KOMPAS.com - Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong kolaborasi pemerintah pusat dan daerah bersama perguruan tinggi melakukan hilirisasi dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional, termasuk produk gambir di Sumatera Barat (Sumbar).
“Ya, kita harus sekarang bersama. Kita harus kolaborasi antara pusat, daerah, dan perguruan tinggi,” tegasnya dalam siaran pers.
Dia mengatakan itu saat memberikan keynote speech pada Kongres VII Ikatan Keluarga Alumni Universitas Andalas (IKA Unand), Sabtu (29/11/2025).
Pada kesempatan itu, Amran menjelaskan potensi besar komoditas gambir, yang sebagian besar dihasilkan Sumbar.
Mengutip hasil penelitian akademisi dari Universitas Andalas, Amran menyebutkan, gambir memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.
“Ini data sumbernya dari Unand, Doktor Muhammad Makky. Ada potensi sampai Rp 500 triliun jika kita hilirisasi, kami sudah bahas marathon mudah-mudahan tidak ada aral melintang” jelas Amran.
Baca juga: Mentan Amran Pecat Staf yang Pungli Bantuan Alsintan: Mengaku Dirjen, Minta Rp 50-600 Juta ke Petani
Ia menambahkan, badan usaha milik negara (BUMN) telah menyatakan kesediaannya untuk masuk, dan rencana hilirisasi gambir sudah dilaporkan kepada presiden.
Program pembangunan pabrik pengolahan gambir pun tengah disiapkan, dengan estimasi nilai investasi sekitar Rp 1 triliun untuk empat sampai lima pabrik.
“Ini luar biasa, dan saya mohon Unand dan alumni Unand ikut mengawal, karena added value-nya luar biasa,” harap Amran kepada para peserta.
Selain mengenai hilirisasi gambir, Amran juga menyoroti komoditas kelapa yang memiliki potensi besar di Sumbar.
Ia menjelaskan, hilirisasi kelapa dapat meningkatkan nilai jual hingga 100 kali lipat.
Baca juga: Klaim Impor 40,4 Ton Beras Ilegal untuk MBG, Pengusaha Batam Minta Maaf ke Mentan
“Harga kelapa di luar negeri, seperti China, bisa mencapai Rp 30.000 per biji. Kita baru dapat sekitar Rp 3.500. Saat ini nilai ekspornya rata-rata mencapai Rp 24 triliun. Jika hilirisasi air kelapanya, kita kemas, buat packagingnya yang bagus itu menghasilkan Rp 2.436 triliun,” terangnya.
Amran menegaskan, hilirisasi merupakan pilihan strategis untuk menguatkan ekonomi nasional sekaligus menyiapkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam sambutannya, Amran juga menekankan peran penting perguruan tinggi sebagai pusat inovasi teknologi pertanian.
Ia mendorong agar karya ilmiah, hasil penelitian, hingga produk inovatif mahasiswa dan dosen dapat dikembangkan menjadi industri nyata.
Baca juga: Pengusaha yang Impor 40,4 Ton Beras Ilegal di Batam Minta Maaf ke Mentan
“Ide-ide besar itu lahir dari kampus. Banyak yang bisa dibesarkan kalau ada inovasi dan hilirisasi. Kami pun memiliki hak paten yang pernah kami pasarkan hingga Malaysia dan Jepang. Kampus adalah gudang inovasi,” jelasnya.
Dalam hal ini, Amran menilai Unand memiliki banyak temuan potensial yang harus dibawa ke level komersialisasi.
Ia mengajak IKA Unand dan rektorat untuk memperkuat kolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mempercepat adopsi hasil penelitian ke sektor produksi.
Sebagai tindak lanjut, Amran mengajak jajaran IKA Unand untuk bertemu dan berdiskusi lebih dalam terkait pengembangan produk penelitian di Jakarta.
“Sekali-sekali kita diskusi di Jakarta. Kita bahas produk-produk penelitian yang bisa difungsikan. Semua penemu nanti kami undang ke Kementerian Pertanian,” katanya.
Baca juga: 40 Ton Beras Ilegal Dibongkar Mentan Amran, Wali Kota Batam: Ini Momentum Lindungi Petani
Di sisi lain, Amran menyebutkan, sejumlah bantuan baru sedang disiapkan, termasuk program kelapa dan sejumlah dukungan lainnya, seperti komoditas kopi untuk Sumbar dalam bentuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT) yang mencapai nilai Rp 73 miliar.
Lebih lanjut, Amran menyampaikan dukungan konkret Kementan untuk Sumbar.
Ia menuturkan, Kementan telah menyiapkan 6.794 ton cadangan beras sampai dengan dua bulan ke depan dan minyak goreng. 1.358 kilo liter.
“Ada tambahan beras 358 ton beras, tim kami sudah di lapangan untuk men-support, benih padi, jagung juga disiapkan untuk 10.000 hektar (ha), tim kami di sana bekerja untuk membantu saudara-saudara kita yang kesulitan” jelas Amran.
Ia juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan pangan, terutama menghadapi dinamika cuaca dan situasi lapangan.
Baca juga: Produk Kakao Sabang Sudah Ekspor, Mentan: Ini Serangan Balik Ke Eropa
Mentan menyebutkan, setiap kali daerah membutuhkan, Kementan akan langsung menurunkan tim untuk bekerja cepat membantu masyarakat.
Di sisi lain, hilirisasi yang menjadi fokus utama Amran turut ditegaskan Rektor Unand, Efa Yonnedi, yang hadir dalam forum tersebut.
Ia mengungkapkan, Unand memberikan kontribusi nyata bagi bangsa melalui hilirisasi riset, salah satunya pada komoditas gambir.
“Yang disumbangkan Unand untuk bangsa adalah hilirisasi dari riset—riset, pengembangan, prototype, produk lalu kita jual,” ungkapnya.
Baca juga: Lantik Lima Pejabat Eselon I Kementan, Amran: Jangan Korupsi
Dia menerangkan, salah satu produk hilirisasi gambir adalah tinta organik yang digunakan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Itu satu juta botol kita produksi dan dipakai di lebih dari 60 TPS,” ujar Efa.
Selain tinta pemilu, Efa menjelaskan, inovasi hilirisasi Unand juga telah merambah sektor bioteknologi kesehatan.
“Ada kemasan bioteknologi kesehatan, reagen untuk kanker, reagen untuk tuberkulosis (TBC), kemudian reagen untuk tes darah,” paparnya.
Tak hanya itu, kata dia, ada 32 produk lebih yang sudah memiliki izin edar dan masuk e-katalog pemerintah.
“Tinggal masyarakat beli dan produk ini sudah siap digunakan,” tegas Efa.
Baca juga: Kementan Kirim Puluhan Traktor dan Komben ke Indramayu untuk Percepat Musim Tanam