mentan

“Harga kelapa di luar negeri, seperti China, bisa mencapai Rp 30.000 per biji. Kita baru dapat sekitar Rp 3.500. Saat ini nilai ekspornya rata-rata mencapai Rp 24 triliun. Jika hilirisasi air kelapanya, kita kemas, buat packagingnya yang bagus itu menghasilkan Rp 2.436 triliun,” terangnya.

Amran menegaskan, hilirisasi merupakan pilihan strategis untuk menguatkan ekonomi nasional sekaligus menyiapkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Kolaborasi dengan perguruan tinggi

Dalam sambutannya, Amran juga menekankan peran penting perguruan tinggi sebagai pusat inovasi teknologi pertanian. 

Ia mendorong agar karya ilmiah, hasil penelitian, hingga produk inovatif mahasiswa dan dosen dapat dikembangkan menjadi industri nyata.

Baca juga: Pengusaha yang Impor 40,4 Ton Beras Ilegal di Batam Minta Maaf ke Mentan

“Ide-ide besar itu lahir dari kampus. Banyak yang bisa dibesarkan kalau ada inovasi dan hilirisasi. Kami pun memiliki hak paten yang pernah kami pasarkan hingga Malaysia dan Jepang. Kampus adalah gudang inovasi,” jelasnya.

Dalam hal ini, Amran menilai Unand memiliki banyak temuan potensial yang harus dibawa ke level komersialisasi. 

Ia mengajak IKA Unand dan rektorat untuk memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mempercepat adopsi hasil penelitian ke sektor produksi.

Sebagai tindak lanjut, Amran mengajak jajaran IKA Unand untuk bertemu dan berdiskusi lebih dalam terkait pengembangan produk penelitian di Jakarta.

“Sekali-sekali kita diskusi di Jakarta. Kita bahas produk-produk penelitian yang bisa difungsikan. Semua penemu nanti kami undang ke Kementerian Pertanian,” katanya.

Baca juga: 40 Ton Beras Ilegal Dibongkar Mentan Amran, Wali Kota Batam: Ini Momentum Lindungi Petani

Di sisi lain, Amran menyebutkan, sejumlah bantuan baru sedang disiapkan, termasuk program kelapa dan sejumlah dukungan lainnya, seperti komoditas kopi untuk Sumbar dalam bentuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang mencapai nilai Rp 73 miliar.

Lebih lanjut, Amran menyampaikan dukungan konkret Kementan untuk Sumbar. 

Ia menuturkan, Kementan telah menyiapkan 6.794 ton cadangan beras sampai dengan dua bulan ke depan dan minyak goreng. 1.358 kilo liter. 

“Ada tambahan beras 358 ton beras, tim kami sudah di lapangan untuk men-support, benih padi, jagung juga disiapkan untuk 10.000 hektar (ha), tim kami di sana bekerja untuk membantu saudara-saudara kita yang kesulitan” jelas Amran.

Ia juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan pangan, terutama menghadapi dinamika cuaca dan situasi lapangan. 

Baca juga: Produk Kakao Sabang Sudah Ekspor, Mentan: Ini Serangan Balik Ke Eropa

Mentan menyebutkan, setiap kali daerah membutuhkan, Kementan akan langsung menurunkan tim untuk bekerja cepat membantu masyarakat.

Hilirisasi produk gambir

Di sisi lain, hilirisasi yang menjadi fokus utama Amran turut ditegaskan Rektor Unand, Efa Yonnedi, yang hadir dalam forum tersebut. 

Ia mengungkapkan, Unand memberikan kontribusi nyata bagi bangsa melalui hilirisasi riset, salah satunya pada komoditas gambir.

“Yang disumbangkan Unand untuk bangsa adalah hilirisasi dari riset—riset, pengembangan, prototype, produk lalu kita jual,” ungkapnya.

Baca juga: Lantik Lima Pejabat Eselon I Kementan, Amran: Jangan Korupsi

Dia menerangkan, salah satu produk hilirisasi gambir adalah tinta organik yang digunakan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Itu satu juta botol kita produksi dan dipakai di lebih dari 60 TPS,” ujar Efa.

Selain tinta pemilu, Efa menjelaskan, inovasi hilirisasi Unand juga telah merambah sektor bioteknologi kesehatan. 

“Ada kemasan bioteknologi kesehatan, reagen untuk kanker, reagen untuk tuberkulosis (TBC), kemudian reagen untuk tes darah,” paparnya.

Tak hanya itu, kata dia, ada 32 produk lebih yang sudah memiliki izin edar dan masuk e-katalog pemerintah.

“Tinggal masyarakat beli dan produk ini sudah siap digunakan,” tegas Efa. 

Baca juga: Kementan Kirim Puluhan Traktor dan Komben ke Indramayu untuk Percepat Musim Tanam

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com