Wamentan Sudaryono Dorong Kolaborasi dan Transparansi untuk Wujudkan Kemandirian Pangan

Kompas.com - 10/11/2025, 19:54 WIB
DWN

Penulis

KOMPAS.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa kemandirian pangan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi lintas lembaga yang transparan dan berlandaskan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

“Ketahanan pangan bukan sekadar urusan teknis, tetapi pilar utama pembangunan nasional yang menentukan martabat bangsa,” ujar pria yang akrab disapa Mas Dar itu dalam kegiatan Hands-On Audit Training in Cross-Cutting Issues of Food Security yang diselenggarakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI di Bali, Senin (10/11/2025).

Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga audit, dan masyarakat dalam memperkuat sistem ketahanan pangan nasional yang akuntabel dan berpihak pada kesejahteraan petani.

“Presiden Prabowo Subianto selalu menegaskan bahwa pangan adalah kekuatan nasional. Bangsa yang mampu memberi makan rakyatnya adalah bangsa yang berdiri dengan kehormatan,” ucap Mas Dar.

Baca juga: Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim

Aksi nyata untuk petani

Mas Dar mengungkapkan bahwa dirinya sering menerima puluhan ribu pesan langsung dari petani melalui media sosial, yang menggambarkan berbagai kebutuhan di lapangan, mulai dari benih unggul, pasokan air irigasi, hingga ketersediaan pupuk dan stabilitas harga hasil panen.

“Begitu laporan ini sampai ke Presiden, beliau langsung memerintahkan untuk bertindak cepat. Pemerintah menambah volume pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton, menyederhanakan mekanisme distribusi, dan bahkan menurunkan harga pupuk bersubsidi sekitar 20 persen,” ungkapnya.

Pemerintah juga telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan jagung serta menugaskan badan usaha milik negara (BUMN) agar menyerap hasil panen petani sebagai langkah konkret menjaga stabilitas harga.

“Tahun ini Indonesia telah mencapai swasembada beras, jagung, dan gula untuk kebutuhan dalam negeri. Tidak ada lagi impor untuk konsumsi domestik,” tegas Mas Dar.

Ia menjelaskan bahwa peningkatan produksi pangan nasional ditempuh melalui dua strategi besar, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi.

Baca juga: Polisi: Penembakan Pengacara di Tanah Abang Berawal dari Sengketa Lahan

Intensifikasi dilakukan dengan meningkatkan produktivitas lahan eksisting melalui penggunaan benih unggul, pupuk berkualitas, dan perbaikan jaringan irigasi.

Sementara itu, ekstensifikasi dilakukan dengan membuka lahan baru, terutama di wilayah rawa potensial seperti Kalimantan dan Papua.

“Presiden berpikir jauh ke depan. Untuk memberi makan generasi 100 tahun mendatang, kita harus mulai menyiapkan 1,5 hingga 3 juta hektar (ha) lahan baru sejak sekarang,” jelas Mas Dar.

Ia menekankan bahwa pertanian merupakan keunggulan alami Indonesia yang didukung oleh iklim tropis, tanah subur, dan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh.

Mas Dar menilai, sektor tersebut berpotensi besar menjadi penggerak ekonomi sekaligus penyedia lapangan kerja berkelanjutan.

“Tidak banyak negara yang bisa menanam kelapa seperti Indonesia. Komoditas ini bisa menjadi kekuatan ekspor dan sumber nilai tambah yang besar bagi petani,” imbuhnya.

Baca juga: Ekspor Minyak Atsiri RI Tembus Rp 4,2 Triliun, Industri Dorong Kerja Sama Berkelanjutan

Peran audit dalam tata kelola pangan

Dalam kesempatan itu, Mas Dar menyoroti pentingnya peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai mitra strategis dalam memastikan tata kelola program pangan yang transparan dan efisien.

“Kami di Kementerian Pertanian (Kementan) sangat terbuka terhadap proses audit. Auditor adalah mitra kami dalam memperbaiki kebijakan dan memastikan program berjalan tepat sasaran,” katanya.

Mas Dar menegaskan bahwa audit tidak hanya berfungsi sebagai alat pengawasan, tetapi juga sebagai sarana perbaikan kebijakan dan penguatan transparansi publik.

“Kadang kami merasa sudah melakukan hal yang benar, tapi auditor membantu menunjukkan apa yang bisa diperbaiki. Audit bukan alat mencari kesalahan, melainkan sarana mencari solusi,” tambahnya.

Baca juga: Bos Pertamina Sebut BBM Bobibos Bukan Pesaing, Tetapi Peluang Kolaborasi

Sementara itu, Ketua BPK RI Isma Yatun menekankan bahwa kolaborasi antarnegara dan antar-lembaga audit sangat penting dalam memperkuat akuntabilitas sektor pangan.

“Pelatihan ini menjadi wadah bagi para auditor dari berbagai negara untuk berbagi metodologi, pengalaman, dan inovasi dalam mengaudit isu ketahanan pangan. Melalui kerja sama lintas negara, kita dapat memastikan bahwa program pangan dijalankan secara efisien dan berkeadilan,” ujar Isma.

Ia menambahkan, auditor kini tidak hanya berperan dalam pengawasan keuangan publik, tetapi juga dalam memberikan rekomendasi strategis yang dapat memperkuat kebijakan pemerintah di sektor pangan dan pertanian.

“Kompleksitas isu pangan membutuhkan kolaborasi, kepercayaan, dan pembelajaran berkelanjutan antarnegara serta antar-institusi. Auditor berperan penting untuk memastikan kebijakan pangan berkelanjutan dan berpihak kepada masyarakat,” jelas Isma.

Baca juga: Kemandirian Pangan Indonesia, Perempuan Tani HKTI Dorong Inklusivitas Pertanian

Menutup dengan semangat solusi

Menutup sambutannya, Mas Dar mengutip kisah sederhana tentang seorang ayah dan anak yang berusaha menyenangkan semua orang, tetapi akhirnya kehilangan keledainya.

“Pesan dari kisah itu sederhana: kita tidak bisa menyenangkan semua pihak. Tugas pemerintah adalah menuntaskan misi, bukan menghindari kritik. Kami di Kementan berkomitmen menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah,” tegasnya.

Mas Dar juga mengajak seluruh peserta pelatihan internasional untuk memperkuat kerja sama dan berbagi praktik terbaik dalam pengawasan serta tata kelola pangan.

“Mari bersama membangun dunia tanpa kelaparan, di mana petani sejahtera dan mandiri pangan,” pungkasnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com