Kementan-MUI Perkuat Sinergi, Wujudkan Kemandirian Bangsa lewat Sektor Pertanian

Kompas.com - 21/11/2025, 20:16 WIB
Tsabita Naja,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) berkomitmen memperkuat sinergi dengan Majelis Ulama Indonesia ( MUI) dalam rangka mewujudkan kemandirian bangsa melalui penguatan sektor pertanian

Komitmen tersebut disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam Sidang Pleno ke-IV Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI Tahun 2025 yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Jumat (21/11/2025).

Dalam forum bertajuk “Meneguhkan Peran Ulama untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa dan Kesejahteraan Rakyat” itu, Amran menegaskan bahwa berbagai capaian besar sektor pertanian selama satu tahun terakhir tidak terlepas dari peran, doa, serta bimbingan para ulama MUI.

Ia menyampaikan bahwa nasihat dan tausiyah ulama selama ini menjadi pedoman penting dalam menjalankan amanah negara.

Baca juga: Menjaga Amanah supaya MBG Tetap Berkualitas di Tangan Siswa

“Target Presiden (Prabowo Subianto) untuk empat tahun, alhamdulillah insyaallah tercapai dalam satu tahun. Itu berkat doa dan nasihat para alim ulama MUI se-Indonesia. Saya hanya melaksanakan fatwa dan nasihat ulama,” ujar Amran dalam keterangan resminya, Jumat.

Ia menekankan pentingnya menegakkan kebenaran dan keadilan, termasuk dengan cara memberantas mafia pangan, perilaku serakah (serakahnomics), dan tindakan koruptif yang merugikan rakyat.

Amran mengungkapkan bahwa hingga saat ini terdapat 75 tersangka yang telah diproses Satuan Tugas (Satgas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam satu tahun terakhir.

“Jika kita membiarkan ketidakbenaran, itu sama saja membiarkan kejahatan berkembang. Mafia dan koruptor tidak boleh dibiarkan. Banyak yang bilang saya kejam, tetapi justru kejam adalah mereka yang membiarkan ketidakbenaran,” tegasnya.

Baca juga: Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Amran menilai, langkah tegas di internal Kementan, termasuk pencopotan pegawai, dilakukan berdasarkan nilai moral dan nasihat para ulama.

“Saya merasa menjadi perpanjangan tangan MUI dalam menegakkan amanah ini,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Amran mengajak MUI untuk bersinergi memanfaatkan lahan-lahan milik ulama, pesantren, dan lembaga keagamaan yang berada di bawah MUI.

Ia mengimbau agar setiap lahan yang belum dimanfaatkan segera diusulkan kepada Kementan untuk dapat ditanami melalui program nasional.

Baca juga: Kementan Tegaskan Netralitas ASN dan Komitmen Menjaga Hubungan Baik dengan Media

“Jika MUI atau ulama memiliki lahan yang belum ditanami, kirimkan proposal ke kami atau langsung ke saya. Kami akan tanami. Ini hibah, bagian dari program Presiden yang berpihak kepada rakyat,” ucap Amran.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa pemerintah menargetkan perluasan lahan produktif hingga 870.000 hektar (ha) di seluruh Indonesia dengan dukungan anggaran sekitar Rp 10 triliun, termasuk untuk hilirisasi komoditas perkebunan.

Amran menekankan pentingnya hilirisasi sebagai pilar utama kemandirian bangsa. Ia mencontohkan hilirisasi kelapa yang mendongkrak nilai ekonomi secara signifikan.

“Harga kelapa mentah hanya Rp 3.000 per butir. Tapi, kalau diolah jadi coconut milk atau coconut water, nilainya bisa Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per butir. Nilai tambah ini sangat besar dan langsung berdampak pada kesejahteraan petani,” jelasnya.

Baca juga: Mentan Ungkap Potensi Hilirisasi Kelapa Tembus Rp 2.400 Triliun

Oleh karena itu, Amran meminta MUI untuk menunjuk satu pintu komunikasi yang terintegrasi sebagai upaya mempercepat koordinasi.

Dalam forum tersebut, ia juga memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat total produksi beras nasional periode Januari–Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton. Angka ini menandakan capaian terbaik sepanjang sejarah Indonesia.

Sementara itu, lembaga internasional, seperti United States Department of Agriculture (USDA) dan Food and Agriculture Organization (FAO), turut memproyeksikan prospek positif bagi produksi beras nasional.

USDA memperkirakan produksi beras pada 2024–2025 mencapai 34,6 juta ton, sedangkan FAO memproyeksikan peningkatan hingga 35,6 juta ton pada musim tanam 2025–2026.

Baca juga: FAO: Harga Pangan Dunia Naik ke Level Tertinggi 2 Tahun

Apresiasi dari MUI

Ketua Umum (Ketum) MUI Anwar Iskandar mengapresiasi langkah strategis Kementan yang dinilai sejalan dengan amanah kemandirian bangsa.

“Kemandirian mencakup ekonomi, pertanian, politik, dan lainnya. Apa yang dilakukan Pak Menteri Pertanian ini adalah bagian dari kemandirian itu,” ujarnya.

Anwar menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa. Menurutnya, Indonesia bisa menjadi negara maju bahkan superpower jika potensi ini dioptimalkan.

Lebih lanjut, Anwar menilai, program pertanian yang dijalankan Kementan merupakan bentuk rasa syukur atas karunia Allah SWT berupa potensi kekayaan alam Indonesia, yang harus dijaga melalui persatuan, kerukunan, dan sinergi ulama dengan pemerintah.

Kolaborasi ulama dan pemerintah diyakini menjadi fondasi penting dalam menghadapi krisis moral, memberantas mafia pangan, memperkuat ketahanan pangan, dan membawa Indonesia menuju kemandirian serta memosisikannya sebagai kekuatan besar dunia.

Baca juga: Layanan “Lapor Pak Amran”, Jalur Langsung Mentan Bongkar Mafia Pangan

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com