Mentan Amran Lepas Ekspor Produk Kelapa Malut ke Tiongkok, Bukti Keberhasilan Hilirisasi Daerah

Kompas.com - 27/10/2025, 19:36 WIB
Tsabita Naja,
DWN

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor produk kelapa dari Maluku Utara ke Tiongkok di Kabupaten Halmahera Utara, Minggu (26/10/2025).

Produk yang diekspor mencakup berbagai olahan kelapa, seperti santan (coconut milk), minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO), dan turunannya, yang diproduksi oleh PT NICO di Halmahera Utara.

Langkah ini menjadi tonggak penting yang membuktikan keberhasilan hilirisasi kelapa hingga ke tingkat desa. Pasalnya, Indonesia tidak lagi mengirim bahan mentah, tetapi produk olahan.

Oleh karena itu, Amran mengapresiasi ekspor produk kelapa asal Malut ini dan menyebutnya sebagai langkah bersejarah yang dimulai dari daerah.

Baca juga: Mentan Bakal Setop Ekspor Kelapa Gelondongan ke Luar Negeri

Amran menegaskan bahwa hilirisasi industri kelapa merupakan kunci untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas perkebunan nasional.

Dengan mengolah kelapa menjadi produk bernilai tinggi, potensi ekonomi sektor ini diperkirakan mampu mencapai Rp 1.000 triliun per tahun.

“Saat ini ekspor kelapa kita bernilai sekitar Rp 24 triliun per tahun. Jika dihilirisasi secara maksimal, nilainya bisa melonjak hingga 50-100 kali lipat mencapai Rp 1.000 triliun atau lebih. Ini adalah visi besar Presiden yang sedang kami wujudkan,” ujar Amran dalam keterangan resminya, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, hilirisasi terbukti mampu meningkatkan nilai ekonomi kelapa secara signifikan.

Baca juga: Santan Jadi Favorit Warga China, Ekspor Kelapa Indonesia Meningkat

Amran mencontohkan, nilai kelapa mentah yang semula hanya Rp 3.000 per butir akan menjadi Rp 40.000 hingga Rp 50.000 jika diolah menjadi santan atau coconut water.

“Kenaikan ini sangat besar dan langsung berdampak pada kesejahteraan petani,” ucapnya.

Selain meningkatkan ekspor, industri pengolahan kelapa, seperti PT NICO dan PT Dewa Coco juga membuka lapangan kerja dan menggerakkan ekonomi lokal.

“Perusahaan seperti ini harus didukung karena mereka menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa,” tegas Amran.

Baca juga: Bank Dunia: Rendahnya Peluang Kerja Layak Generasi Muda di Indonesia

Hal tersebut menegaskan bahwa hilirisasi kelapa bukan sekadar soal ekspor, tetapi juga tentang membangun kemandirian ekonomi masyarakat. 

Amran pun optimistis bahwa model hilirisasi di Maluku Utara dapat menjadi contoh nasional. 

“Kita tidak boleh hanya menjual kopra. Ke depan, kita ekspor coconut milk, coconut chips, hingga coconut flour. Ini akan meningkatkan devisa dan menekan kemiskinan di pedesaan. Dari Maluku Utara, kita buktikan bahwa Indonesia mampu bersaing di pasar global,” tegasnya.

Baca juga: Hilirisasi Petanian, Mentan Sebut Ekspor Kelapa Bisa Rp 60 Triliun

Dukung produktivitas industri kelapa

Amran turut mengapresiasi peran Gubernur Malut Sherly Tjoanda dan pemerintah daerah (pemda) setempat yang mendukung penuh kebijakan hilirisasi kelapa di wilayah ini. 

“Terima kasih kepada semua pihak di Maluku Utara, mulai dari gubernur, bupati, hingga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang bersama-sama mendorong industrialisasi kelapa,” ujarnya.

Sebagai informasi, data Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa Maluku Utara memiliki 158.953 ha lahan kelapa produktif dengan produksi sekitar 1,02 miliar butir per tahun. Sebanyak 76 persen dari produksi ini telah diserap oleh industri hilir di provinsi tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Amran juga mengumumkan program pengembangan 10.000 hektare (ha) kebun kelapa baru di Maluku Utara pada 2026. 

Baca juga: 1.600 Hektar Kebun Kelapa di Kuala Selat Rusak Akibat Abrasi

“Di Halmahera Utara akan ada 5.000 ha, sisanya di kabupaten lain. Ini gratis untuk petani. Jika berhasil, kita akan tambah lagi,” tegasnya.

Amran menekankan bahwa pemerintah pusat akan berkomitmen mendukung petani kelapa melalui penyediaan bibit unggul, pupuk, dan akses permodalan. 

“Kami mendapat tambahan anggaran Rp 10 triliun untuk menyediakan bibit gratis bagi petani, termasuk di Maluku Utara,” ungkapnya.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com