Mentan Ajak Penyuluh Kawal Swasembada Pangan: Indonesia Bisa Jadi Negara Superpower lewat Pertanian

Kompas.com - 06/11/2025, 22:06 WIB
I Jalaludin S,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia dapat menjadi negara superpower secara ekonomi melalui penguatan sektor pertanian.

“Tidak ada yang lebih menginginkan Indonesia maju dan berdaulat pangan selain kita sendiri. Pasarnya besar, potensinya besar. Oleh karena itu, kita harus bergerak. Kalau kita diam, sama saja kita membiarkan rakyat kita sengsara,” tegasnya dalam siaran pers. 

Dia mengatakan itu dalam pertemuan dengan para koordinator penyuluh dari seluruh provinsi di Indonesia di Kantor Pusat Kementerian Pertanian ( Kementan), Jakarta, Kamis (6/11/2025).

Terkait hal tersebut, Amran mengajak para penyuluh pertanian di seluruh Indonesia menjadi garda terdepan dalam mengawal terwujudnya swasembada pangan nasional.

Dia menekankan pentingnya peran penyuluh dalam memastikan distribusi pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan), serta sarana produksi pertanian lainnya agar tepat waktu dan tepat sasaran. 

Baca juga: Mentan Amran Sebut Harga Beras di 225 Daerah Sudah Turun

Amran juga menegaskan komitmennya untuk memberantas praktik mafia pupuk serta memastikan kebijakan pertanian berjalan bersih dan adil di lapangan.

“Penyuluh adalah pertahanan kita. Saya ingin Anda semua merasa terhormat karena jika saya menghormati Anda, seluruh provinsi akan menghormati Anda,” ujarnya.

Amran menambahkan, dia memahami betul perjuangan para penyuluh karena pernah berada di posisi yang sama.

“Saya paham sekali tugas dan perjuangan penyuluh, karena saya dulu juga pernah menjadi penyuluh. Bamun, saya ingin sekarang penyuluh merasa bangga. Kalian adalah ujung tombak kemajuan bangsa,” tuturnya.

Ajakan Mentan Amran mendapat sambutan positif dari para penyuluh yang hadir. 

Mereka menilai, perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan petani kini benar-benar terasa, terutama setelah harga pupuk bersubsidi turun hingga 20 persen dan harga gabah meningkat menjadi Rp 6.500 per kilogram (kg).

Baca juga: Deflasi Beras Tekan Inflasi Oktober 2025, Mentan Amran: Bukti Sinergi Lintas Sektor

Koordinator penyuluh dari Lampung Maria mengatakan, kebijakan pertanian di bawah kepemimpinan Mentan Amran berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas petani.

“Sekarang pupuk mudah didapat dan harganya turun, harga gabah naik, petani jadi bersemangat menanam dua hingga tiga kali setahun. Ini dampak nyata dari kebijakan yang pro-petani,” ujarnya.

Sementara itu, koordinator penyuluh asal Kalimantan Barat Heru Chandra mengaku bangga karena merasa dihargai secara langsung oleh Mentan Amran.

“Saya tidak menyangka bisa diterima langsung di ruangan Menteri. Saya merasa sangat dihormati,” ungkapnya. 

Heru menilai, hal paling penting dari kebijakan Mentan Amran adalah penurunan harga pupuk dan kenaikan harga gabah yang dirasakan petani di lapangan. 

Baca juga: Mentan Amran: Getarkan Dunia, Indonesia Capai Swasembada Pangan dalam Setahun

Hal senada disampaikan Omi Dwi Nurami, penyuluh dari Bengkulu. Ia menilai, perhatian Mentan Amran terhadap penyuluh sangat besar, terutama dengan rencana penarikan penyuluh ke pusat.

“Ini menegaskan bahwa penyuluh adalah garda terdepan swasembada pangan. Kami siap satu komando mendukung program nasional,” katanya.

 

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com