Perkuat Hilirisasi Perkebunan, Kementan Siapkan 10.000 Ha Lahan Kelapa di Maluku Utara

Kompas.com - 28/10/2025, 10:17 WIB
I Jalaludin S,
DWN

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, pemerintah berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani kelapa melalui hilirisasi industri dan menaikkan harga beli di tingkat petani.

Untuk itu, kata dia, pemerintah menyiapkan program pengembangan 10.000 hektar (ha) lahan kelapa di Maluku Utara (Malut) mulai 2026, yang akan dibagi di beberapa kabupaten.

Dukungan tersebut menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat hilirisasi komoditas perkebunan berbasis daerah.

“Bapak Presiden Prabowo Subianto menekankan agar pertanian kita tidak hanya berhenti di hulu. Petani harus merasakan langsung nilai tambah dari produk mereka,” ujar Amran dalam siaran persnya, Selasa (28/10/2025).

Amran mengatakan itu saat berkunjung ke pabrik pengolahan kelapa PT NICO, Halmahera Utara, Maluku Utara, Minggu (27/10/2025). 

Baca juga: Mentan Amran Lepas Ekspor Produk Kelapa Malut ke Tiongkok, Bukti Keberhasilan Hilirisasi Daerah

“Tidak cukup hanya tanam, produk kelapa harus kita olah dan jual dalam bentuk bernilai tinggi,” tegasnya.

Amran mencontohkan, ekspor produk olahan kelapa asal Malut kini telah menembus pasar China.

Produk seperti coconut milk, virgin coconut oil (VCO), dan arang tempurung hasil produksi pabrik lokal PT NICO menjadi bukti nyata bahwa hilirisasi bisa dilakukan dari tingkat desa. 

Selain itu, produk turunan lain, seperti tepung kelapa, santan kelapa, dan nata de coco juga telah menembus pasar Asia, Amerika, dan Eropa.

“Yang membanggakan, ekspor ini dari Malut. Ini tonggak sejarah, kita tidak lagi kirim bahan mentah, tapi produk jadi dari daerah,” ungkap Amran.

Namun, Amran menegaskan, hilirisasi tidak akan bermakna jika petani tidak menikmati nilai tambah yang adil dari hasil kebunnya.

Baca juga: Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan

“Sekarang harga kelapa butir di petani hanya Rp 2.000-3.000. Kita minta pelaku industri untuk menaikkan harga beli supaya petani untung,” katanya. 

Amran mengingatkan agar pengolahan tidak berhenti di pabrik, melainkan terus dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah.

“Kalau harga kelapa dinaikkan sedikit, saya bantu 10.000 ha untuk seluruh Malut,” ujarnya.

Amran menambahkan, nilai ekonomi kelapa dapat melonjak hingga 1000 persen bila diolah.

“Bayangkan, kelapa butir hanya Rp 3.000, tetapi kalau sudah jadi coconut milk atau coconut water, nilainya bisa Rp 40.000-50.000 per butir. Inilah pentingnya hilirisasi dan harga petani yang adil,” katanya.

Selain membuka pasar ekspor, hilirisasi juga memperkuat ekonomi lokal. Keberadaan pabrik pengolahan seperti PT NICO dan PT Dewa Coco disebut telah menyerap ribuan tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan petani di sekitar wilayah operasional.

Baca juga: Revitalisasi dan Bangun Pabrik Pupuk, Mentan: Anggaran Capai Rp 50 Triliun

“Perusahaan seperti ini harus kita jaga. Mereka membuka lapangan kerja dan menurunkan kemiskinan,” kata Amran.

Data Kementan menunjukkan, luas lahan kelapa di Malut mencapai 158.953 ha dengan potensi produksi lebih dari 1 miliar butir per tahun, dan sekitar 76 persen telah diserap industri pengolahan. 

Namun, Amran menilai masih ada ruang besar untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok dan memperluas ekspor produk turunan.

“Kami ingin Malut menjadi pusat hilirisasi kelapa Indonesia. Dari sini, kita buktikan bahwa desa-desa mampu menembus pasar dunia,” ungkapnya. 

Menurut Amran, kunci untuk mewujudkan hal tersebut adalah harga petani yang naik dan pertumbuhan industri yang berkeadilan agar semua pihak mendapatkan keuntungan.

Baca juga: Kementan Turunkan Harga Pupuk Subsidi 20 Persen, Petani Optimistis Sambut Musim Tanam

Motor ekonomi baru

Gubernur Malut Sherly Tjoanda mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap pengembangan komoditas kelapa di daerahnya. 

Ia menyebut program hilirisasi dan peningkatan harga beli kelapa akan menjadi motor ekonomi baru bagi provinsi kepulauan tersebut.

“Potensi kita luar biasa, lebih dari 150.000 ha kelapa produktif. Dengan dukungan 10.000 ha tambahan dan harga beli yang lebih baik, kesejahteraan petani pasti meningkat,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Halmahera Utara Piet Hein Babua mengucapkan terima kasih atas perhatian Amran terhadap Malut, khususnya Halmahera Utara. 

Dia mendukung penuh langkah Amran dalam mendorong hilirisasi perkebunan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kami sangat mengapresiasi langkah Pak Mentan. Inovasinya dalam meningkatkan level pertanian Indonesia kami dukung penuh,” ujar Piet. 

Baca juga: Capai Swasembada Pangan dalam 1 Tahun, Kementan Tuai Apresiasi Presiden Prabowo

Menurutnya, upaya Amran sejalan dengan kebijakan daerah untuk menyejahterakan petani. 

 

 

 

 

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com