Saat Amerika Krisis Pangan, Indonesia Justru Catat Rekor Surplus Beras dan Jagung

Kompas.com - 08/11/2025, 09:43 WIB
DWN

Penulis

KOMPAS.comKrisis pangan kini menghantam jantung negeri adidaya, Amerika Serikat (AS). Negara yang selama ini dikenal sebagai raksasa ekonomi dunia itu menghadapi situasi memprihatinkan: ribuan warganya harus mengantre panjang di depan food bank yang mulai kehabisan stok.

Kondisi tersebut terjadi sejak dihentikannya Program Bantuan Nutrisi Tambahan atau Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP), program anti-kelaparan terbesar di Amerika Serikat yang selama ini menjadi penopang bagi jutaan rumah tangga berpenghasilan rendah.

Seiring berakhirnya program itu, banyak food bank di berbagai wilayah kini kewalahan menghadapi lonjakan permintaan.

Rak-rak penyimpanan mulai kosong, sementara pasokan dari toko kelontong menurun akibat tekanan inflasi dan kebijakan tarif yang memukul sektor perdagangan. Warga penerima bantuan pun mengaku kini hanya bisa bergantung pada sisa stok yang semakin menipis.

Baca juga: Trump Serukan Uji Nuklir, AS Langsung Luncurkan Rudal Kiamat Minuteman III

Berbanding terbalik dengan kondisi di AS, Indonesia justru mencatat capaian gemilang di sektor pangan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional pada Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, naik 4,15 juta ton atau 13,54 persen dibanding periode yang sama pada 2024. Angka ini menjadi capaian tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Bahkan, stok beras di gudang Bulog mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, yakni 4,2 juta ton pada Juni 2025. Kondisi serupa juga terjadi pada produksi jagung nasional yang terus menunjukkan tren positif.

Hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) BPS mencatat, potensi produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen sepanjang Januari–Desember 2025 mencapai 16,55 juta ton, atau meningkat 1,41 juta ton (9,34 persen) dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga: Kata Zulhas ke Petani: Sejarah Baru Era Prabowo, Harga Pupuk Turun

Kerja nyata petani dan pemerintah

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan, capaian tersebut merupakan hasil kerja nyata seluruh pihak di sektor pertanian, mulai dari petani, penyuluh, hingga jajaran pemerintah daerah.

“Indonesia tidak hanya aman pangan, tapi juga surplus. Ini hasil gotong royong petani dan kerja keras seluruh pihak yang menjaga agar produksi terus meningkat,” ujar Amran dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (8/11/2025).

Menurutnya, sejumlah program strategis seperti percepatan tanam serentak, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta penguatan benih unggul menjadi fondasi penting dalam menjaga produktivitas di tengah tantangan perubahan iklim global.

Capaian ini menegaskan bahwa ketahanan pangan sejati tidak ditentukan oleh besarnya kekuatan ekonomi, melainkan oleh kemandirian dan keberpihakan terhadap petani.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tinjau Ulang Data Satgas PKH agar Tak Rugikan Petani Sawit

Ketika banyak negara maju berjuang menghadapi kelangkaan pangan, Indonesia justru mampu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan pokok. Inflasi pangan pun terjaga di level aman berkat pasokan yang melimpah.

“Kita harus bersyukur, karena di saat dunia resah karena pangan, Indonesia justru berjaya. Berkat gagasan Presiden RI Prabowo Subianto, kini produksi pangan kita naik, bahkan surplus. Kesejahteraan petani meningkat, dan yang paling penting, rakyat Indonesia tercukupi pangannya,” tutur Amran.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com