Raih Posisi Menteri Terbaik Kedua di Survei SPIN, Mentan Amran Optimistis Capai Swasembada Pangan di Akhir 2025

Kompas.com - 17/10/2025, 20:29 WIB
Tsabita Naja,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa swasembada pangan bukan lagi cita-cita, tetapi target realistis yang akan tercapai pada akhir 2025.

“Insyaallah, tahun ini kita capai swasembada pangan. Tidak ada lagi impor beras,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/10/2025).

Amran menekankan komitmen kehadiran negara untuk petani dengan menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram, memastikan pupuk subsidi 100 persen tersalurkan, dan menjaga stok beras tertinggi dalam dua dekade terakhir.

Pernyataan optimistis tersebut disampaikan Amran saat menanggapi hasil survei publik terbaru yang menempatkan dirinya sebagai salah satu menteri dengan kinerja terbaik di Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Mentan Amran Pastikan Stok Pupuk Subsidi Aman meski Ada Kios Nakal

Berdasarkan survei terbaru dari Strategic and Political Insight Network (SPIN), Amran menempati peringkat kedua sebagai menteri berkinerja terbaik dengan tingkat apresiasi publik mencapai 67,3 persen.

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.600 responden di 38 provinsi pada 1–9 Oktober 2025 menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error kurang lebih 2,45 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei menempatkan Amran di klaster menteri berkinerja terbaik dengan selisih 0,2 persen dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’thi yang berada di posisi pertama dengan tingkat kepercayaan 67,5 persen.

Direktur Eksekutif SPIN Mawardin Sidik menjelaskan bahwa klaster tersebut terdiri dari para menteri yang berhasil menjalankan program prioritas secara nyata, komunikatif, dan capaiannya dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya di bidang pelayanan publik.

Baca juga: Apresiasi Kinerja Menteri, Presiden Prabowo: 10 Bulan Penuh Karya, Kerja, dan Prestasi

Posisi Amran di klaster itu menegaskan konsistensi kebijakan Kementerian Pertanian ( Kementan) yang berhasil menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Peningkatan daya beli dan kesejahteraan petani juga terbukti dari meningkatnya nilai tukar petani (NTP) pada September 2025 yang mencapai 124,36. Angka ini merupakan tertinggi dalam lima tahun terakhir. 

Selain itu, stok beras nasional juga tembus 4,2 juta ton, tertinggi sejak Badan Urusan Logistik (Bulog) berdiri.

Tingginya stok beras mendorong terjadinya deflasi beras 0,13 persen pada September 2025. Hal ini merupakan capaian pertama dalam lima tahun terakhir.

Baca juga: Mentan Sebut Stok Beras yang Mutunya Tak Layak Bisa untuk Pakan Ternak

Produksi beras nasional pada 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dan mendekati proyeksi lembaga internasional, seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan United States Department of Agriculture (USDA).

BPS memperkirakan produksi beras periode Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 29,47 juta ton.

USDA menyebut, produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton pada 2025, sementara prediksi FAO mencapai 35,6 juta ton pada masa tanam 2025/2026.

Angka produksi Januari–November 2025 ini tidak hanya melampaui capaian 2024, tetapi juga menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sebelumnya, capaian produksi beras nasional tertinggi tercatat pada 2022 sebesar 31,54 juta ton.

Baca juga: Produksi Beras Diproyeksi Tembus 34 Juta Ton, Mentan Yakin RI Swasembada Tahun Ini

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Lilik Sutiarso, menilai tren positif sektor pertanian membuktikan bahwa target swasembada pangan 2025 sudah di depan mata.

“Target swasembada pangan yang semula empat tahun kini dipercepat menjadi satu tahun oleh pemerintah. Produktivitas pertanian meningkat dan dukungan infrastruktur sudah menyeluruh,” kata Lilik.

Selain diapresiasi akademisi, sektor pertanian juga menuai apresiasi publik. Hal ini tercermin dari survei Litbang Kompas Oktober 2025 yang menyatakan 71,5 persen masyarakat puas terhadap kinerja Kementan.

Peneliti Litbang Kompas Agustina Purwanti menjelaskan, kepuasan publik muncul karena kebijakan pangan pemerintah dinilai efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Baca juga: Survei Litbang Kompas Ungkap Masalah Infrastruktur Jalan di Jateng, Apa Langkah Pemprov?

“Kepuasan responden terhadap kinerja Kementerian Pertanian di angka 71,5 persen. Ini karena banyak hal yang sudah dilakukan Kementan berkaitan dengan pangan yang memang diturunkan oleh program pemerintah,” ujarnya.

Dengan dukungan kebijakan yang terukur, peningkatan produksi yang berkelanjutan, serta kepercayaan publik yang tinggi, sektor pertanian di bawah kepemimpinan Amran menunjukkan kebangkitan.

Indonesia kini berada di ambang sejarah baru menuju swasembada pangan 2025 sekaligus meneguhkan kedaulatan pangan sebagai pilar kesejahteraan nasional.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com