KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pengembangan berbagai varietas tanaman akan terus dilakukan dari waktu ke waktu guna menghasilkan benih unggul yang berkualitas.
Amran mengungkapkan, benih yang berkualitas dapat meningkatkan mutu dan produktivitas tanaman pertanian, sehingga akselerasi perlu dilakukan untuk menemukan benih yang lebih baik.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan bahwa pihaknya harus mencari dan mengembangkan varietas- varietas unggul baru yang lebih tahan hama atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
“Hal ini diharapkan agar bisa berproduksi lebih banyak dan yang paling penting dapat dikembangkan sesuai arahan Bapak Mentan,” ungkap Andi Nur saat memberikan arahan pada Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Tahun 2024 di Surabaya, Rabu (15/4/2024).
Baca juga: Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis
Dalam arahannya, Andi Nur menyampaikan bahwa Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan dapat dilakukan kapanpun saat dibutuhkan, tidak perlu menunggu periode tertentu.
“Yang utama, tujuan untuk menghasilkan benih yang berkualitas dapat tercapai dan harus bisa berkelanjutan sehingga perlu dilakukan kolaborasi antara para pemilik varietas dengan para produsen benih atau pihak yang akan memproduksi benih. Jadi benihnya dapat bernilai secara ekonomis,” ucap Andi Nur melalui siaran persnya, Jumat (17/5/2024).
Sebagai informasi, Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan kali ini, mengusulkan 10 proposal calon varietas, di antaranya komoditas kakao, kelapa sawit, kelapa, sagu, dan tembakau. Masing-masing usulan ini, memiliki keunggulan dan spesifikasi yang dibutuhkan masyarakat petani atau pekebun saat ini.
Selain itu, Andi Nur juga mengungkapkan bahwa saat ini banyak jumlah varietas yang telah dilepas, namun kondisi perbenihannya masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca juga: Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi
“Salah satu contohnya, ketersediaan benih yang belum sebanding dengan jumlah kebutuhan benih untuk pengembangan maupun peremajaan. Menurut saya, ini perlu dioptimalkan kembali,” ujar Andi.
Seperti diketahui, pada1980, Kementerian Pertanian ( Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) telah melepas varietas unggul sebanyak 633 varietas, baik dalam bentuk varietas, klon, galur, lini murni, maupun hibrida. Varietas ini tersebar di 35 komoditas yang menjadi binaan Ditjenbun.
“Perlu dilakukan evaluasi terhadap varietas-varietas yang telah dilepas untuk mengetahui pengguna dan penerima manfaat bagi masyarakat atau petani dan pekebun. Apabila sudah dianggap tidak layak, perlu dilakukan pencabutan keputusan pelepasan varietasnya,” ucap Andi Nur.
Andi Nur menekankan untuk melakukan pengkajian ulang secara menyeluruh terhadap seluruh aturan yang mengatur tentang perbenihan perkebunan, mulai dari pencarian varietas unggul, pelepasan varietas, penetapan kebun induk, produksi benih, sampai pemasukan dan pengeluaran benih tanaman perkebunan.
Baca juga: Alokasi Pupuk Bersubsidi Berlimpah, Kementan Imbau Petani Segera Tebus
“Jangan setengah-setengah melakukan review ini agar hasilnya bisa maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat petani maupun pekebun,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, saat ini, pihaknya membutuhkan varietas-varietas unggul untuk pengembangan, seperti kebutuhan biji kakao yang sangat tinggi bagi sektor industri sehingga membutuhkan pasokan yang besar dan stabil.
“Untuk itu, dibutuhkan varietas kakao yang tahan hama dengan produktivitas yang tinggi, itulah salah satu usulan pelepasan varietas kakao yang diuji dalam sidang pelepasan varietas, begitupun dengan usulan dari komoditas yang lain,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, salah satu anggota Tim Pelepasan Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan Rasidin Azwar menyampaikan bahwa Tim TPV sudah bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi metode pelepasan varietas dengan tetap memperhatikan kebermanfaatan varietas bagi masyarakat petani atau pekebun.
Baca juga: Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Pengembangan Budi Daya dan Pascapanen Komoditas Pertanian Andi Muhammad Syakir mengatakan, perlu dilakukan evaluasi terhadap metode pengujian dalam pelepasan varietas.
Terlebih lagi, era saat ini memaksa semua sektor untuk serba cepat dengan tetap memperhatikan asas-asas pengujian demi kebermanfaatan bagi masyarakat petani maupun pekebun.
"Maka dari itu dibutuhkan metode serta inovasi baru dalam melakukan pelepasan varietas tanaman," ujarnya.